TEKNIK PENARIKAN SAMPEL METODE SEGMEN TERPADU SEMUA UNTUK SATU
(Oleh: SR. Pakpahan, SST) 
BAB I
PENDAHULUAN
Penemuan terbaru di bidang ilmu pengetahuan, telat di bidang ilmu statistik tentang penarikan sampel dari sekumpulan populasi objek yang diamatj, dari sang penemu selaku penulis karya ilmiah inj. 
Karya ilmiah terbaru ini diberi nama Teknik Penarikan Sampel Metode aSegmen Terpadu, Semua Untuk Satu. 
Mengingat Kebutuhan manusia akan keingintahuan yang tak terbatas terus berkembang, di sini penulis menemukan dan membuat suatu terobosan baru di bidang sains dan IPTEK melalui perstatistikan. Penemuan baru inj begitu penting untuk kelangsungan dan memberi kemudahan dalam pekerjaan statistik dalam pengumpulan data dan informasi, 
Teknik Penarikan Sampel Metode baru ini menggunakan teknik segmen terpadu, bahwa semua objek dalam populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel terpilih dengan bantuan pemilihan sampel sementara sebelum menentukan terpilihnya sampel tetap, dengan menggunakan rumus atau formula yang sangat praktis, sederhana, dan mudah diterapkan dalam kegiatan statistik. 
Teknik Penarikan Sampel Metode Segmen Terpadu, Semua Untuk Satu ini, berbeda dengan Teknik penarikan Sampel Metode Konvensonal yang menggunakan Tabel Angka Random (TAR), meski memilik perbedaan, namun diantara keduanya ada memiliki kesamaan
Penarikan sampel metode baru ini hanya menggunakan instrumen perhitungan berupa Interval, dan angka Random sampel pertama sehingga memudahkan perhitungan matematis, cepat mendapatkan hasil objek terpilih sebagai sampel tetap, sampel yang terpilih adalah berkualitas karena ke-representatif-annya dapat mewakili karakteristik populasinya, dan terkendali dalam proses penghitungan angka random sampel, dan dalam penggantian sampel terpilih bila sampel terpilih utama adalah non respon. 
BAB II
PENARIKAN SAMPEL DARI POPULASI SUATU WILAYAH/BLOK SENSUS
DENGAN METODE KONVENSIONAL
            Pekerjaan bidang perstatistikan yang dibebankan Negara diembankan kepada Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai instansi pemerintah pusat bersifat vertikal yang menangani penanganan perstatistikan di Indonesia terasa semakin lama semakin berat seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya zaman dan teknologi.
            Sebagaimana kita ketahui selama ini dalam teknik penarikan sampel model konvensi (model lama) yang mana prosedur pemilihan sampel pemilihan dari suatu populasi dilakukan dengan menentukan angka random pertama (R1) untuk sampel pemilihan pertama yang diambil dari Tabel Angka Random (TAR), kemudian angka R1 ini digunakan selanjutnya untuk mendapatkan angka R2 untuk sampel terpilih kedua dengan cara menambahkan besaran interval dari R1 ke R2, selanjutnya mendapatkan R3, R4, R5 dan seterusnya sampai terpilih seluruh sampel terpilih.
            Adapun Tabel Angka Acak (TAR) memuat angka angka acak dalam beberapa baris dan kolom (umumnya 35 baris, 25 kolom) yang siap dipakai/diambil untuk menarik sampel terpilih, dengan prosedur statistik sebagai berikut:
1.      Memilih secara acak satu angka random dari TAR yang terdapat pada lampiran 2 buku pedoman suatu survey yang diadakan BPS (seperti buku pedoman SUSENAS), angka random yang berguna untuk menentukan halaman TAR yang akan digunakan, bila didapat angka ganjil maka digunakan halaman 1 , dan bila yang di dapat angka random genap maka digunakan halaman 2.
2.      Pada TAR lembaran halaman yang di dapat, dipilih secara acak satu angka lagi dari TAR itu juga untuk menentukan Baris dalam TAR, angka acak tersebut harus lebih kecil atau sama dengan 35, bila di dapat angka yang lebih besar dari 35, maka di cari angka acak pada kolom yang sama pada baris berikutnya di bawahnya untuk mendapatkan Baris dalam TAR.
3.      Kemudian dipilih secara
random angka random untuk menentukan Kolom
dalam TAR yang mana angka yang didapat harus lebih kecil atau sama dengan 25.
Bila diperoleh angka yang lebih besar dari 25 maka dicari angka random pada
kolom yang sama pada baris berikutnya dibawahnya untuk mendapatkan Kolom dalam TAR.
4.      Dicatat angka random yang
terdapat pada lembaran TAR yang diperoleh tersebut berupa: halaman, baris dan kolom. Bila angka random yang diperoleh tersebut
lebih besar dari jumlah populasi usaha/perusahaan/rumahtangga yang ada, maka
dicari angka yang lebih kecil atau sama dengan yang terdapat pada kolom yang
sama pada baris berikutnya dibawahnya pada lembaran halaman TAR tersebut.
Adapaun tata cara teknik penarikan sampel dari populasi pada suatu
wilayah/blok Sensus, sub blok sensus, atau pada populasi rumah tangga terpilih
dalam suatu survey dengan menggunakan metode konvensional ini yang biasa
digunakan selama ini adalah:
1.      Melakukan
pendaftaran/listing usaha/perusahaan/rumahtangga di wilayah blok sensus
pendataan dengan cara mendaftar seluruh usaha/rumahtangga di masing masing segmen
yang ada di wilayah blok sensus tersebut secara biasa yang tersusun rapi dan
benar.
2.      Setelah
pendaftaran/listing usaha/perusahaan/rumahtangga telah dilakukan selesai, lalu
diperiksa keadaan daftar listing tersebut. Semua isian baris dan kolom sudah
harus diperiksa kebenarannya, konsistensi dan relevansi antar isian yang ada.
Jika masih ditemui kesalahan, maka harus di betulkan dahulu sebelum melakukan
pemilihan sampel.
3.      Untuk penarikan sampel,
dihitung terlebih dahulu Interval (Int) = jumlah populasi usaha/rumahtangga
pada daftar hasil listing dibagi
dengan jumlah sampel yang ada, hasil pembagian dibuat dalam angka desimal 2
angka di belakang koma.
4.      Menggunakan table TAR
untuk menentukan angka random pertama (R1) yang nilainya lebih kecil atau sama
dengan besarnya Interval (Int).
5.      Menggunakan angka Interval
(Int) tersebut untuk menghitung angka random berikutnya dalam memilih
usaha/rumah tangga terpilih berikutnya.
R2 = R1 + Int
R3 = R2 + Int, atau R3 = R1 + 2Int
R4 = R3 + Int, atau R4 = R1 + 3Int
…
Dan seterusnya, hingga:
Rn = Rn-1 + Int,  atau 
Rn = R1 + (n-1) Int
6.      Sesuai dengan angka random
terpilih tersebut, angka yang didapat dipakai untuk melingkari nomor urut
usaha/rumahtangga pada daftar listing dan di beri conteng (√), kemudian di
pindahkan nomor urut: bangunan bangunan fisik, bangunan sensus, dan nomor urut
usaha/rumahtangga yang terpilih (yang ada sebanyak jumlah sampel ke dalam
daftar sampel (DSRT)).
7.      Daftar hasil DSRT ini yang
sudah lengkap terisi seluruh sampel terpilih, ini merupakan dokumen yang siap
digunakan petugas lapangan (KSK) untuk melakukan pencacahan usaha/rumahtangga
terpilih seluruhnya tersebut di wilayah/blok sensusnya.
Berikut contoh
penarikan sampel dengan metode konvensional (model table TAR),  Tabel Angka Random (TAR) halaman 1 dan halaman
2 ada diberikan pada lampiran.
Contoh 1: (Lihat lampiran)
BAB III
TINGKAT KEREPRESENTATIFAN SAMPEL YANG
TERPILIH
Sekarang yang
menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut agar
KSK yang melakukan perbuatan menipu data sedemikian rupa tidak dapat berbuat
curang lagi, sebab undang undang perstatistikan yang berlaku yang ada sekarang
ini rasanya kurang kuat untuk menegakkan cara memperoleh data dari responden
yang baik dan benar, memang  data harus
diperoleh  dari hasil wawancara yang
jujur baik dari jawaban responden maupun dari isian petugas statistic (KSK)
tersebut.
Pertanyaan
yang timbul berikutnya adalah apakah sampel usaha/perusahaan/rumah tangga yang terpilih
itu, bila di datangi petugas BPS apakah sudah benar-benar representative yang
dapat mewakili karakteristik populasinya, sebab sia-sia kalau petugas yang
sudah capek mendatangai responden, tapi yang ia dapat tidak ada keterangan/data
untuk indicator yang dimaksud kurang sesuai dengan tujuan pendataan.  
Perlu
dipertanyakan juga bagaimana sebenarnya urutan masing-masing nomor urut
usaha/rumah tangga yang terpilih sebagai sampel terpilih yang disalin ke dalam
daftar sampel usaha/rumah tangga terpilih (DSRT) ?. 
Terfokus pada
perihal tersebut di atas, bila di telaah penarikan sampel yang di pandang dari
sudut kesalahan petugas (non sampling error) atau kesalahan teknik/metode
(sampling error), dengan memakai konsep, defenisi dan teknik penarikan sampel
selama ini ternyata ada di temui kelemahan dan kekurangannya bila hanya
menerapkan prosedur, tata cara teknik penarikan sampel dari suatu populasi
wilayah sensus atau sub blok sensus terpilih yang memakai Tabel Angka Random
(TAR), memang prosedur/tekniknya sudah baik dan benar nyata ada kebenarannya,
ada angka interval/jarak antar rumah tangga terpilih dan teknik cara
mendapatkan rumah tangga terpilih dapat dikatakan bersih (walaupun sebenarnya
belum bersih), masih ada di temui “polutan
data’’ akibat dari deviasi/penyimpangan penarikan sampel usaha/rumahtangga
tersebut.  Usaha/perusahaan/rumahtangga-rumahtangga
yang terpilih juga cara mendapatkannya cukup singkat, hanya dengan menambahkan
angka interval (Int) saja pada nomor urut rumah tangga terpilih sebelumnya (Ri-1).,
namun frekwensi (keseringan terpilihnya suatu usaha/rumah tangga yang terpilih
diantara keseluruhan sampel) tersebut hanya satu kali saja dalam satu kali
putaran pemilihan. 
Kurang
representatif bila suatu rumah tangga terpilih hanya satu kali saja dalam
proses perguliran/putaran pemilihan sampel bila dibandingkan dengan rumahtangga
yang terpilih frekwensinya ada beberapa kali (lebih dari satu kali) dari antara
keseluruhan sampel. Hal keseringan terpilih yang demikian ini menunjukkan bahwa
rumahtangga terpilih tersebut adalah benar benar representative dapat mewakili
karakteristik keseluruhan populasi rumah tangga di blok sensus tersebut. Lebih
representatif bila suatu rumahtangga terpilih 3 kali dibanding dengan ruamh
tangga lain yang terpilih hanya satu kali saja selama proses perguliran/putaran
pemilihan sampel bahkan dari rumah tangga lainnya yang tidak terpilih sama
sekali yang frekwensi terpilihnya sama dengan 0 (nol).
Dengan
demikian banyaknya frekwensi (keseringan terpilih) nya suatu usaha/rumah tangga
dalam proses putaran pemilihan sampel menentukan tingkat kerepresentatifan
rumah tangga tersebut sebagai sampel terpilih, meskipun terpilih lebih dari
satu kali, usaha/rumah tangga tersebut tetap di data (di cacah) hanya satu kali
saja.
Selama ini
prosedur teknik penarikan sampel yang dipakai hasilnya kurang memuat hasil yang
bersih (masih dirasakan adanya polutan data), untuk itu perlu di buat solusi
dengan menerapkan teknik penarikan sampel metode baru yang diusulkan penulis
agar hasil penarikan sampel lebih baik dan lebih bersih, polutan datanya
terhilang atau dengan kata lain metode baru ini berguna untuk memberi hasil
penarikan sampel yang benar benar bersih dan baru dan selalu baru  akibat dari kemurnian perbuatan metode penarikan
sampel tersebut, polutan datanya  sudah
tidak ada lagi.
Selanjutnya
dalam penarikan sampel metode konvensional, ada hal penggantian sampel
rumahtangga terpilih yang menggantikan rumah tangga terpilih utama di nomor
urut sampel rumah tangga terpilih tersebut yang disebabkan oleh karena suatu
alasan keadaaan rumah tangga terpilih utama tersebut tidak dapat di data (non
respon) , perlakuan penggantian sampel sudah cukup baik dan benar yaitu dengan
cara menggantikan rumah tangga terpilih utama tersebut dengan nomor urut rumah
tangga berikutnya yang terdekat dengan nomor urut rumah tangga non respon
tersebut yang ada di daftar hasil listing bangunan/rumah tangga sebagai rumah
tangga pengganti terpilihnya dilakukan sebanyak satu, dua atau tiga nomor urut
rumah tangga berikutnya (penggantian secara baris). 
Hal demikian
ini penggantian sampel juga di terapkan pada teknik penarikan sampel metode
baru yang penulis usulkan, Cuma bedanya bahwa rumah tangga terpilih utama yang
akan diganti bila nomor urutnya ganjil maka rumah tangga terpilih penggantinya
adalah satu, dua atau tiga nomor ganjil di bawah nomor urut rumah tangga
terpilih utama tersebut (penggantian secara deret), dan bila nomor urut rumah
tangga terpilih utama yang akan diganti tersebut adalah bernomor genap, maka
rumah tangga terpilih penggantinya adalah tiga nomor genap berikutnya yang
dibawah nomor urut rumah tangga terpilih utama tersebut (penggantian secara
deret) yang tertera di daftar listing.
BAB IV
TEKNIK PENARIKAN SAMPEL METODE SEGMEN
TERPADU SEMUA UNTUK SATU
            Masalah umum dalam
penarikan sampel dengan metode konvensional atau metode apapun yang dipakai,
masalahnya terletak pada penentuan besarnya angka sampel terpilih pertama (R1),
demikian juga bila di terapkan pada tekinik penarikan sampel metode segmen
terintegrasi ini. Penentuan besarnya R1 (sampel pertama) haruslah benar benar
tepat, karena R1 ini adalah sebagai awal mendapat sampel yang selanjutnya akan
dilakukan penarikan sampel berikutnya R2, R3, dan seterusnya dengan menambahkan
Interval penghitungan terhadap sampel terpilih sebelumnya. Segala galanya
prosedur metode statistic apapun yang dilakukan dalam penarikan sampel harus
berpusat pada nilai R1 ini. Masalah berikutnya yang ditemui dalam penarikan
sampel adalah menentukan tingkat kerepresentatifan sampel yang terpilih, apakah
responden yang sebagai sampel terpilih yang akan dikunjungi petugas BPS sudah
benar-benar akan representative yang akan dapat mewakili karakteristik seluruh
populasi dan akan dapat memberi kepuasan bagi petugas atas jawaban yang
diberinya?
            Sampel terpilih yang diperoleh dari sejumlah populasi
usaha/perusahaan/rumahtangga dalam suatu wilayah/blok sensus atau sentra
wilayah sensus adalah sampel dari hasil listing pendaftaran usaha/rumahtangga
dari suatu survey yang dipilih beberapa usaha/rumah tangga dengan memakai
prosedur statistic dimana usaha/rumahtangga yang terpilih tersebut keberadaannya
dapat mewakili karakteristik keseluruhan populasinya. Hasil penarikan sampel
yang di peroleh diharapkan adalah sampel yang benar benar representative / sangat
representative yang giliran berikutnya bila dilakukan pencacahan pada sampel
terpilih tersebut, maka akan dapat mencapai tujuan pendataan yang dimaksud yaitu
memperoleh nilai variable variable data yang diinginkan.
            Bila dengan memakai metode lama (konvensional) pada teknik
penarikan sampel yang menggunakan table TAR (table Angka Random) untuk
pemilihan R1 (sampel pertama) dirasakan sudah membosankan, tidak sesuai lagi
dengan perkembangan zaman dan teknologi sekarang ini, disamping cara
konvensional tersebut masih memuat unsur keacakan seolah olah ada unsur
kesengajaan “sembarangan” memilih sampel pertama, meskipun nyatanya hasil yang
di dapat melalui proses prosedur statistic yang baik dan benar yang telah
memenuhi tata cara /teknik yang berlaku, juga dirasakan pada waktu pencacahan
responden di lapangan akan timbul “rasa iri” di antara semua calon responden (semua
populasi masing masing memiliki kesempatan yang sama terpilih sebagai
responden/calon sampel terpilih) dalam suatu populasi
usaha/perusahaan/rumahtangga di blok sensus yang tertera pada daftar hasil
listing bangunan/rumahtangga.
            Tidak tertutup kemungkinan juga adanya kesalahan non
sampling error atau kesalahan petugas yang mendata dengan memberi angka angka
sembarangan yang tidak benar sumbernya atau 
akibat dari berbuat jahat “menipu data” dalam arti petugas pendata (KSK)
cenderung berbohong dengan memberi isian data yang tidak benar/bukan dari
jawaban responden, apalagi sewaktu pekerjaan pendaftaran atau listing
bangunan/rumahtangga, bila hasil listing sudah tidak benar dari responden di
lapangan (segmen yang tidak benar di blok sensus) maka ini akan berpengaruh
pada pekerjaan penarikan sampel, kemungkinan besar hasilnya adalah responden yang
sebagai sampel terpilih tidak akan lagi sebagai sampel yang representaif di
populasinya.
            Untuk menghindari hal hal seperti itu dan agar petugas
pendata (KSK) berbuat jujur memberi isian data dengan yang sebenarnya mendapat
data dari jawaban responden di lapangan, dan agar lebih mudah kegiatan mencacah
pada suatu survey, sudah selayaknya teknik penarikan sampel perlu diterapkan dengan
metode baru yang penulis usulkan ini, demi tercapainya sampel terpilih yang di
dapat adalah benar benar representatif bahkan sangat representaif mewakili
keseluruhan populasainya.
Meskipun
masing masing unit populasi memiliki kesempatan terpilih yang sama, dari
beberapa sampel yang terpilih dari polpulasinya, semua sampel tersebut tidak
boleh dianggap sama sama representative, tidak boleh dianggap masing-masing memiliki
tingkat  mewakili rumahtangga yang lain
adalah sama, tetapi pada masing masing usaha/rumah tangga yang akan dipilih ada
memiliki tingkat kerepresentatifan yang berbeda, rumah tangga si A yang
terpilih tiga kali memiliki tingkat representatifan yang lebih tinggi dari
rumahtangga si B yang terpilih hanya satu kali atau dari si C atau dari rumah
tangga lainnya yang tidak terpilih sama sekali dalam proses perputaran
pemilihan. Tigkat kerepresentatifan sampel terpilih ini ditentukan dari
keseringan (kerap kali) terpilihnya usaha/rumah tangga tersebut dalam proses perputaran
penarikan sampel yang dilakukan pada populasi tersebut.
            Dapat kita bayangkan bagaimana cara kita agar dapat
menentukan usaha/rumahtangga rumahtangga yang mana yang akan kita pilih dari
keseluruhan populasi mereka adalah sampel yang benar benar sangat
representative, sudahkah menurut kita bahwa sampel yang terpilih menurut teknik
penarikan sampel metode konvensional itu adalah benar benar representative,
bukankah sampel itu hanya terpilih lewat keacakan (kerandoman) saja, bukankah
lebih baik dengan memakai metode segmen terpadu ?, seandainya kita sama seperti
Tuhan, sudah pasti kita akan dapat menunjuk yang mana mana saja rumah tangga
yang benar benar sangat representative agar segera untuk kita cacah. Hanya
Tuhanlah yang Maha Tahu untuk memilih rumahtanga rumahtangga yang benar benar
sangat representative sebagai sampel terpilih utama kita.
Untuk
mendekati kebenaran menurut yang Tuhan berikan, maka penulis memberi metode
baru dalam teknik penarikan sampel yang diberi nama “teknik penarikan sampel metode segmen terpadu” bagi para pembaca. 
Perbedaaan
yang nyata metode baru ini dengan metode konvensional ada terletak pada besaran
sampel, bahwa pada metode baru ini ada penentuan besarnya ukuran sampel
sementara (Ss), sedangkan pada metode konvensional tidak ada ukuran besaran
sampel sementara.
Bila di
misalkan dalam suatu wilayah/blok sensus/sentra wilayah pendataan yang terdiri
dari muatan usaha/perusahaan/rumah tangga sebanyak P populasi, jika diambil
beberapa sampel terpilih dari populasi tersebut sebanyak S sampel, maka
prosedur statistic yang diperlukan dalam teknik penarikan sampel metode segmen terpadu
adalah tata cara teknik penarikan sampel pada suatu wilayah/blok Sensus, sub
blok sensus, atau pada populasi rumah tangga terpilih dalam suatu survey dengan
menggunakan metode baru ini yang digunakan 
adalah:
1       
Melakukan pendaftaran/listing usaha/rumahtangga di wilayah
blok sensus pendataan dengan cara mendaftar seluruh usaha/rumahtangga di masing
masing segmen yang ada di wilayah blok sensus tersebut secara TERPADU, tersusun
rapi dan benar sistematis.
2       
Setelah pendaftaran/listing usaha/rumah tangga telah
dilakukan selesai, lalu diperiksa keadaan daftar listing tersebut. Semua isian
baris dan kolom sudah harus diperiksa kebenarannya, konsistensi dan relevansi
antar isian yang ada. Jika masih ditemui kesalahan, maka harus di betulkan
dahulu sebelum melakukan pemilihan sampel.
a.      Untuk penarikan sampel,
dihitung terlebih dahulu Interval (Int) = jumlah populasi usaha/rumahtangga
pada daftar hasil listing dibagi dengan jumlah sampel yang ada, hasil pembagian
dibuat dalam angka decimal 2 angka di belakang koma. Di tetapkan nilai Interval
sebagai Int = P / S
b.      Dari jumlah populasi
ditentukan sebagai  P, dan jumlah sampel
(sampel tetap) ditentukan sebagai S, Dihitung Sampel sementara (Ss) dari sampel
tetap (S) untuk menentukan angka random pertama (R1) yang nilainya bebas. Dari
beberepa unit populasi (P), bila di ambil sampel tetap (S), maka terlebih dulu
melalui pengambilan sampel sementara, sebagai berikut:
Di tetapkan jumlah sampel sementara sebagai Ss = 2
(S-1)
c.       Di dapatkan nilai sampel
terpilih pertama R1 = P – (Ss –S)
d.      Menggunakan angka Interval
(Int) tersebut untuk menghitung angka random berikutnya dalam memilih
usaha/rumah tangga terpilih berikutnya.
Didapatkan nilai sampel terpilih kedua, R2 = R1 + Int
                            sampel terpilih
ketiga R3 = R2 + 2 Int
                            sampel terpilih
keempat R4 = R3 + 3 Int
 sampel terpilih
kelima R5 = R4 + 4 Int
e.      Dilakukan perguliran/perputaran
penarikan sampel yang berikutnya, sama halnya dari R1 hingga R5, bahwa:
Nilai sampel terpilih keenam, R6 = R1 – Int
         sampel
terpilih ketujuh, R7 = R6 + Int
         sampel
terpilih keselapan, R8 = R7 + 2 Int
         sampel
terpilih kesembilan, R9 = R8 + 3 Int
         sampel
terpilih kesepuluh, R10 = R9 + 4 Int
f.       
Dilakukan perguliran penarikan sampel yang berikutnya, sama
halnya dari R1 hingga R5 atau dari R6 hingga R10, bahwa:
Nilai sampel terpilih kesebelas, R11 = R1 – 2 Int
         sampel
terpilih kedua belas, R12 = R11 + Int
         sampel
terpilih ketiga belas, R13 = R12 + 2 Int
         sampel
terpilih keempat belas, R14 = R13 + 3 Int
         sampel
terpilih kelima belas, R15 = R14 + 4 Int
g.      Untuk putaran penarikan
sampel berikutnya, sama dengan tingkatan dari perputaran sebelumnya
h.      Atau secara umum di
tentukan rumus penarikan sampel, sebagai berikut:
                      
R1 = P – (Ss –S)
                      
R6,11,16, … = R1 – I (Int) ,  dimana i= 1,2,3, … dst
dan
                      
Rj = Rj-1  +
k (Int) , dimana j = 2,3,4,5,   7,8,9,10,
 …
                                                        
           k = 1,2,3,4 sesuai dengan urutan
perputaran  J
R2 = R1 + Int
R3 = R2 + 2 Int, 
R4 = R3 + 3 Int, 
R5 = R4 + 4 Int,
Dan dilanjutkan perputaran pemilihan sampel
berikutnya.
R6 = R1 – Int
 R7 = R6 + Int
R8 = R7 + 2 Int, 
R9 = R8 + 3 Int, 
R10 = R9 + 4 Int,
Dan seterusnya, hingga perputaran pemilihan sampel
berikutnya.
3       
 Sesuai dengan angka sampel
terpilih tersebut, angka yang didapat dipakai untuk melingkari nomor urut
usaha/rumahtangga pada daftar listing dan di beri conteng (√), kemudian di
pindahkan nomor urut: bangunan bangunan fisik, bangunan sensus, dan nomor urut
usaha/rumahtangga yang terpilih (yang ada sebanyak jumlah sampel ke dalam
daftar sampel (DSRT)).
4       
Daftar hasil DSRT ini yang sudah lengkap terisi seluruh
sampel terpilih, ini merupakan dokumen yang siap digunakan petugas lapangan
(KSK) untuk melakukan pencacahan usaha/rumahtangga terpilih seluruhnya tersebut
di wilayah/blok sensusnya.
Bahwa dalam pelaksanaan pendaftaran
bangunan/usaha/rumahtangga dalam 1 wilayah blok sensus wilayah tugas pendataan
listing, semua usaha/rumahtangga harus di daftar pada daftar listing dengan
nomor urut yang teratur menurut urutan segmen wilayahnya masing-masing. Pengaturan
urutan segmen harus dibuat sedemikian rupa bagaikan suatu rangkaian pendataan
listing bangunan/usaha/rumah tangga yang terpadu atau terintegrasi, untuk
listing usaha/perusahaan dalam 1 blok sensus atau 1 wilayah sentra usaha harus
dibatasi jumlah populasinya maksimal sebanyak 13 segmen yang  maksimal memuat 87 unit usaha/perusahaan,
sedangkan untuk listing rumah tangga dalam 1 wilayah blok sensus harus di
batasi populasinya maksimal sebanyak 14 segmen yang maksimal memuat 100 rumah
tangga.
Pendaftaran dengan segmen terpadu
yang di maksud adalah pendaftaran unit usaha/rumah tangga yang di lakukan
dengan prosedur statistic yang benar, pendaftaran di mulai dari segmen pertama 001
di awal atau depan pintu masuk wilayah blok sensus atau dari arah mata angin Barat
, lalu menuju ke utara terus berlanjut ke arah selatan hingga selesai ke 
arah Timur di nomor segmen terakhir di bagian akhir atau
belakang pintu/gerbang keluar wilayah blok sensus tersebut. Hal yang demikian
dilakukan agar tercapai keterpaduan satu kesatuan rangkaian susunan nomor urut
usaha/rumah tangga guna dipakai selanjutnya untuk memilih sampel nantinya yang
terpilih adalah sampel yang benar benar reprsentatif bahkan sangat representative,
setidak tidaknya rumus metode penarikan sampel metode baru yang diberikan dapat
berlaku untuk pemilihan sampel pertama R1 dan sampel sampel berikutnya Rn.
Sebagai penentu rangkaian susunan
nomor urut usaha/rumah tangga itu sudah terpadu satu kesatuan dalam suatu
segmen, diberikan penandanya pada satu unit usaha/rumah tangga saja di nomor
awal usaha/rumah tangga tersebut di segmennya yang ada di arah Timur dan atau satu
lagi di selatan, berapapun muatan usaha/rumah tangga dalam satu segmen.
Bila prosedur statistic dalam
pendaftaran dan penarikan sampel metode segmen terintegrasi ini telah
dilakukan, maka akan dapat memberi hasil berupa:
1.     
Adanya keterpaduan satu kesatuan seluruh unit usaha/rumah
tangga, masing-masing mempunyai peluang yang sama untuk terpilih dan masing
masing dianggap calon sampel yang memiliki tingkat ke representatifan yang sama
(keadaaan sementara sebelum saat di tarik sampel)
2.     
Sebagai penanda satu kesatuan seluruh unti usaha/rumah tangga
itu sudah terpadu, akan diberi tandanya pada sampel terpilih pertama R1 yang
terpilih nantinya di saaat dilakukan penarikan sampel. Di saat mendapatkan R1,
maka seluruh unit usaha/rumah tangga di katakan sudah terpadu dalam satu
kesatuan indicator statistic.
3.     
Keterpaduan satu kesatuan seluruh unit usaha/rumah tangga
inilah yanga akan dibuat menjadi dasar atau landasan untuk penarikan sampel,
dengan syarat jika pendaftaran belum mencapai keterpaduan satu kesatuan, maka
pengambilan sampel belum bisa di lakukan. Jika seluruh unit usaha/rumah tangga
yang di daftar dirasakan masih berserak belum bersatu satu kesatuan, maka dasar/landasan
untuk penarikan sampel belum ada di dapat.
Dalam melakukan penarikan sampel,
untuk mendapatkan sejumlah sampel tetap (S) yang terpilih dari beberapa sampel
sementara (Ss) dan pada sampel sementara yang terpilih itu ada terdapat
beberapa usaha/rumah tangga yang terpilih beberapa kali (frekwensi terpilih
lebih dari 1 kali). Unit usaha/rumah tangga yang terpilih beberapa kali ini
mengandung arti bahwa sampel tetap yang telah di peroleh adalah sampel yang
benar benar representative bahkan sangat representative bila di banding denga
unit usaha/ rumah tangga yang hanya terpilih satu kali saja atau bahkan dari
unit yang tidak terpilih sama sekali. Sampel-sampel yang terpilih dari
populasinya yang dapat terpilih beberapa kali dalam beberapa putaran pemilihan
sampel, hanya tergantung kepada jumlah populasi dan jumlah sampel yang di
perlukan dan juga tergantung kepada posedur statistic atau rumus penarikan
sampel yang di berikan.
Berikut contoh
teknik penarikan sampel metode segmen terpadu:
Contoh 2: (Lihat di
Lampiran)
| 
Dari contoh 2, diperoleh: 
Sampel terpilih R1 = R7 = R18 = nomor urut 390  | |
| 
Sampel terpilih R2 = R13 =nomor urut 23 | |
| 
Sampel terpilih R3 = R19 =nomor urut 90 | |
| 
Sampel terpilih R4 = nomor urut 190 | |
| 
Sampel terpilih R5 = R11 = R17 = nomor urut 323 | |
| 
Sampel terpilih R6 = R12 = nomor urut 357  | |
| 
Sampel terpilih R8 = nomor urut 57 | |
| 
Sampel terpilih R9 = nomor urut 157 | |
| 
Sampel terpilih R10 = R16 = R22 = nomor urut 290 | |
| 
Sampel terpilih R14 = nomor urut 123 | |
| 
Sampel terpilih R15 = R21 = nomor urut 257 | |
| 
Sampel terpilih R20 = nomor urut 223 
Maka orang orang yang terpilih sebanyak 12 orang untuk mengikuti
  perlombaan balap mobil tersebut adalah masing-masing dengan nomor urut: 
390, 23, 90, 190, 323,357, 57, 157, 290, 123, 257 dan 223 | |
Bilia dilihat tingkatan kerepresentatifan masing masing sampel terpilih
tersebut dapat dibuat dalam suatu table, sebagai berikut:
| 
No | 
Nomr urut Sampel tetap terpilih | 
Tingkat
  Kerepresentatifan | 
Jumlah sampel sementara terpilih | 
Keterangan | 
| 
1 | 
390, 323, 290 | 
Tingkat 1 | 
9 | 
Terpilih 3 kali | 
| 
2 | 
23, 90, 357, 257 | 
Tingkat 2 | 
8 | 
Terpilih 2 kali | 
| 
3 | 
190, 57, 157, 123, 223 | 
Tingkat 3 | 
5 | 
Terpilih 1 kali | 
| 
Jumlah | 
12 |  | 
22 |  | 
            Dari contoh 2 di atas
terlihat bahwa dari 5 kali putaran pemilihan sampel telah didapat beberapa
sampel terpilih:           
Sampel terpilih nomor urut
390, 323, 290 dengan tingkat kerepresentatifan tingkat 1 adalah sampel sampel
terpilih yang sangat representative bila dibanding dengan sampel nomor urut 23,
90, 357, 257 bahkan dibanding dengan nomor urut 190,57, 157,123, 223
Sampel
terpilih nomor urut 23, 90, 357, 257 dengan tingkat kerepresentatifan tingkat 2
adalah sampel sampel terpilih yang sangat representative bila dibanding dengan
sampel nomor urut 190, 57, 157,  123,
223.
Sampel
terpilih nomor urut 190, 57, 157, 123, 223 dengan tingkat kerepresentatifan
tingkat 3 adalah sampel sampel terpilih yang sangat representative bila
dibanding dengan nomor urut yang tidak terpilih sama sekali.
Contoh 3: (di
lampiran)
Dari contoh 3,  diperoleh:
| 
Sampel terpilih R1 = nomor urut 3 | ||||||||||||||||||||||||||||
| 
Sampel terpilih R2 = R9 = nomor urut 16 | ||||||||||||||||||||||||||||
| 
Sampel terpilih R3 = R6 = R10 =  nomor urut 36 | ||||||||||||||||||||||||||||
| 
Sampel terpilih R4 =
  nomor urut 23 | ||||||||||||||||||||||||||||
| 
Sampel terpilih R5 = R8 =
  nomor urut 29 | ||||||||||||||||||||||||||||
| 
Sampel terpilih R7 = nomor urut 9 
 
Bila dilihat tingkatan kerepresentatifan masing masing sampel terpilih
  tersebut dapat dibuat dalam  
suatu table, sebagai berikut: 
 | ||||||||||||||||||||||||||||
| 
Dari contoh 3 di atas terlihat bahwa dari 2 kali putaran
  pemilihan sampel telah didapat beberapa sampel terpilih, yaitu:       
Sampel terpilih nomor urut 36  terpilih 3 kali, yang menjadi sampel yang
  sangat representative karena sampel tersebut terpilih paling banyak (tiga kali terpilih).
  Sampel terpilih nomor urut 16, dan 29 terpilih dua kali, sedangkan sampel terpilih
  nomor urut 3, 23,9  masing masing
  terpilih satu kali. 
Contoh
  4: (ada di lampiran) 
BAB V 
PERBEDAAN DAN PERSAMAAN METODE
  KONVENSIONAL DENGAN  
METODE SEGMEN TERINTEGRASI DALAM
  PENARIKAN SAMPEL 
Penarikan sampel metode konvensional dengan metode segmen
  terintegrasi masing-masing antara keduanya memiliki perbedaan dan persamaan,
  Adapun persamaan kedua metode tersebut dapat diuraikan dalam table berikut
  ini: 
 | ||||||||||||||||||||||||||||
| 
Sedangkan persamaan metode konvensional dengan metode segmen
  terintegrasi yang dipakai untuk penarikan sampel adalah sebagai berikut: 
a.      masing masing metode
  memiliki penghitungan nilai Interval (Int) yang sama  yaitu sebesar jumlah populasi dibagi dengan
  jumlah sampel tetap atau Int = P/ S. | ||||||||||||||||||||||||||||
| 
b.      pada metode konvensional
  (table TAR), andaikan angka sampel pertama R1 yang terpilih adalah sama
  dengan nilai R1 yang pada metode segmen terpadu, maka seluruh sampel lainnya
  yang terpilih akan mempunyai nomor urut usaha/rumah tangga yang sama, baik
  pada metode konvensional maupun pada metode segmen terintegrasi semua untuk
  satu, namun demikian urutan nomor urut sampel terpilih akan berbeda pada
  masing masing kedua metode tersebut. 
Contoh metode konvensional yang R1 nya sama dengan R1  metode segmen terpadu diberikan pada contoh
  5.  
Contoh 5: (di lampiran) 
Pada contoh 5 yang
  diberikan terlihat bahwa semua sampel yang terpilih dengan metode
  konvensional memiliki nomor urut usaha/rumahtangga terpilih yang sama dengan
  contoh 3 yang memakai metode segmen terintegrasi yaitu 36, 3, 9, 16, 23, dan 29.
  Tetapi kedua metode tersebut memiliki urutan nomor urut sampel terpilih yang
  berbeda, bila menurut metode konvensional urutan sampel terpilih adalah nomor
  urut  36, 3, 9, 16, 23, dan 29,
  sedangkan bila menurut metode segmen terintegrasi urutan sampel terpilih
  adalah nomor urut 36, 3, 16, 23, 29 dan 9.  BAB VI KESIMPULAN Dalam pekerjaan penarikan sampel yang didapat dari suatu populasi usaha/rumah tangga yang dilakukan terhadap hasil pendaftaran bangunan/rumah tangga yang memungkinkan terpilihnya unit-unit sampel yang representative bahkan sangat representative adalah dengan memakai metode segmen terintegrasi, karena pemilihan sampel yang dilakukan untuk nilai sampel pertama R1 tidak secara acak (tidak sembarangan) tetapi memakai prosedur statistic yang sistimatis akibat dari sudah rapi tersusunnya keseluruhan nomor urut usaha/rumah tangga di masing-masing segmennya yang sudah terpadu/terintegrasi pula, demikian juga untuk pemilihan sampel sampel berikutnya. Pemilihan sampel (sampel tetap) yang dilakukan dengan metode segmen terpadu ini dilakukan melalui pemilihan sampel sementara terlebih dahulu, dalam keseluruhan sampel sementara itu semuanya adalah sampel tetap, dengan kata lain dari sampel sementara yang di dapat ada beberapa sampel yang terpilih beberapa kali dalam beberapa putaran pemilihan sampel yang dilakukandilakukan untuk mendapatkan Sampel terpilih yang tetap. Sampel yang terpilih beberapa kali ini (keseringan muncul terpilih) menunjukkan tingkat kerepresentatifan sampel usaha/rumah tangga dalam populasinya. Suatu usaha/rumahtangga yang terpilih tiga kali dalam seluruh putaran pemilihan sampel yang dilakukan memiliki tingkat kerepresentatifan yang lebih tinggi bila dibanding dengan usaha/rumah tangga yang terpilih hanya dua kali atau satu kali saja, bahkan sangat representative bila dibanding dengan usaha/rumah tangga yang tidak terpilih sama sekali. Penarikan sampel dengan memakai metode segmen terintegrasi ini, pemilihan usaha/rumah tangga terpilih dilakukan dalam beberapa kali putaran pemilihan sampel, tidak seperti pada model konvensional yang hanya memiliki satu kali perputaran pemilihan sampel saja. Keseluruhan nomor urut usaha/rumah tangga terpilih dari dalam daftar listing metode konvensional akan sama dengan nomor urut usaha/rumah tangga terpilih pada metode segmen terintegrasi bila hanya nilai sampel pertama R1 pada metode konvensional bernilai sama dengan salah satu nilai R pada metode segmen terpadu tersebut , tetapi urutan nomor urut sampel terpilih dalam daftar sampel usaha/rumah tangga terpilih (DSRT) adalah tidak sama pada kedua metode tersebut. Bila ada penggantian sampel oleh karena suatu alasan dari� usaha/rumah tangga tidak respon maka penggantian sampel dilakukan dengan ketentuan bila rumah tangga terpilih utama yang akan diganti bernomor urut ganjil maka rumah tangga terpilih penggantinya adalah satu, dua atau tiga nomor ganjil di bawah nomor urut rumah tangga terpilih utama tersebut (penggantian secara deret), dan bila nomor urut rumah tangga terpilih utama yang akan diganti tersebut bernomor genap, maka rumah tangga terpilih penggantinya adalah tiga nomor genap berikutnya yang dibawah nomor urut rumah tangga terpilih utama tersebut (penggantian secara deret) yang tertera di daftar listing. | ||||||||||||||||||||||||||||
| Lampiran-lampiran: Baris	Kolom 	(1-5)	(6-10)	(11-15)	(16-20)	(21-25)	(26-30)	(31-35)	(36-40) 1	88347	17286	78607	56395	57187	49184	28747	93067 2	57140	14727	84858	96891	08337	06006	76040	43189 3	74686	19219	00336	86883	08091	96975	99600	41765 4	68013	47831	62237	74722	43311	60190	71402	49379 5	57477	01083	54076	77307	26245	59383	27506	11435 6	89127	45794	03047	73555	87278	87625	39942	55841 7	26519	83872	10046	49016	05970	01984	35931	85044 8	48045	49132	75138	25685	41636	70667	40490	52848 9	22531	68140	13975	65441	93559	31206	83363	07989 10	84887	87900	00791	61499	53797	61331	80790	71516 11	72047	48575	21528	54526	84353	33201	68711	60202 12	19645	36289	93465	20199	19112	70685	93244	71864 13	46884	63010	30571	82783	56243	42667	26171	49649 14	92289	01728	65175	30663	96081	86740	29708	46615 15	87133	26124	14968	11719	39303	58438	45386	19563 16	66728	11287	19905	20395	79462	98550	44596	01662 17	56636	04443	52824	99026	11819	76162	30298	92028 18	42224	86999	72902	99394	64085	21825	24947	33337 19	14389	30953	45220	41383	09655	31034	68660	54083 20	17048	11974	16576	51277	39785	19552	26973	80023 21	97337	79867	34371	53896	45620	24155	86855	34738 22	46831	74781	56344	63419	36559	19287	61378	33382 23	03522	71406	64001	85922	75172	64592	45163	22801 24	48585	35386	97609	16065	97566	30677	11324	55655 25	91018	27021	61216	48095	66462	84802	77208	01767 26	98387	72577	04516	28437	54038	26162	91111	17775 27	90502	13519	65359	47759	59304	55141	39551	01590 28	47324	00186	11443	39140	24755	55372	61637	79151 29	54232	47656	58123	64142	92755	27102	33215	17953 30	99559	91771	51621	20072	79971	26908	68670	67839 Baris	Kolom 	(1-5)	(6-10)	(11-15)	(16-20)	(21-25)	(26-30)	(31-35)	(36-40) 1	92464	20056	63496	64061	06195	70867	37832	86602 2	58540	47993	65933	13119	16576	25364	10906	51206 3	88898	65733	18373	78892	24341	12280	67009	50987 4	78167	74307	03905	88126	95740	97961	60440	98192 5	22875	73547	99130	80611	42660	04045	25994	10346 6	74674	38342	64466	98538	32723	35731	01712	37082 7	56859	12171	81915	96707	28050	49110	55069	97448 8	43218	45568	26548	05255	15883	31279	51686	45070 9	54218	71356	37822	96265	20800	84564	72718	29809 10	00945	21564	43030	66126	25002	83709	26949	49924 11	68582	31723	13034	60726	28474	83505	98601	70082 12	93365	92065	50756	83029	23782	98565	31013	21007 13	26681	36280	12526	21962	93565	22734	01578	53496 14	42941	39947	11976	03156	53516	84577	91392	12460 15	07860	26503	94736	46714	73732	29422	76918	58177 16	63657	00575	12145	63068	93569	22021	52225	20307 17	31376	28063	61624	61037	51099	68774	07306	92779 18	34905	90837	52690	66096	77767	73929	39533	02812 19	43394	66951	47271	27861	88393	65397	98518	95029 20	20143	13512	62040	42077	08128	53822	20225	91090 21	79740	64093	10085	10324	28194	53926	75556	54002 22	90898	70845	23465	17565	38601	99625	30382	93851 23	45936	14624	86426	36011	73660	21123	03818	20006 24	92200	33140	67489	59724	90555	01993	89408	99182 25	38876	10143	57101	85524	87615	28059	61909	12243 26	50898	52666	12273	27512	67010	88794	67678	43218 27	63469	70231	73653	07153	11179	74136	20064	28755 28	15363	57774	05991	93685	14212	32807	85634	69032 29	89287	04273	91221	00628	62150	53166	38411	32106 30	05858	58791	02916	18968	05305	83839	91687	94702 | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar