Ada Apa dengan Hard
Disk dan USB Flash Disk Pilihanku
?
Menyelamatkan
Semua Data di Hard Disk yang Rusak Pada Operasi Windows,
Mengatasi USB
Flash Disk yang Gagal Menyimpan Data
(Direview kembali
oleh: SR.Pakpahan,
SST)
Sumber tulisan/Review:
Majalah CHIP No 01 Tahun 2008
Ada Apa dengan Hard
Disk dan USB Flash Disk Pilihanku
?
Menyelamatkan Semua
Data di Hard Disk yang Rusak Pada Operasi Windows,
Mengatasi USB
Flash Disk yang Gagal Menyimpan Data
(Direview
kembali oleh SR.Pakpahan, SST)
Cukup banyak storage jenis
media penyimpan data yang kita pakai disaat mengoperasikan suatu applikasi dalam
membuat file dokumen atau image di komputer, storage tersebut dapat berupa hard
disk, flash disk, storage online atau cloud storage maupun google+, namun jenis
storage yang sering dijadikan sebagai pilihan terbaik adalah hard disk dan
flash disk untuk menyimpan data berharga kita. Karena itu berikut akan dibahas
tentang cara menyelamatkan data di hard disk yang rusak pada operasi windows,
dan cara mengatasi flash disk yang gagal menyimpan data.
1.
Menyelamatkan
Semua Data di Hard Disk yang Rusak Pada Operasi Windows
Hard disk terdiri atas beberapa komponen, seperti spindle,
cache, dan head baca. Setiap komponennya harus dirawat secara
teratur agar tidak rusak. Tidak ada kerusakan komponen PC yang berakibat fatal
sefatal kerusakan hard disk. Bayangkan saja, data penting hasil pekerjaan
bertahun-tahun hilang dalam sekejap saat hard disk tidak lagi berfungsi. Kerusakan
yang terjadi utamanya disebabkan suhu komponen yang terlalu tinggi dan
kerusakan material. Tanda-tanda hard disk akan mengalami kerusakan dapat
dikenali apabila hard disk mengeluarkan bunyi-bunyi aneh.
Agar kasus kehilangan data tidak terjadi, segera lakukan
pemeriksaan dan perawatan rutin. Apabila semua komponen berfungsi baik dan
tidak terdapat bad sector, hard disk dapat langsung di-partisi dan di-tuning.
Apabila ada bagian yang rusak, jangan buru-buru membuangnya. Ada utility applikasi
hard disk pilihan yang dapat digunakan untuk menyelamatkan data yang masih
“tersisa”.
Ada tersedia beberapa utility pilihan untuk menyelamatkan dan
mengelola data, serta men-tuning hard disk, seperti:
1.
Partition
Manager
Partition Manager berfungsi untuk pemeriksaan
awal mengecek hard disk secara instan
2.
Disk
Investigator
Disk
Investigator berfungsi untuk menampilkan sektor dan cluster pada hard disk
3.
HDD
Health
HDD
Health berfungsi untuk mengawasi fungsi-fungsi penting pada hard disk
4.
HDD_Speed
HDD
Speed berfungsi untuk mengukur kecepatan hard disk
5.
Silent
Drive
Silent
Drive berfungsi untuk membuat hard disk tenang
6.
Drive
Snapshot
Drive
Snapshot berfungsi untuk membackup partisi sistem on-the-fly
7.
LXCopy
LXCpy
berfungsi untuk membantu memindahkan isi PC
8.
Undelete
Plus
Undelete
Plus berfungsi untuk menyelamatkan file yang tidak sengaja terhapus
9.
PC
Inspector File Recovery
PC
Inspectory berfungsi untuk menyelamatkan partisi FAT dan NTFS
10.
Unstoppable
Copier
Unstoppable Copier berfungsi untuk membantu bila ada
kerusakan fisik pada hard disk
1.
Partittion
Manager
Sebelum melakukan konfigurasi hard disk dengan program
applikasi Paragon Partition Manager, buatlah recovery CD untuk mengantisipasi
akibat terburuk yang mungkin menimpa PC, seperti kerusakan pada sistem operasi.
Untuk itu, jalankan program Partition dan pilih “Tools | Recovery Media
Builder”. Pada wizard yang tampil, pilih opsi “CD/DVD | Typical” untuk membuat
sebuah image recovery CD standar yang disertakan. Pemeriksaan awal dilakukan
dengan Partition Manager, sedangkan utility lainnya digunakan untuk memantau
hard disk secara kontinyu dan membunyikan alarm begitu ada tanda-tanda hard
disk akan rusak.
Magnet
yang berdekatan dengan hard disk dan guncangan dapat merusak lapisan magnetik
hard disk. Akibat yang lebih buruk akan terjadi bila head baca/tulis tergeser
sehingga lapisan magnetiknya terkikis. Kerusakan yang disebut ‘Head Crash’ ini
tergolong parah.
Untuk memeriksa lapisan magnetik, jalankan Partition Manager
dan pindahlah ke tab “Disk View”. Di sini, klik kanan salah satu hard disk yang
ditampilkan, misalnya ‘C:\’. Dalam context menu, pilih “Test Surface” dan
konfirmasi dengan “Yes”. Kini tampak sebuah popup kuning yang menampilkan
keterangan mengenai perubahan yang perlu dilakukan. Klik toolbar “View Change”
dan pilih “Apply”. Setelah mengklik “Yes”, restart PC diperlukan untuk memulai
pemeriksaan dalam modus DOS. Apabila lapisan magnetik baik-baik saja, desktop
Windows akan kembali tampil setelah restart PC.
Tahap selanjutnya berkaitan
dengan mekanisme penyimpan file. Sistem file FAT atau NTFS pada Windows
mengatur di mana dan dalam urutan mana data disimpan. Sebagai konsekuensi
banyaknya data yang tersimpan, ada risiko terjadi kesalahan dalam mekanisme
penyimpanannya. Partition Manager memang menemukan kesalahan dalam sistem file,
tetapi tidak memperbaikinya. Oleh karena itu, tutup program tersebut dan
jalankan Command prompt. Kini masukkan perintah di bawah ini.
chkdsk•x:•/
Ganti
‘x’ dengan drive letter salah satu partisi hard disk. Konfirmasikan dengan
“Yes” bila ada permintaan untuk men-dismount drive yang sedang diakses.
Selanjutnya, proses pemeriksaan dan perbaikan sistem file pun dimulai.
Faktor terpenting dalam suatu hard disk adalah data– data di
dalamnya. Data-data tersebut disimpan dalam blok-blok data (sektor) yang
terdiri atas cluster-cluster. Untuk mengetahui dalam cluster mana sebuah file
tertentu berada, misalnya sebuah file JPEG, dibutuhkan program aplikasi Disk Investigator
2.
Disk Investigator
Setelah meng-install dan menjalankan program ini, pilihlah
sebuah drive untuk menampilkan sektor pertama (0). Aktifkan option
‘Directories’ untuk melihat struktur direktori drive. Pilihlah suatu file dan
klik tombol “View” untuk berpindah ke cluster yang berisi file tersebut.
Apabila Anda mendapat sebuah laporan kesalahan, berarti cluster-nya rusak.
Apabila ditemukan
sektor/cluster rusak, sebaiknya gunakan sebuah tool reparasi yang disediakan
oleh produsen hard disk. Di www.tacktech.com/display.cfm?ttid=287 tersedia
daftar semua produsen hard disk yang menawarkan program semacam itu. Apabila
semuanya berfungsi baik, kondisi hard disk tersebut harus selalu dijaga, pada
hard disk digunakan freeware HDD Health.
3. HDD Health
Program aplikasi ini bekerja dengan bantuan fungsi SMART (Self Monitoring Analysis & Reporting Technology)
dari hard disk yang memberitahukan BIOS mengenai status atau kondisinya. HDD
Health menampilkan nilai-nilai tersebut pada Windows dan membunyikan alarm
begitu sebuah batas kritis yang ditetapkan terlampaui. Alarm HDD Health akan
memberi peringatan saat suhu kritis terlampaui.
Setelah HDD Health (www. panterasoft.com) di-install, akan
terlihat sebuah icon pada taskbar. Sebuah klik akan menampilkan informasi
produsen dan suhu operasi aktual hard disk. Informasi lebih detail tersedia
pada tab “Extended Info”. Pada data “Start/Stop Count (Power on count)”, Anda
dapat mengetahui berapa kali hard disk telah dimatikan/dihidupkan.
Informasi yang lebih menarik terdapat dalam tab S.M.A.R.T.
Apabila Anda mendapat laporan peringatan pada bagian ‘Spin Up Time’, hard disk
start terlalu lambat. Ini dapat disebabkan oleh rusaknya motor hard disk. Nilai
yang penting (bergantung tipe hard disk) adalah “Ultra ATA CRC Error Count”
atau “Ultra DMA CRC Error Count”. Nilai ini menunjukkan kecepatan transfer
data. Apabila kecepatan hard disk terlalu lambat, mungkin karena ada masalah
kabel rusak, kontak yang kotor, atau driver yang cacat.
Kurang baik melakukan partisi besar pada hard disk, lebih
baik gunakan beberapa partisi kecil agar bila kerusakan (crash) terjadi, tidak
semua data hilang. Lakukan partisi hard disk sesuai kebutuhan Anda dan
jalankan proses defragmentasi secara berkala.
Pembagian hard disk dalam beberapa partisi mengacu pada
aturan-aturan sederhana. Sistem operasi disimpan pada sebuah partisi primer,
sedangkan data pada logical drive. Apabila Anda hanya memiliki satu partisi
“C:\” yang menyimpan Windows, program-program, dan file-file data lainnya,
klik kanan partisi tersebut dalam Paragon Partition Manager untuk memilih
“Move/Resize Partition”.
Selanjutnya, perkecil partisi Windows. Perhatikan partisi
sistem agar tersedia tempat yang cukup untuk meng-install berbagai program.
Sisanya, buat sebagai “Extended Partition” melalui “Create Partition”. Di
sini, Anda dapat membuat “Logical Drive” untuk data. Beberapa drive juga dapat
dibuat untuk jenis data tertentu, seperti “Film”, “Foto”, dan “Musik”.
Proses partisi akan lebih rumit bila ingin meng-install
beberapa sistem operasi. Windows dapat menangani maksimal 4 partisi primer
(primary partition). Extended partition juga digolongkan Windows sebagai
partisi primer. Dengan kata lain dapat menggunakan maksimal 3 sistem operasi
sekaligus, masing-masing pada sebuah partisi primer. Extended partition dapat
digunakan sebagai penyimpan data (partisi primer ke-4) yang dapat diakses oleh
sistem operasi.
4. HDD Speed
Program aplikasi HDD Speed digunakan sebagai pengukur
kecepatan (tachometer). Program ini menyediakan informasi mengenai jumlah data
yang sedang ditransfer oleh hard disk secara realtime. Setelah di-instal dan
menjalankannya, HDD Speed akan menampilkan semua drive yang tersedia. Setelah
memilih hard disk atau partisi, klik “Start” untuk mengukur kinerjanya.
HDD Speed dapat mengukur kecepatan baca atau tulis hard disk
dengan memilih option “Read” atau “Write” pada interface-nya. Hasil pengukuran
ditampilkan dalam dua bagian, yaitu “Current” dan “Average”. Current
menunjukkan kecepatan saat ini, sedangkan Average menunjukkan kecepatan
rata-rata. Menurut HDD Speed, kecepatan rata-rata hard disk yang diuji adalah
sekitar 160 MB per detik.
Opsi “Test burn rate” dapat diaktifkan jika Anda ingin
mengetahui ukuran data maksimum yang dapat ditransfer hard disk per detiknya. Apabila
hard disk terlalu lambat, lakukan tuning dengan Partition Manager. Setelah
dijalankan, klik kanan hard disk tersebut dan pilih “Defragment Partition”.
Anda pun dapat melakukan defragmentasi MFT (Master File Table). MFT berisi
informasi penting tentang file-file yang disimpan dan alokasinya. Semakin
tinggi tingkat fragmentasi MFT, semakin lama waktu yang dibutuhkan Windows
untuk menemukan sebuah file. Dengan melakukan proses defragmentasi Master File
Table (MFT) berkala, Windows dapat mencari file yang ada dalam hard disk secara
lebih cepat.
5. Silent Drive
Silent Drive merupakan software yang dapat mengatur dan
membantu Anda untuk mengurangi tingkat suara dan kecepatan putar hard drive.
Setelah selesai melakukan pemeriksaan, partisi,
defragmentasi, dan tuning hard disk, risiko kehilangan data masih tetap ada.
Untuk itu, lakukan langkah-langkah pencegahan dengan melakukan proses backup,
baik partisi sistem atau meng-copy seluruh isi data hard disk.
Backup partisi sistem secara on-the-fly mutlak diperlukan.
Untuk itu, gunakan shareware aplikasi Drive SnapShot
6. Drive SnapShot
Drive SnapShot
adalah sebuah applikasi dengan
fungsi lengkap dapat Anda temukan di www.drivesnapshot.de. Instalasi tidak dibutuhkan.
Anda dapat langsung menjalankannya dengan mengklik ganda pada
"snapshot.exe" dan memilih “Backup Disk to File”. Pertama, masukkan
drive sumber, lalu tentukan nama dan tempat untuk menyimpan backup tersebut.
Apabila Anda ingin mem-backup semuanya, termasuk sektor yang tidak digunakan,
klik ‘Advanced Options’ dan aktifkan fungsi ini pada bagian “Maintenance
Mode”. Melalui “Start Copy”, jalankan proses backup.
Proses restore file backup juga sama mudahnya. Pilih
“Restore Disk from File” dan masukkan path ke backup. Apabila Anda ingin
me-restore seluruh hard disk, dalam jendela berikutnya klik namanya, misalnya
“HD1” dan pilih “Restore Partition Structure”. Partisi dapat Anda restore satu
demi satu melalui “Restore” yang tampak bila Anda mengklik kanan sebuah
partisi.
Seperti seorang cracker, di sini Anda mencoba untuk
mentransfer seluruh isi hard hard, termasuk Windows, program, dan data ke PC
lain. Tentu saja hasil transfernya harus dapat di-boot, seakan Anda memasang
hard disk sumber pada PC lain. Untuk tantangan ini, Anda membutuhkan utility applikasi
LXCopy (www.itxtools.com).
7. LXCopy
Bagi Anda yang baru pertama kali
menggunakan LXCopy dianjurkan untuk membaca buku panduan manual dalam file PDF
di website-nya. Program ini lebih ditargetkan bagi pengguna tingkat lanjut
yang telah fasih dengan command line. Jadi, jangan berharap tampilan
grafis yang user friendly. Setelah meng-install-nya, gunakan juga
berbagai parameter command line yang dimilikinya, seperti perintah di bawah
ini.
lxcopy·c:\*.*·f:\·-or·>c:\sicherung.log
Anda
dapat memindahkan seluruh partisi sistem “C:\” ke hard disk “E:\” dan
membiarkan proses dicatat dalam sebuah file log. Hebatnya, berkat Open File
Technology yang dimiliki LXCopy, utility ini bekerja secara mandiri dan tidak
bergantung pada Windows, layanan (service), proteksi file, aturan group, dan
pembatasan-pembatasan lainnya.
8. Undelete Plus
Applikasi Undelete PLUS portable
freeware ini berfungsi untuk menyelamatkan banyak data-data yang dianggap
telah hilang karena terhapus.
Undelete
PLUS dapat menyelamatkan data pada hard disk FAT dan NTFS, serta media berbasis
flash seperti, CF dan SD card. Undelete Plus dapat dijalankan
dari USB flash drive, sehingga file-file yang ingin diselamatkan tidak
"tersentuh" saat program tersebut dijalankan. Undelete Plus cocok
digunakan bila PC Anda hanya memilki satu partisi sistem atau hard disk.
9. PC Inspector File Recovery
PC Inspector File Recovery adalah
program yang lebih gampang digunakan. Sebuah wizard membantu langkah demi
langkah dalam me-restore semua partisi, sektor boot yang rusak. PC Inspector
harus di-install pada drive lain yang tidak terkait.
10. Unstoppable
Copier
Unstoppable Copier adalah
applikasi penyelamat data pada hard disk yang rusak parah. Pada cacat fisik hard
disk dan sektor yang rusak parah kedua program di atas Undelete Plus dan PC
Inspector File Recovery tidak berdaya untuk mengatasinya. Apabila kondisi hard
disk parah, cobalah memakai program penyelamat Unstoppable Copier yang dapat
membantu Anda. Program ini menyelamatkan semua data yang masih dapat dibaca
dan berusaha menggabungkan bagian-bagian file-nya. Apabila program ini masih
belum berhasil, gunakan spesialis penyelamat data profesional, seperti Kroll Ontrack (http://www.ontrackdatarecovery.com.au/)
2.
Mengatasi USB-FLASHDISK yang gagal menyimpan data
Bagaimana mengatasi bila mentransfer data dalam
jumlah besar dengan nyaman ke USB-flashdisk baru yang berkapasitas 8 GB, namun upaya
meng-copy sebuah ISO-image DVD ukuran 4,37 GB selalu gagal dengan laporan
kesalahan yang menyebutkan bahwa media data sudah penuh. Tentu saja Anda tahu
bahwa itu tidak benar. Mengapa hal itu terjadi?
Penyebab masalahnya adalah format
file media penyimpan Anda. USB-flashdisk biasanya telah diformat di pabrik
dengan FAT32 yang tidak dapat menyimpan file berukuran lebih dari 4 GB.
Solusinya adalah format NTFS yang tidak memiliki pembatasan semacam itu. Namun,
ketika Anda ingin memformat flashdisk dengan NTFS, Windows bersikap masa bodoh
dan hanya menampilkan FAT32 dalam jendela pilihan formatting.
Windows tidak menawarkan NTFS
karena sistem NTFS ini menggunakan fungsi caching yang lebih intensif
dibandingkan FAT32. Bila flashdisk dicabut begitu saja dari port USB, mungkin
saja belum semua data berhasil dituliskan. Oleh karena itu, Windows lebih suka
menggiring pengguna ke FAT32 yang lebih "aman" dan lebih mudah
ditangani.
Langkah cari gampangnya tersebut
bisa Anda hindari. Klik kanan "My Computer" dan buka jendela
"Properties". Dalam tab "Hardware", masuk ke "Device
Manager" dan cari USB-flashdisk Anda. Dengan mengklik ganda, buka
"Properties" flashdisk. Di sana, pilih tab "Policies" dan
aktifkan "Optimize for Performance".
Windows akan menerapkan
write-cache untuk flashdisk Anda. Setelah reboot, flashdisk Anda dapat diformat
ke NTFS. Sekarang, flashdisk dapat menyimpan seluruh DVD-image. Dengan format
baru ini, sebaiknya hindari menarik keluar flashdisk begitu saja. Demi
keamanan data, Anda harus meminta izin dulu kepada Windows. Ini dilakukan
melalui applet "Safely remove hardware" di sebelah kiri jam dalam
task-bar.
Sumber tulisan/Review:
Majalah CHIP No 01 Tahun 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar