PROGRAM PENDIDIKAN
KELUARGA BAHAGIA
PROGRAM ‘SPRB‘ BERDRIVER/MOMEN KOMPONEN ‘G-K-S-D’
MENAPAKI JALAN
KASIH KARUNIA MENUJU RUMAH TANGGA BAHAGIA TERBERKATI
TUHAN
(Oleh : SR.Pakpahan, SST)
PERENCANAAN
DWI FUNGSI RUMAH SEBAGAI RUMAH TANGGA DAN ‘GEREJA RUMAH’
Manusia
pertama Adam dan Hawa di tempatkan Allah mereka disisi Timur Taman Eden, disanalah
mereka menetap untuk berdiam mengusahakan dan membudi-dayakan segala Ciptaan
Allah untuk mereka kuasai dan taklukkan, bukan untuk mengeksploitasi,
memonopoli atau merusak alam semesta tetapi untuk diusahakan bagi kemakmuran tanah
bumi, bagi kesejahteraan semua mahluk, bagi kelestarian lingkungan alam dan
terjaminnya kelangsungan kehidupan di jagad raya.
Adam
dan Hawa telah dipersatukan Allah menjadi satu daging sebagai suami istri untuk
tujuan hidup dalam satu rumah tangga Rohani Sorgawi sebagai suami istri yang saling
mencintai dan mengasihi sebagaimana Allah adalah Kasih.
Sebelum
ada Hawa, Adam seorang diri saja mengelola semua ciptaan Tuhan dan memberi
nama-nama bagi setiap ciptaanNya yang dijumpainya.
Hidup seorang diri tidaklah gampang,
sebagai seorang pemuda atau pemudi yang berusia dewasa/akil balik akan
cenderung ingin mencari pasangan hidupnya. Seorang pemuda/pemudi yang dewasa
rohani harus menempa diri menjaga kelakukannya bersih, dimasa mudalah seorang
harus banyak belajar menerima masukan pengalaman hidup dari orang-orang tua
yang sudah berpengalaman. Pemuda/pemudi yang berada pada ambang pernikahan akan
banyak mengalami godaan dunia, punya keinginan yang harus dikendalikan. Dalam
memilih calon pasangan hidup sebaiknya bila ia sudah mempunyai pekerjaan dan
penghasilan, pendamping hidup yang dipilih pun sebaiknya yang seiman, baik
hati, berperilaku tidak sesonoh, jujur, tahu diri dan bijaksana. Seorang
laki-laki yang baik akan mendapatkan seorang perempuan yang baik pula, demikian
sebaliknya. Usia diambang pernikahan adalah usia masa transisi yang mana
geneologi kepribadian akan cepat bertumbuh apalagi organ seksual, tanda-tanda
seseorang diusia akil balik yang akan cenderung mencari calon pasangannya
adalah bila di kulit lengannya atau dikulit bagian tubuh lainnya ada
tanda-tanda butir merah sebagai tanda untuk pencarian pasangan hidup yang sepadan,
juga tanda adanya bibir berwarna merah delima ranum sebagai tanda matang siap untuk
hidup berdampingan dengan pasangannya.
Memasuki
ambang pernikahan adalah masa tersulit dalam memilih calon pasangan yang
sepadan sebab bila pasangan yang dipacarinya dan kelak dinikahi akan menjadi
pasangan hidupnya sampai tua dan sampai selama-lamanya sehidup semati dibumi
dan di langit Sorgawi. Seorang wanita yang mendapat seorang pria sebagai
suaminya yang harus ia hormati dan hargai, dan seorang pria yang mendapat seorang
wanita sebagai istrinya yang harus ia cintai, ia perhatikan dan kendalikan
dengan baik. Di ambang pernikahan itu ada sebuah ‘pintu’ yang harus mereka
lalui bersama dan harus memakai kunci bersama yang pas pula untuk membuka ‘pintu’
pernikahan itu agar mereka dapat memasuki rumah tangga idaman mereka. Memasuki
rumah tangga melewati ‘pintu’ pernikahan berarti suami istri siap mensiasati
setiap musuh yang ada di dalam, setiap musuh akan berusaha menghancurkan
sentra-sentra komunikasi atau hubungan suami istri, musuh tidak senang melihat
suami istri hidup rukun dan terjalin komunikasi yang baik. Memasuki ‘pintu’ pernikahan
tersebut juga berarti suami istri siap melayani setiap kawan/sahabat yang ada
di dalamnya apakah itu kerabat dekat, saudara handai tolan, anak-anaknya kelak atau
Tuhannya sebagai sahabat rohani atau Tuhan Jesus Kristus sebagai kepala rumah
tangganya yang kelak menerima layanan keluarga dari mereka.
Kebersamaan
dalam satu iman, satu hati, satu pikiran, satu rasa, seorang istri merasa bahwa
ia adalah berasal dari tulang rusuk suaminya, sudah sepantasnya ia memakai
tudung kepala sebagai tanda ia tunduk dan patuh kepada suaminya. Seorang suami
merasa bahwa ia mendapat penolong yang sepadan dengannya, sudah sepantasnya ia
mencintai istrinya. Kehormatan seorang istri adalah suami pertamanya yang harus
ia hargai dan hormati dan kegagahan seorang suami adalah istrinya yang harus ia
cintai. Buah hati sepasang suami istri adalah anak-anak mereka yang harus
mereka asuh, didik dan ajari dengan kasih sayang dan cinta yang tulus. Buah
hati, kegagahan dan kehormatan adalah perihal rohani yang harus terus dijaga
dan dikembangkan dalam membina rumah tangga.
Tidak
sedikit rumah tangga menjadi lemah fondasinya, tiang-tiang rumah tangga rapuh
karena perbuatan yang tidak senonoh oleh perilaku selingkuh seorang suami,
tidak sedikit rumah tangga mendapat celaan dan hinaan karena perbuatan tidak
senonoh oleh perilaku tidak terpuji sang istri, tidak sedikit rumah tangga
menjadi suram kacau karena anak-anak tidak patuh dan melawan orang tuanya.
Akibat
perbuatan Hawa yang tak senonoh ia melanggar perintah Allah, ia berkeinginan
menjadi sama seperti Allah, dosa hawa bukan karena godaan iblis, tetapi karena
niat hatinya yang jahat maka iblis datang menggoda dan merayu hawa untuk
mengambil dan memakan buah pengetahuan yang baik dan jahat, maka mereka (Adam
dan Hawa) harus terusir dari taman Eden dan kehidupan mereka akan banyak
mengalami kesusahan seperti tanah yang diusahakan Adam akan sulit digarap
karena kering, tandus dan bersemak-duri, dan hawa pun akan mengalami kesulitan disaat
melahirkan keturunannya. Itulah gambaran awal penyimpangan keluarga pertama
Adam dan Hawa yang telah bersalah dan berdosa tidak menjaga kegagahan dan
kehormatan rumah tangga mereka.
Sifat
kedagingan, mudah tergoda gemilangnya duniawi akan mudah merusak rumah tangga
dan dampaknya akan terasa bagi setiap langkah upaya dalam mencari penghasilan di
tempat kerja dan berdampak dalam mendapatkan rasa aman, nyaman dan tenang di
dalam rumah tangga. Mengembangkan manusia rohani adalah suatu upaya untuk tidak
memiliki sifat kedagingan, mengupayakan menghadirkan atmosfir penyembahan dalam
rumah tangga akan membuat suasana hati setiap penghuninya merasa hidup berguna
dan saling melayani terlebih melayani Tuhan, menghadirkan atmosfir penyembahan
di rumah tangga tersebut dapat berupa:
-
Melakukan
ibadah bersama dalam rumah tangga
-
Merenungkan
Firman Tuhan setiap saat sebagai pusat inti keseimbangan Firman Tuhan.
-
Melakukan
doa dan puasa
-
Menyuarakan
dengan nyaring Firman Tuhan dan janji-janjiNya
-
Menyanyikan
lagu-lagu pujian bagi Sorga Allah
-
Share,
berbagi cerita pengalaman hidup yang dijalani dalam keseharian dan menjadi
saksi Kristus
-
Menjadi
pelaku Firman Tuhan di setiap aktivitas diri di keseharian
-
Menyeimbangkan
hidup rohani dan kedagingan, menurut hukum Sorgawi keseimbangan yang dimaksud
bukanlah seperti 7 : 7 atau 8 : 8, tetapi yang seimbang dimaksud adalah seperti
keseimbangan 9 : 7 atau 10 : 8, artinya 9 atau 10 bagian untuk hal rohani dan 7
atau 8 bagian untuk hal kedagingan agar memperbanyak unsur rohani dan
mengurangi unsur kedagingan itulah keseimbangan hidup. Bila mengutamakan
segalanya unsur rohani seperti seorang pertapa adalah salah, juga bila mengutamakan
segalanya unsur sekuler/kedagingan seperti seorang konglomerat adalah salah.
Fungsi rumah dalam rumah tangga
menurut perkenanan Sorga Allah yang baik adalah bila rumah dalam rumah tangga
memiliki dua fungsi rumah, pertama rumah berfungsi sebagai rumah tangga tempat tinggal
untuk berkumpul dan berdiam bagi seluruh anggota rumah tangga, tempat untuk
berlindung dari gangguan cuaca buruk dan musuh, fungsi kedua dari rumah adalah
sebagai ‘gereja rumah’ tempat kecil untuk melakukan ibadah penyembahan Tuhan
Allah, dinamakan ‘gereja rumah’ mengingat adanya gereja jemaat yang lebih besar
yang tugas dan fungsinya lebih besar dari ‘gereja rumah’ gereja-gereja kecil
yang ada di masing-masing rumah tangga. Rumah dalam rumah tangga yang menerapkan
dwi fungsi ini akan sangat bermanfaat untuk mengurangi/menghilangkan kenakalan
atau kejahatan yang terjadi dalam rumah tersebut, disamping hadirnya atmosfir
penyembahan dan pengagungan Tuhan di rumah tangga. Bagaimana tidak, kalau kita
masuk ke dalam sebuah rumah dan terus melangkah lebih dalam lagi menuju dapur,
maka yang kita temui adalah keburukan atau kotor bila dibandingkan dengan di
depan ruang tamu atau di dekat pintu masuk depan yang lebih bersih dan baik,
sedangkan bila kita masuk ke dalam sebuah gereja atau rumah Tuhan lainnya dan
bila terus melangkah lebih dalam lagi menuju altar, maka yang kita temui adalah
kekudusan atau kesucian yang lebih bila dibandingkan dengan di dekat pintu
masuk depan yang kurang kudus. Bila dua keadaan ini diterapkan pada rumah dalam
rumah tangga, tentu dan pastilah celah-celah kesempatan bagi orang untuk
berbuat kejahatan atau pelanggaran 10 perintah Allah di dalam rumah tidak ada
lagi. Bila seseorang ingin mencuri barang yang ada di ruang depan yang pikirnya
ruangan itu bersih dan bila ia mengambil barang itu pemiliknya tidak akan tahu
dan ia tidak dicurigai, tetapi nyatanya ia keliru sebab keadaan fungsi rumah
yang sebagai tempat tinggal telah berubah di saat itu menjadi berfungsi ‘gereja
rumah’ bahwa yang kudus adalah di bagian lebih dalam (dapur), bukan di depan
dekat pintu masuk. Lalu seandainya bila orang itu ingin mencuri barang yang
terletak di dapur pada saat penghuni seisi rumah sedang melakukan ibadah
keluarga yang pikirnya keadaan dapur itu lebih bersih dan seorangpun tidak akan
ada yang tahu perbuatannya, padahal ia keliru sebab pada saat itu rumah/rumah
tangga itu telah berubah fungsi dari ‘gereja rumah’ menjadi rumah tempat
tinggal di bagian dapurlah yang lebih buruk dan kotor dibanding dengan yang di
ruang depan.
MENAPAKI
JALAN KASIH KARUNIA MENUJU RUMAH TANGGA BAHAGIA TERBERKATI TUHAN
Tidak
sedikit para pakar pendidikan dan psikolog atau para penulis terkenal telah
memberikan beberapa program pendidikan keluarga yang semuanya mengajarkan
norma-norma ahlak mulia dan budi pekerti luhur dalam keluarga dengan tujuan
membentuk rumah tangga yang bahagia, tetapi apakah sudah terberkati Tuhan ?.
Kali
ini penulis memberikan satu program pendidikan keluarga yang penulis beri nama Program ‘SPRB’ berdriver/momen komponen ‘G-K-S-D Akhir’ yaitu program bagi
keluarga yang ‘menapak jalan kasih
karunia menuju keluarga bahagia terberkati oleh Tuhan’, program ‘SPRB’ berdrive/momen komponen ‘G-K-S-D Akhir’ini singkatan dari kata:
SPRB = Sepuluh Pilar Rumah-tangga Bahagia
G-K-S-D
Akhir = G (Gerbang pagar) – K (Kunci rumah) – S (Sofa/tempat duduk) – D
Akhir (Dapur hingga bagian akhir rumah)
Ke-10
pilar rumah tangga bahagia terberkati Tuhan (SPRB) mau tidak mau harus diwujudkan dalam setiap rumah tangga dan
untuk mewujudkannya menyertakan driver/momen komponen G-K-S-D Akhir
agar lebih mudah, singkat dan pasti termonitoring dan terevaluasi perwujudan
rumah tangga bahagia yang terberkati oleh Tuhan.
Menapaki
jalan kasih karunia tidaklah sama dengan menapaki jalan lurus, jalan kasih
karunia tidak sama dengan jalan lurus. Bila menapaki jalan lurus adalah seperti
menapaki kilometer ke 1 – 2 – 3 – 4 dan seterusnya dan di depan mata tidak ada
rintangan/halangan, tetapi menapaki jalan kasih karunia adalah menapaki
kilometer ke 1 – 3 – 2 – 4 dan seterusnya, hal demikian diberlakukan karena
didepan mata ada rintangan/halangan yang harus dihindari dengan melakukan
menepi/menyimpang sedikit seperti dari ke-1 ke ke-3 bukan dari ke-1 ke ke-2.
Jalan kasih karunia lebih baik dan unggul daripada jalan lurus.
Zaman
sekarang zaman penuh kesukaran yang banyak ditemui rintangan dan kendala berupa
ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang harus diantisipasi sedini
mungkin oleh setiap rumah tangga. Rintangan di depan mata harus dihindari
dengan cara menepi/menyimpang ke kanan untuk menghindari terjadinya konflik
tubuh, ‘perang dingin’ atau konflik lainnya, untuk itu digunakan cara jalan
kasih karunia. Dengan menapaki jalan dari ke-1 ke ke-3 bukan dari ke-1 ke ke-2
berarti kita sudah memperoleh keunggulan awal yang seharusnya mencapai ke-2
dulu baru ke-3 tetapi nyatanya baru sekali melangkah sudah mencapai ke-3 dari 1
sepertinya juga mendapatkan suatu ‘bonus hidup’, begitu juga dari ke-2 ke ke-4.
Menapaki jalan dari ke-1 ke ke-3 sepertinya salah jalan tetapi benar, ini
adalah jalan yang dinamakan ‘salah ada
ada’ yang dibenarkan Tuhan dalam setiap rumah tangga agar rencana Tuhan
untuk menyatakan mujizatnya dapat terlaksana dan kemuliaan Tuhan kemudian
dinyatakan. Banyak fenomena kehidupan disisi apapun tidak terkecuali di rumah
tangga kerap menemui hal ‘salah ada ada’
yang sepertinya salah jalan, salah berbuat tapi nyatanya adalah dibenarkan
Tuhan berlangsung.
AGHT (Ancaman,
Gangguan, Hambatan dan Tantangan) dalam rumah tangga beragam jenisnya dan tak
akan habis-habisnya permasalahan dan persoalan selalu ada dalam rumah tangga.
Anugerah kasih karunia, Jesus Kristus Tuhan lah tempat sandaran hidup dan
pemberi jawaban pada setiap persoalan rumah tangga, Jesus Kristus adalah
anugerah kasih karunia yang paling terbesar diberi Allah bagi setiap pribadi, bagi setiap anggota
rumah tangga bahagia yang menjadikan Firman Tuhan sebagai pedoman hidup dan
acuan garis-garis besar haluan keluarga. Garis-garis Besar Haluan Keluarga
adalah aturan dan peraturan yang paling mendasar yang tidak tertulis yang
mengatur tata laksana rumah tangga agar harmonis dapat berjalan dan berlangsung
langgeng berkesinambungan, meskipun tidak tertulis GBHK tersebut namun efeknya
dapat kita rasakan dan wujudkan dalam program ‘SPRB’ ini.
Dalam
menciptakan suatu rumah tangga bahagia terberkati Tuhan, Ada 10 (sepuluh) Pilar Rumah-tangga Bahagia
(SPRB) yang harus di ketahui dan
dikembangkan bagi pembentukan 4 unsur kecerdasan manusia penghuni rumah tangga
yaitu kecerdasan perilaku, kecerdasan spirituil, kecerdasan emosional dan
kecerdasan intelektual IQ yang harus selalu
berkembang, yaitu:
1. Iman
dilambangkan bagai Dasar/Fondasi rumah tangga (Iman Trinitatis bagi pemeluk
agama Kristen)
Iman
adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala
sesuatu yang tidak kita lihat. Iman bertumbuh dari pendengaran dan pendengaran
akan Firman Tuhan. Oleh karena iman Nabi Abraham, ia rela berangkat
meninggalkan Urkasdim tanah leluhurnya berangkat menuju tanah Kanaan melalui
negeri Haran, ia berangkat tanpa ada perhitungan untung rugi, selamat atau
tidak, makmur atau melarat kelak disana, sebab ia beriman percaya kepada Firman
dan Perintah Tuhan. Banyak lagi saksi-saksi iman para pelaku Firman Tuhan yang
dapat diteladani oleh karena keulungan iman mereka yang tidak ada duanya dimuka
bumi, para saksi iman mau berani dan tangguh melaksanakan perintah Tuhan.
Sudah
sebaiknya ayah dan ibu dalam satu rumah tangga hidup dalam satu iman, sehingga
keturunannya pun mewarisi iman yang sama dari parental/orang tuanya. Harapan
ayah dan ibu untuk memiliki anak yang baik, jujur, cerdas, tahu diri, bijaksana,
patuh dan hormat pada orang tua, rajin membantu orang tua, mau bekerja ringan
di rumah membantu saudaranya, layaknya sebagai anak kebanggaan orang tua akan
mudah dicapai bila dilandasi iman yang benar dan kokoh. Harapan ayah dan ibu
serta anak anak akan terpenuhinya kebutuhan dan berkecukupan dalam rumah tangga
oleh karena cukupnya penghasilan akan mudah tercapai bila dilandasi oleh iman
yang benar dan kokoh. Tidak mesti dengan penghasilan yang banyak yang akan
dapat mencukupi kebutuhan/keperluan masing-masing pribadi sekeluarga, seberapa
besar pun penghasilan rumah tangga itu akan dirasa selalu kurang oleh karena
banyaknya ragam jenis kebutuhan, naiknya harga-harga, bertambah berkualitasnya
selera hidup, tetapi yang baik adalah cukupkanlah apa yang ada, cukupkanlah apa yang ada padamu bila
ada sedikit penghasilan maka dihemat dan dicukupkan dengan tidak merasa
kekurangan dan bila ada banyak penghasilan juga mesti dicukupkan dengan tidak
merasa berlebih mubazir dan tidak melakukan pengeluaran yang boros,
belanjakanlah penghasilan ke kebutuhan yang utama yaitu kebutuhan akan makanan
pokok.
2. Tiang
Rumah Tangga adalah seorang istri/ibu yang bijaksana
Seorang istri yang juga ibu bagi
anak-anak yang bijaksana adalah yang tahu mengatur baik segala kebutuhan rumah
tangga, ia akan membeli/menyediakan dan memberi selimut kepada anak-anaknya di
cuaca dingin dan memberi pakaian tipis kepada anak-anaknya di cuaca panas.
Seorang ibu bagi anak-anaknya tahu sedikit tentang pengobatan medis dan
menyediakan fasilitas P3K serta melakukan tindakan Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K) bila ada anggota rumah tangga yang sakit, ia akan segera
memberi pertolongan pertama pada si sakit sementara sebelum dibawa berobat ke
dokter/rumah sakit. Seorang ibu yang memberi kasih sayang yang tulus bagi
anak-anaknya, seorang ibu yang bijaksana bagi anak-anaknya adalah ibu yang mau
memberi ajaran dan didikan yang benar sesuai ajaran dan Firman Tuhan baik juga bagi
seluruh penghuni rumahnya. Seorang ibu yang bijaksana tahu mengatur segala isi
dan harta di rumah tangganya, sudah menjadi kewajiban seorang istri menjaga dan
melindungi harta suaminya hasil perolehan dari penghasilan suaminya supaya harta
itu tidak musnah, tetapi dapat berguna bagi hidup berumah tangga kelak dikemudian
hari, harta berguna bukan disaat sekarang ini tetapi harta berguna di saat masa
yang akan datang. Seorang ibu yang bijaksana akan segera ke ‘ladang’nya untuk
mencari dan mendapatkan makanan untuk anak-anaknya yang sedang kelaparan, atau
ia akan segera mencari kebutuhan lain yang diperlukan anggota keluarganya yang
sedang sangat membutuhkannya.
3. Mengasihi
dan mencintai sesama penghuni rumah dilambangkan bagai Tangga rumah tangga
Sebuah rumah tangga yang kokoh
tidak dilihat dari megahnya bangunan rumah yang berdiri, tetapi rumah tangga
yang kokoh dilihat dari kemampuan setiap anggota rumah tangga untuk
merubah/menjadikan rumah menjadi ‘rumah tangga’ dan atau ‘gereja rumah’, sebab
sebuah rumah belum tentu dikatakan adalah sebuah rumah tangga dan sebuah rumah
tangga belum tentu berdiam di dalam sebuah rumah, apalagi bagi sebuah ‘gereja
rumah’.
Tidak sedikit rumah tangga yang
anggotanya tercerai berai lari keluar rumah meninggalkan rumah karena suasana
‘perang’ tidak damai dan tidak menemukan dan merasakan kasih sayang dan cinta
di dalam rumah tangga lagi. Tidak sedikit anggota rumah tangga yang gagal
mencapai kesuksesan dan gugur mencapai prestasi gemilang karena ‘tangga’ dalam
rumah tangga itu tidak ada lagi atau kasih dan cinta tidak ada lagi dalam rumah
dan karena ia merasa hanya hidup seorang diri saja ketika menaiki anak tangga dan
memutar kunci rumah untuk masuk ternyata tidak ada didalam rumah seorangpun
yang memberi cinta dan kasih sayang serta memberi pengertian yang tulus. Ajaran
dan didikan yang benar sesuai ajaran Firman Tuhan dari seorang ayah untuk diberi
bagi anak-anaknya dan cinta kasih sayang yang tulus dari seorang ibu untuk
anak-anaknya sepertinya menaiki anak tangga demi anak tangga secara terus
menerus dari bawah hingga ke atas, ajaran demi ajaran, didikan demi didikan dan
kasih sayang yang lebih besar sangat dibutuhkan setiap penghuni rumah terlebih
bagi anak-anak yang diberi orang tuanya, anak-anak juga membutuhkan pengertian
dan perhatian dari setiap orang tua agar anak-anak menjadi penurut dan patuh
pada orang tuanya.
Tuhan adalah Kasih, Tuhan
mengajarkan agar setiap kita lebih utama mengasihi Tuhan Allah dan kemudian baru
mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri, dengan memperlakukan sesama
seperti diri sendiri adalah awal dari suatu pemberian pengorbanan. Setiap kasih
dan cinta membutuhkan dan memberi pengorbanan. Kasih yang tulus menghilangkan
rasa takut dalam diri setiap anggota rumah tangga dalam keseharian di dalam
rumah, dalam hati setiap pelaku kasih tidak akan ada orang yang menghajarnya
atau menghukumnya sebab kasih adalah buah Roh yang mewujudkan hidup tenang, nyaman,
aman, damai sejahtera dan oleh kasih maka banyak pelanggaran-pelanggaran dan
dosa di dalam rumah tangga akan tertutupi. Kasih tidak dapat dihukum dan kasih
menutup banyak sekali pelanggaran dan dosa.
4. Nafas
rumah tangga adalah Doa/ibadah bersama
Orang lain siapapun tamu yang
datang ke rumah maka semua anggota rumah tangga menerimanya dan menghembuskan
nafas, puji Tuhan Haleluya, mari para tamu bersama membuat suasana hidup saling
membangun dan membuat rumah seperti di rumah masing-masing. Dan siapapun yang
pergi dari rumah, semua penghuninya akan merelakan ia berangkat dengan selamat sampai
ke tujuannya dan semua anggota rumah tangga yang ditinggalkan menarik nafas,
puji Tuhan Haleluya, Mari beri bekal dan fasilitas yang cukup bagi yang
berangkat dan sertai dengan doa agar ia selamat sampai ke tujuannya dan kembali
pulang dengan selamat pula.
Pergi pagi pulang petang, manusia
berjuang mencari nafkah mencari rezeki sesuap makanan untuk dapat melanjutkan
hidup, kepala rumah tangga sang ayah bekerja dari pagi hingga petang mencari
‘sesuap nasi’ terlebih mendapatkan hasil berupa hal rohani ‘mulia’ untuk dibawa
pulang menghidupi seisi rumahnya. Manusia hidup bukan dari makanan saja, tetapi
manusia hidup dari setiap Firman Tuhan. Manusia rohani menjadikan doa sebagai
nafas hidupnya, rumah tangga yang terberkati Tuhan menjadikan doa dan ibadah
sebagai nafas hidupnya. Doa adalah nafas hidup bagi setiap anggota rumah tangga,
dengan doa akan mendekatkan hubungan dengan Tuhan di Sorga, Sorga itu tidak
jauh letaknya hanya sejauh doa saja. Doa yang dipanjatkan akan bermanfaat
menguatkan hati akan adanya penyertaan Tuhan di keseharian dalam hidup berumah
tangga, ibadah yang dilakukan dalam rumah tangga akan bermanfaat dalam segala
hal baik disaat sekarang maupun dimasa yang akan datang. Baik dalam duka maupun
suka dengan selalu berdoa dan beribadah keluarga kepada Tuhan akan membuat setiap
anggota rumah tangga merasa disertai Tuhan , merasa tidak ada yang perlu ditakuti
dan dikuatirkan dalam hidup ini dan merasa mendapat kekuatan hidup selalu baru dan
diberi berkat panjang umur terlebih bagi anak anak.
5. Firman
Tuhan dilambangkan bagai Tata laksana rumah tangga
Berlangsungnya rumah tangga
adalah atas kebijaksanaan dan keputusan dari kepala rumah tangga, dan kepala
rumah tangga yang baik adalah yang mau sadar dan mengakui bahwa keputusannya
itu adalah keputusan dari Jesus Kristus Tuhan. Kepala rumah tangga mau
menghidupi seluruh anggota rumah tangganya atas dasar Firman Tuhan, semua
anggota rumah tangga merasa terlindungi dan hidup oleh karena Firman Tuhan,
Firman Tuhan adalah santapan yang baka , Firman Tuhan adalah harta yang baka,
Firman Tuhanlah yang menguduskan rumah tangga, Firman Tuhanlah sumber kekuatan
bagi setiap anggota rumah tangga, Firman Tuhanlah sebagai pedoman dan tuntunan
hidup setiap anggota rumah tangga, Firman Tuhan sebagai suluh bagi kaki dan
sebagai terang bagi jalan hidup.
Menjadikan
Firman Tuhan sebagai kesukaan dalam hidup dengan merenungkanNya siang dan malam
oleh setiap anggota rumah tangga dan suka mencari Tuhan membuat suasana rumah
tangga lebih rohani dan hadirnya atmosfir penyembahan dan pengagungan Tuhan di
rumah tangga. Setiap ada persoalan atau sesuatu hal dalam rumah tangga selalu
merujuk pada Firman Tuhan dan dari Firman Tuhan lah akan memberi solusinya. Kehebatan
pribadi seseorang bukan dilihat dari bagaimana ia dapat mengatasi setiap
persoalan atau permasalahan yang ada, tetapi dilihat dari bagaimana ia
mensikapi setiap persoalan dan permasalahan tersebut, setiap permasalahan yang
ada dalam rumah tangga harus di hadapi dan diselesaikan bukan pada permasalahan
tersebut tetapi penyelesaian pada apa yang menyebabkan permasalahan tersebut.
Tidak sedikit persoalan rumah tangga bertahun tahun
tidak terselesaikan karena tidak didasari oleh Firman Tuhan dan tidak
menjadikan Tuhan sebagai andalan utama sebagai pemberi jalan keluarnya. Mujizat
Tuhan masih nyata ada memberi jalan keluar bagi persoalan hidup dari yang
bermasalah, mujizat penyembuhan masih ada bagi yang sakit, Tuhan memberi
mujizat teraihnya prestasi yang gemilang bagi siapa yang memintanya,
terkabulnya impian besar berkat adanya penyertaan Tuhan. Rancangan Tuhan bagi
setiap rumah tangga adalah rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan celaka,
bila tiba saatnya rancangan Tuhan akan indah pada waktunya memberi suka cita,
damai sejahtera dan keselamatan
hidup. Menjalankan rumah tangga bersama
Jesus Kristus Tuhan sebagai Kepala rumah tangga yang memberi tuntunan dan
terobosan demi terobasan untuk menggapai impian besar rumah tangga akan semakin
mudah tercapai bila dibanding tanpa adanya penyertaan Tuhan. Jesus Kristus
Tuhan adalah Firman Yang Hidup yang memberi jalan, kebenaran dan hidup bagi
setiap jiwa yang memohon kepadaNya. Kelak kegelapan dalam rumah tangga tidak
akan ada lagi dan kegelapan apapun tidak akan mampu menguasai terang Firman
Tuhan di setiap rumah tangga yang selalu bersandar pada Sabda Firman Tuhan.
6. Cakrawala
rumah tangga adalah penghuninya yang sehat
Pembatas kehidupan yang di bawah
dan kehidupan yang di atas adalah cakrawala atau langit. Penghuni rumah tangga yang
setiap anggotanya yang sehat walaifat sehat jasmani dan rohani adalah bagaikan
bintang-bintang dan bulan yang bersinar di malam hari menghiasi langit malam
memberi cahaya terang bagi semua mahluk di bumi. Anggota rumah tangga yang
sakit akan tak berdaya guna dalam turut mengembangkan rumah tangga yang
harmonis, akan dirasa tidak aman dan nyaman bagi saudaranya atau anggota rumah
tangga yang lain. Bagaimana dapat menatap cemerlang indahnya langit biru di
siang hari dan indahnya langit malam berhiaskan bintang-bintang bila semua
anggota rumah tangga sakit-sakitan. Bagaimana seorang kepala rumah tangga dapat
mencukupi kebutuhan rumah tangga bila ia sakit-sakitan. Kesehatan adalah harta
yang paling utama dan terutama dalam rumah tangga. Kesehatan dapat dicapai bila
menerapkan budaya bersih-bersih, mengasup konsumsi makanan yang bergizi, tidak
sembarangan mengudap makanan diluaran, tidak mengkonsumsi obat-obat
terlarang/narkoba/minuman keras, tidak merokok, tidak terlibat seks bebas, melakukan
olah raga yang teratur dan tidur yang cukup dan berkualitas.
Untuk sehat jasmani, di lingkungan
alam semesta ini ada memuat unsur-unsur Yin dan Yang, ‘Yin’ adalah unsur-unsur
yang buruk dan ‘Yang’ adalah unsur-unsur yang baik, begitu juga di dalam tubuh
manusia ada unsur-unsur Yin dan Yang. Bila asa unsur Yin (buruk) maka harus
segera diatasi dan dihindari jangan sampai mengganggu kesehatan, Bila ada unsur
Yang (baik) maka harus segera diterima dan dikembangkan untuk kesehatan yang
lebih prima. Bila bersahabat dengan alam maka alampun akan cenderung memberi
unsur-unsur Yang (baik) dalam hidup, tetapi bila merusak alam maka alampun akan
memberi unsur-unsur Yin (buruk) bagi kehidupan, kesehatan yang diperoleh dari
alam secara natural dapat diperoleh dengan menikmati keindahan alam yang
bersahabat di daerah pedesaan yang udaranya masih bersih belum tercemar/kontaminasi
polutan, sebab dalam keindahan seni alam semesta memuat kesempurnaan unsur-unsur
energi halus positif yang dapat meningkatkan stamina tubuh dan menangkal setiap
unsur-unsur perusak dalam tubuh, jadi tidak perlu bersusah susah lagi menghabiskan
uang untuk pergi berobat ke dokter.
Rasa aman, nyaman dan sehat walafiat
setiap anggota rumah tangga selain dapat diperoleh dari alam juga dapat
diperoleh dari lembaga/perusahan yang memberi layanan jaminaan asuransi adanya
pemberian proteksi dan perlindungan terhadap kesehatan, kecelakaan atau
meningal dunia bila terjadi tanpa diduga sebelumnya. Pelayanan kesehatan dari
perusahaan atau institusi asuransi ini adalah berbayar dengan membayar premi
secara rutin atas polis yang sudah dibeli maka setiap keluarga yang anggotanya
tertanggung akan mendapatkan layanan asuransi kesehatan, untuk itu rumah tangga
perlu mengadakan perencanaan keuangan keluarga agar dapat menjadi nasabah dari
suatu perusahaan pemberi layanan asuransi kesehatan.
7.
Perbendaharaan langit dilambangkan
bagai Keuangan dan perencanaan keuangan rumah tangga dalam kemampuan menyimpan/menginvestasikan
uang
Kebiasaan orang israel adalah hati
mereka yang kasih, mereka suka memberi kepada orang lain yang membutuhkan
sesuatu, orang israel tidak pernah meminjam sesuatu dari orang lain tetapi
merekalah yang memberi pinjaman baik itu barang maupun uang untuk dipinjamkan
dan mereka tidak mengharap balasannya atau dikembalikan barang/uang yang
dipinjamkan tersebut. Soal pinjam meminjam adalah lumrah, tetapi alanglah
ironisnya bila untuk berobat saja harus memakai biaya pinjaman dari orang lain
gara-gara tidak adanya uang simpanan, padahal kesehatan itu adalah harta yang
paling utama, sementara yang perlu diobati adalah ‘harta’ yang sakit itu juga.
Harta mengobati ‘harta’ tentulah pasti banyak mengalami kerugian dengan membayar
bunga atas uang yang dipinjamkan.
Tidak sedikit rumah tangga yang
tidak mampu menyisihkan sebagian penghasilan rumah tangga untuk disimpan atau
di investasikan guna mengantisipasi kebutuhan dimasa depan seperti untuk dana
masa tua atau pensiun, dana pendidikan anak atau kebutuhan sekolah lainnya bagi
anak-anak, dana usaha setelah pensiun atau sebagai dana darurat.
Perencanaan keuangan rumah tangga
yang baik adalah memperhatikan seberapa besar penghasilan rumah tangga jangan
sampai ‘lebih besar pasak dari tiang’, artinya jangan sampai lebih besar
pengeluaran dari penghasilan rumah tangga, dengan begitu akan ada sisa uang
yang berlebih untuk dapat disimpan atau diinvestasikan. Belajar hemat, mencukupkan
apa yang ada, jangan membuat pembelanjaan yang tidak bermanfaat, sebisa mungkin
mengendalikan nafsu keinginan memuaskan kedagingan, penuhi apa yang perlu untuk kebutuhan tetapi bukan perlu untuk
keinginan, berusaha untuk lebih menuju pengembangan manusia rohani yang
menyeimbangkan kebutuhan daging dan kebutuhan rohani. Bila keseimbangan
kebutuhan yang ada pada suatu rumah tangga misalnya adalah 9 : 7 maka yang 7
harus dikurangi menjadi 6 atau 5 sehingga yang bersisa ada 2 atau 1 yang bisa
dibuat sebagai simpanan atau diinvestasikan.
Banyak perusahaan atau lembaga
keuangan yang bisa membantu perencanaan keuangan keluarga baik itu berupa bank
atau asuransi. Dengan memilih salah satu lembaga keuangan terbaik seperti
halnya Prudential yang memberi layanan rasa aman, nyaman dalam hidup, selain
memberi proteksi perlindungan terhadap kesehatan, kecelakaan dan meninggal
dunia juga memberi jaminan dana yang di simpan akan dikembalikan jika sudah
jatuh tempo berakhirnya masa polis di tahun ke-10 atau bila dana tersebut tidak
diambil di tahun ke-11 dan tahun tahun selanjutnya maka uang investasi akan
dikembalikan berlipat-lipat ganda nilai tunainya melebihi dana yang sudah
tersimpan. Dengan dana yang diinvestasikan tersebut yang nilai tunainya sudah
berkembang maka kelak bisa diambil dan dipergunakan bermanfaat untuk mewujudkan impian besar rumah tangga.
Lebih
jelasnya praktek perencanaan keuangan keluarga ini melalui lembaga/perusahaan
asuransi dapat dibaca di situs saya beralamatkan Http://www.PMD Sawi-AK.Blogspot.Com dengan
judul tulisan: Strategi ‘Peperangan
Rohani’ di Market-place dan
Perencanaan Keuangan Keluarga Melalui Asuransi Syariah Untuk Mencapai Impian
Besar di Masa depan.
8. Gunung
Batu Sion, Tuhan Allah adalah Benteng Keselamatan rumah tangga
Kecenderungan hati manusia tidak
tertutup kemungkinan bagi hati setiap anggota rumah tangga ingin berbuat jahat
karena adanya rasa ingin memiliki harta atau hak milik orang lain, dari awal kebiasaan
mengingini kepunyaan orang lain itu bila sudah menjalar maka manusianya akan
lebih jahat lagi menjadi pembohong, pendusta, bersumpah palsu, terus menjadi
pencuri, perampok, penggarong, penodong, penjambret, terus menjadi penzinah,
semburit, terus menjalar menjadi pembunuh, terus menjadi pendurhaka orang tua, tidak
menghormati orang tua, terus menjadi pemalas tidak mau ibadah sosial, tidak
mengingat hari Tuhan untuk melakukan ibadah menguduskan hari Sabat Tuhan, terus
menjalar lagi menjadi suka sembarangan menyebut nama Tuhan, tidak menghargai
Tuhan dan akhirnya yang terparah adalah menjadi atheis, tidak mengakui adanya
Tuhan, penyembah berhala, dan penghujat Tuhan. Perilaku-perilaku jahat seperti
tersebut diatas harus dihindari jangan sampai terjadi di dalam rumah tangga.
Pada diri setiap anggota rumah
tangga ditanamkan rasa tidak serakah dan tamak akan harta benda serta tidak berniat
mengganggu dan mengingini kepunyaan saudaranya atau kepunyaan orang lain, jika ‘tidak
mengingini hak milik orang lain’ tahap pertama ini terlaksana maka kecenderungan untuk lebih
berbuat jahat lagi seperti sampai akhirnya menghujat Tuhan maka akan tidak ada
lagi niat untuk berbuat macam-macam yang tidak senonoh. Bila di dalam rumah
tangga sudah aman, tenang, nyaman dan damai sejahtera maka berikutnya yang
perlu diwaspadai adalah adanya ancaman, gangguan, hambatan dan pertentangan
dari luar rumah tangga, sebab di luar sana banyak OPT (Orang Pengganggu Tatanan
rumah-tangga) yang ingin merusak pertumbuhan dan kelanggengan rumah tangga,
ingin merusak hubungan komunikasi antara sesama anggota rumah tangga, para OPT
senang jika rumah tangga yang diserangnya menjadi rumah tangga yang rusak ‘broken home’. Setiap anggota rumah
tangga yang menghadapi persoalan kejahatan dari musuh, jangan lari dari musuh
tapi hadapilah dan berlarilah dan berlindung kepada Tuhan Allah sebagai benteng
keselamatan hidup. Allah sebagai Gunung Batu Sion begitu kokoh membentengi
setiap keluarga yang mengandalkan pertolongan Tuhan atas serangan musuh yang
ingin mengganggu rumah tangga. Allah adalah pribadi tempat perlindungan yang
teguh dan tinggi.
9. Anugerah
hidup kekal dilambangkan bagai Kelanggengan/panjang umur rumah tangga
Seluruh alam semesta di bumi dan
di langit beserta segala isinya, pada mulanya diciptakan Allah adalah dalam
keadaan Roh dan dilingkupi/ditutup bungkusi oleh kekekalan hidup. Oleh karena
kesalahan dan dosa manusia pertama Adam dan dosa itu telah menjalar ke semua
manusia lain, maka keadaan Roh alam semesta itu mulai pudar dan hidup manusia
tidak segambar/tidak serupa dengan Allah penciptanya lagi dan hidup manusia tidak
kekal lagi alias akan mengalami kematian baik kematian daging maupun kematian rohani.
Di dalam rumah tangga yang diberkati Tuhan, Tuhan ingin setiap rumah tangga berjalan
langgeng, setiap penghuninya panjang umur diberi lindungan terlingkupi oleh
anugerah hidup kekal di awal dan diakhir/diujung berumah tangga itu juga
diakhiri dengan Roh dan Roh yang menuju pada Kekekalan Hidup.
Diawal kehidupan dimulai dari Roh
dan dilingkupi oleh anugerah kekekalan hidup dan di akhir kehidupan juga harus
dalam Roh dan menuju kepada kekekalan hidup. Banyak hal yang terjadi dalam
rumah tangga yang pada awalnya kita tidak tahu perbuatan Allah bagi rumah
tangga yang IA jamah, tapi setelah diakhir barulah kita tahu akan tindakan
Allah tersebut. Banyak hal yang kita lakukan sepertinya salah tetapi sebenarnya
adalah benar menurut pandangan Tuhan, menurut kita kebanyakan kita salah jalan
padahal menurut Tuhan adalah benar, pandangan Tuhan tidaklah sama dengan
pandangan manusia seperti perbandingan jauhnya langit dari bumi, hal-hal dalam berbuat salah inilah padahal adalah
benar banyak anggota rumah tangga tidak menyadarinya hingga menghanyutkan rumah
tangga tersebut kepada perpecahan dan kehancuran sehingga tidak
langgeng/berlanjut lama lagi, sebagai contoh kecil perihal salah tapi benar dalam
rumah tangga adalah seperti bila semua aggota rumah tangga duduk dalam satu
ruangan keluarga maka yang paling sebelah kiri adalah sang ayah lalu diikuti
sang ibu di sebelah kanan ayah lalu diikuti si anak tersulung kemudian
berturut-turut sampai ke anak terbungsu, tidak seperti dugaan kita sang ayahlah
yang paling kanan atau terdepan seperti kebiasaan di luar rumah sana. Masih
banyak lagi contoh lainnya perihal ‘sepertinya
salah tapi benar’ ini dalam rumah tangga. Hal-hal yang salah tapi benar ini
adalah dinamakan ‘salah ada ada’ yang
dibenarkan oleh Tuhan dengan tujuan agar setiap karunia-karunia yang dimiliki
setiap anggota rumah tangga dapat berkembang dan bermanfaat bagi saudarnya atau
bagi sesama, dan agar mujijat Tuhan masih dapat nyata terjadi dalam setiap
rumah tangga sehingga nama Tuhan dapat dimuliakan.
10.
Busur Allah adalah tanda jaminan masa depan rumah tangga
Busur
Allah dalam pengertian rohaninya tetapi pengertian sebenarnya adalah pelangi
yang menggambarkan alangkah indahnya janji-janji Allah dalam hidup,
janji-janjiNya yang memberi kelepasan, memberi kemuliaan, janjiNya menjadikan
kita umat pilihanNya, janjiNya memberi keselamatan hidup, terlebih memberi bumi
dan Sorga yang baru bagi setiap jiwa yang mau mengembangkan manusia rohaninya,
bagi setiap jiwa yang mau diperbaharui menjadi sama segambar dan serupa dengan
Tuhan Jesus Kristus yang penuh kasih. Indahnya janji-janji Allah itu seperti
indahnya pelangi di cakrawala di saat hujan tiada lagi dan butir butir air
hujan dikenai sinar matahari membuat berbagai macam warna-warni pelangi yang
sangat indah, begitulah harapan dan impian masa depan rumah tangga yang
memancarkan sinar terang berwarna-warni menghiasi hidup di relung hati setiap hati
anggota rumah tangga yang terbiaskan ke orang lain. Janji Tuhan bagi setiap
rumah tangga akan diberi penopang/penolong Illahi Roh Kudus Allah untuk menggiring
setiap jiwa meraih kemenangan hidup di setiap sisi dimensi kehidupan di kesudahan
zaman akhir ini, Roh Kudus Penolong Illahi yang memberi kekuatan dan penghiburan
suka cita bagi setiap jiwa yang lelah dan berduka, Roh Kudus yang memberi
kesadaran bagi setiap pelaku dosa untuk berbalik dari pendosa menjadi hidup
mulia tidak bercela. Janji Tuhan Allah bagi setiap rumah tangga akan diberi Tamu
Agung kedatangan Tuhan Jesus Kristus yang kedua kalinya yang membawa kasih,
suka cita, damai sejahtera, keselamatan hidup abadi, terlebih memberi bumi baru
dan langit baru yang maha indah dan maha harum, dan memberi malak malak Sorgawi
disetiap relung hati penghuni rumah tangga yang menjadikan rumah tangganya
adalah keluarga Kristus.
DRIVER/MOMEN
KOMPONEN ‘G-K-S-D Akhir’
Ke-10
Pilar rumah tangga bahagia terberkati Tuhan, itu tidak akan berjalan baik bila
tidak disertai suatu program ‘driver’nya,
penulis mencoba memberi suatu ‘driver’/momen
komponennya yang diberi nama driver G-K-S-D
Akhir.
Bila
dilembaga pendidikan formal, anak-anak memperoleh ajaran dan didikan dari para
guru dari awalnya adalah tingkat TK – SD - SMP dan seterusnya hingga si anak mencapai
gelar sarjana, tetapi di lembaga ‘privasi’
alias rumah tangga anak-anak dan seluruh anggota rumah tangga lainnya di
ajar dan dididik menurut momen komponen G-K-S-D-Akhir, sambil menjalani hidup
dalam berumah tangga sambil belajar GKSD juga.
Momen
komponen GKSD Akhir adalah semacam monitoring dan evaluasi cara hidup seseorang
di rumah tangga dalam mengembangkan 4 unsur kecerdasan manusianya yaitu
kecerdasan perilaku, kecerdasan spirituil, kecerdasan emosional dan kecerdasan
intelektual IQ yang harus selalu
berkembang bila ia melewati G= Gerbang pagar, K= Kunci rumah, S=
Sofa/tempat duduk dan D Akhir= Dapur tempat hidangan makanan hingga menuju
ruang.tempat paling akhir rumah, baik bila saat keluar rumah maupun saat masuk
atau di dalam rumah.
Bila
seseorang keluar rumah melewati gerbang pagar (G) di saat itu ia merasa aman
akan sampai ke tempat tujuannya dan merasa akan lebih terlindung di luar sana
oleh karena Tuhan yang memberi keselamatan di luar dimana ia melangkah menuju dan
berada di tempat tujuannya. Dan dari luar mau pulang ke rumah maka ia harus
dalam keadaan aman juga membawa sesuatu ‘penghasilan halal’ buah hidup mulia ke
rumah masuk melalui gerbang pagar rumah sebab ada Tuhan sebagai gunung batu
sion tempat perlindungan yang teguh yang membukakan gerbang keselamatan
sehingga orang tersebut tiba selamat di halaman rumah dan saat itu merasa
dirinya lebih terlindungi dibanding hari-hari sebelumnya.
Bila saat
melewati keluar masuk gerbang pagar (G) inilah seorang anggota rumah tangga
harus dapat merasakan kecerdasan manusianya telah lebih berkembang atau tidak
dari sebelumnya. Selanjutnya dari gerbang pagar ke dalam rumah sebelum mencapai
pintu dan memutar kunci rumah ia akan melewati tangga dan merasakan bahwa cinta
dan kasih ada di dalam rumah yang akan diperolehnya dan giliran berikutnya
ke-10 pilar rumah tangga bahagia tersebut lebih mudah diterapkan dalam rumah tangga.
Bila
seseorang memutar kunci rumah (K) untuk membukakan pintu agar ia dapat keluar
atau masuk ke rumah, maka ia harus mengantisipasi setiap musuh yang ada di luar
atau di dalam rumah baik musuh secara kasat mata maupun musuh berupa roh-roh
penguasa-penguasa di udara yang hendak menghancurkan komunikasi/hubungan antar sesama
dan antar anggota rumah tangga, musuh senang membuat suasana rumah ‘broken home’. Dan disaat memutar kunci
rumah (K) berarti seseorang harus siap melayani siapapun kawan/sahabat yang ada
di luar atau di dalam rumah tersebut apalagi bila seorang ayah atau ibu yang
mau menjadikan dirinya sebagai sahabat terbaik dan sejati bagi anak-anaknya,
bukan hanya sebagai orang tua semata saja.
Disaat
memutar kunci inilah seorang anggota rumah tangga akan merasakan kecerdasan
manusianya dapat lebih berkembang atau tidak. Adanya perubahan setiap musuh yang
berputar berbalik dari jahat menjadi baik dan setiap kawan mau lebih mendekat
dan lebih bersahabat lagi dapat
dirasakan seseorang disaat memutar kunci rumah, dan giliran berikutnya ke-10
pilar rumah tangga bahagia tersebut lebih mudah diterapkan dalam rumah tangga.
Mencermati
momen komponen K (kunci rumah) ini dapat dilihat lirik dan di dengar alunan
lagu berjudul ‘A house is not a home’
yang dibawakan artis Dionne Warwick,
Kebetulan saya seorang pencipta lagu yang lagu tersebut telah saya aransemen dan
hasilnya boleh dinikmati lewat website http://www.SMPPress-Sheet Music Plus.Com
Tiba di
dalam rumah penata laksanaan rumah tangga yang harmonis, baik, rukun, suka cita
dan damai sejahtera akan melibatkan peran serta dari seluruh penghuni rumah
tanpa kecuali untuk menciptakan suasana hidup beratmosfirkan rohani pengangungan
Tuhan Jesus Kristus sebagai kepala rumah tangga. Tuhan Jesuslah yang
memenangkan kita dari setiap pergumulan hidup dan akan mendudukkan kita bersama
denganNya di tempat tertinggi Sorga BapaNya.
Duduk
di Sofa/tempat duduk (S) adalah aktivitas yang sering dilakukan di dalam rumah
baik sendiri maupun bersama dengan anggota rumah tangga lain sebagai momen untuk
mendapatkan peningkatan kecerdasan manusia kita yang lebih bila dibanding
dengan aktivitas lain, di saat duduk bersama melakukan berupa curhat, share,
berbagi pengalaman hidup yang telah dijalani masing-masing pribadi/anggota
dikeseharian maupun saling memberi tegoran atau nasehat, memberi pujian atau
selaan demi mengembangkan kepribadian dan kecerdasan manusia pribadi lepas
pribadi. Dengan kebersamaan duduk di sofa/tempat duduk keluarga bisa sambil
nonton TV di ruang keluarga berbuat saling bercerita, bertutur pantun berucap
santun atau bersenda gurau akan lebih mempererat tali persaudaraan dan
kekeluargaan. Di saat dan setelah duduk bersama maka setiap anggota rumah
tangga akan merasa kecerdasan manusianya telah berkembang, dan giliran
berikutnya ke-10 pilar rumah tangga bahagia tersebut lebih mudah diterapkan
dalam rumah tangga.
Peranan
komponen dapur hingga akhir rumah (D Akhir) tidak kalah penting dengan peranan
fungsi ruang keluarga, di dapur semua bahan baku makanan diolah menjadi menu
makanan bersih, sehat dan bergizi bagi konsumsi dan pertumbuhan tubuh setiap
anggota rumah tangga. Dalam tubuh yang sehat maka jiwapun akan turut sehat pula.
Tubuh memerlukan energi yang cukup dari makanan dan air, energi yang diperlukan
tubuh seorang pemikir lebih banyak daripada yang diperlukan seorang pekerja
yang mengandalkan otot. Makan adalah suatu perbuatan yang paling mengenakkan
hati, di saat makan dari pola makan seseorang dapat dinilai perilakunya apakah
ia memakan daging dulu atau sayur dulu atau minum air putih dulu, bila memakan
banyak daging kira-kira temperamennya keras, tapi bila memakan sayur dulu
temperamennya lembut. Menggemuk membuat subur tubuh bukan hanya dari memakan
daging saja tetapi bisa juga dengan banyak mengkonsumsi sayur-sayuran, hal ini
dapat diteladani dari pola makan Nabi Daniel yang hanya memakan sayur saja,
hasilnya ia bisa lebih gemuk subur dibanding dengan pemuka istana lainnya. Agar
metabolisme tubuh dalam pencernaan makanan dapat lancar ada baiknya berdoa dulu
sebelum makan dan tidak memasukkan makanan nasi, ikan dan sayur sekaligus ke
dalam mulut tapi harus dengan seni
menyantap hidangan dengan pola urutan makan: karbohidrat (nasi) - lemak
(daging/berminyak) – vitamin (sayuran) – protein (ikan/telur/tempe) – air putih
(minum), mana yang lebih dulu tidak
masalah tapi harus berurutan dan bila terlewati teruskan saja ke yang
berikutnya hingga selesai makan, dengan seni menyantap hidangan tersebut maka
tidak hanya pencernaan tubuh yang lancar, tetapi juga kecerdasan manusia akan
dapat dirasakan lebih berkembang. Dan setelah makan mengucapkan amin
meninggalkan dapur (D Akhir) pikiranpun menjadi tenang, bukannya merasa menjadi
dungu tetapi tetap merasa kecerdasan manusianya berkembang dapat lebih berpikir
jernih, terang dalam menerapkan ke-10 pilar rumah tangga bahagia yang lebih
berkualitas.
Pada
sisi driver K dan S ini momen
komponennya memberi setiap anggota rumah tangga berperan paling banyak dibanding disisi driver G dan K untuk menapaki jalan
kasih karunia menuju rumah tangga bahagia terberkati oleh Tuhan, sedangkan pada
sisi driver G dan D-Akhir disini Allahlah yang banyak berbuat bagi rumah tangga
yang ingin diubahkan kehidupan penghuninya menjalani rumah tangga bahagia yang
terberkati Tuhan karena driver G dan D-Akhir berada pada komponen bagian awal
dan akhir rumah.
Program
‘SPRB’ menapaki jalan kasih karunia menuju keluarga bahagia terberkati Tuhan
ditujukan untuk memperoleh kebahagiaan sempurna setiap keluarga di dalam Tuhan
dan memperoleh panjang umur yang benar bagi setiap anggota rumah tangga. Kebahagiaan yang diberi dunia ini adalah
kebahagiaan imitasi, semu dan sesaat saja, hanya kebahagiaan dari Tuhanlah yang
sejati, nyata dan kekal dapat bertahan lama. Panjang umur yang diberi dunia ini
adalah gersang/tandus, kesal dan memberi ketakutan, hanya panjang umur dari
Tuhanlah yang subur makmur memberi hidup penuh kelimpahan berkat, panjang umur
yang membuat hati senang, jiwa bersuka cita, merubah perangai buruk menjadi
lebih baik dan berakal budi, dan membuat orang lain turut juga senang. Panjang
umur berarti akrab dalam hadirat Tuhan, suka merenungkan Firman Tuhan dan suka
mencari Tuhan baik dalam duka maupun suka cita. Panjang umur juga berarti takut
akan Tuhan, menjadikan Tuhan di depan sebagai pemimpin hidup, bila Tuhan
disebelah kanan atau di depan bukankah diri menjadi lebih kokoh ?. Panjang umur
dari Tuhan membuat hidup ada dalam kasih
yang menghilangkan rasa takut dan kekuatiran hidup. Jaminan dan kepastian hidup diberi Tuhan Allah
oleh karena KasihNya yang begitu besar akan dunia ini sehingga anakNya yang
Tunggal Jesus Kristus diberiNya supaya barang siapa yang percaya pada Jesus
Kristus tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.
Di
zaman akhir sekarang ini oleh sukarnya hidup sehingga kasih dalam persaudaraan
semakin pudar dan hilang, persatuan dan persekutuan tidak ada lagi, hanya siapa
yang penting diperbincangkan tetapi mereka yang tidak penting tidak
diperbincangkan, hanya harga barang/jasa yang diperbincangkan tetapi harga diri
manusia dilupakan dan tidak dihargai. Membelakangi Tuhan dan tidak membuat
Tuhan berada di depan atau disamping kanan diri akan membuat diri menjadi lemah
dan rapuh.
Lain
halnya bila setiap keluarga yang berTuhan dan yang menjadikan Tuhan sebagai
harta warisannya akan memperoleh upah yang indah dalam hidup berumah tangga,
Tuhan memberi panjang umur, berkatNya yang melimpah. Kematian bukan hal yang
ditakutkan lagi sebagai akhir dari kehidupan berumah tangga, tetapi keindahan
hidup berumah tangga adalah perolehan kemenangan dan kebangkitan dari dunia
orang mati, membelokkan kematian menuju kehidupan adalah langkah nyata bagi
hidup yang sebenarnya, hidup diperbaharui penuh pengharapan, sebab hidup yang
sebenarnya adalah hidup setelah mati.
Kebersamaan
dalam kasih keluarga/persaudaraan dan dalam kasih Tuhan akan menghadirkan
sukacita, kegembiraan dan kebahagiaan
sejati, hal ini tidak mudah diperoleh tapi hanya melalui banyak berlatih keras,
tekun belajar dan mendisplinkan diri untuk mendapatkan kemenangan dan buah
hidup mahkota indahnya hidup, kerinduan setiap keluarga adalah hidup yang
panjang umur, bahagia terberkati Tuhan dalam kehidupan kekal. Keluarga dalam kedagingan
hanya akan memperoleh kebahagiaan sesaat, tipuan dan tidak lepas dari kendala,
tetapi bila keluarga rohani yang percaya Tuhan maka upah telah menanti akan
memberi ‘indahnya upah hidup’. Keluarga yang rohani akan tetap memperoleh
kehidupan suka cita sejati dalam harapan/impian yang terkabul oleh penyertaan
Tuhan, Tuhan akan memberi jaminan: kejujuran, ketaatan, kebijaksanaan, pembenaran,
suka cita dan damai sejahtera serta jaminan lainnya yang dari Tuhan
Di
setiap aktivitas setiap anggota rumah tangga yang selalu berkarya cipta dan
mengembangkan manusia rohaninya adalah seperti anak yang menjadikan bapaknya
sebagai imam, ibunya sebagai pengayom dan anak-anak meneladani/meniru orang
tuaya dan teladan orang tua terpatri mengkristal di dalam hati anak-anak
sehingga Tuhan dapat dimuliakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar