CINTA DALAM
BERTUTUR,
SALAH
BERTUTUR PENYEBAB PETAKA
(Oleh: SR.
Pakpahan, SST)
Allah adalah kasih, Allah adalah
cinta. Di hari ke-enam penciptaan Allah menciptakan manusia sebagai mahluk
paling agung diantara semua ciptaan lainNya, manusia pertama Adam dan Hawa
diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, manusia sebelum jatuh dalam dosa
diberi Allah jaminan untuk hidup Abadi tanpa mengalami kematian daging atau
kematian rohani. Di bumi masa awal penciptaan, manusia adalah gambaran dan rupa
Allah yang memiliki karakter perilaku, emosi, spirituil dan pemikiran bahkan
berkarya yang sama dengan Allah, terlebih memiliki kasih dan cinta. Manusia
sebagai wakil Allah di bumi diberi wewenang memakai 4 (empat) jenis
kecerdasannya untuk menguasai dan menaklukkan alam semesta. Di bumi manusia
berkewajiban menjaga, melestarikan, dan mengembangkan seluruh ciptaan Allah,
namun sejak manusia telah jatuh dalam dosa, maka gambaran dan rupanya tidak
sama lagi dengan penciptaNya, manusia tidak lagi hidup Abadi tetapi karena
berdosa manusia akan mengalami kematian baik kematian daging maupun kematian
rohani, upah dosa ialah maut dan maut menghasilkan kematian. Manusia pertama
Adam hanya berusia 925 tahun saja masih kalah dengan Metuhsala yang
berusia 975 tahun, sedangkan manusia
sekarang ini paling banter hanya mencapai usia 70 tahun itupun sudah dianggap
diberkati Tuhan hidupnya panjang umur di bumi, Umur yang panjang adalah tanda
hidup yang diberkati Tuhan.
Apakah manusia sekarang bisa
kembali dapat hidup abadi, hidup panjang umur katakanlah melebihi 1000 tahun?
Logis kah manusia dari usianya bisa kalah dibanding umur kura-kura yang bisa
mencapai 3000 tahun ? Apakah kebahagiaan itu indikatornya panjang umur?
Seberapa banyaknya pun dosa
manusia itu, tapi bila ia sadar dan bertobat kembali ke jalan terang Allah,
kembali memulihkan gambaran dan rupanya sama seperti Allah, bila ia mau sebagai
wakil Allah di bumi menerapkan hidup Kasih dan Hidup mencintai segala mahluk
dan segala ciptaan lainnya yang Allah Ciptakan, hidup dalam penyelamatan dengan
mengikuti seseorang manusia rohani yang juga manusia Allah yang bisa dijadikan
sebagai juru selamatnya yang memberikan hidup abadi baginya, niscaya tentu saja
manusia akan dapat hidup panjang umur, hidup bahagia dan hidup abadi
selama-lamanya, memang diawal penciptaan itulah kehendak Allah bagi manusia
agar dapat hidup abadi panjang umur dan diberkati Tuhan. Memperoleh Keselamatan
untuk hidup abadi bukanlah hasil usaha manusia sendiri, tetapi Keselamatan
hidup adalah semata-mata pemberian Allah saja.
Kecenderungan hidup seorang
perempuan usianya lebih pendek dibanding dengan usia seorang laki-laki, mengapa
demikian ? ini adalah fakta dalam hidup, di awal penciptaan saja manusia
perempuan Hawa lah yang duluan jatuh dalam dosa dan maut, manusia perempuan
sekarang ini sebagai mahluk feminim yang mudah tergoda oleh tipuan dunia
dibanding dengan laki-laki. Dalam bertutur saja perempuan cerewetnya minta
ampun, tidak ada berhikmat, sebab dengan berdiam diri saja seseorang dapat
dikatakan adalah berhikmat. Lain lagi dalam sehari bila dihitung banyaknya kata
atau kalimat yang diucapkan seorang perempuan adalah lebih banyak dibanding
dengan kata/kalimat yang diucapkan laki-laki, malah apa yang diperkatakan
seorang perempuan selalu mengulangi apa yang telah diucapkannya sebelumnya,
hari ini ia berkata A, besok ia akan mengulanginya lagi mengatakan A juga.
Cinta dan kasih seorang perempuan lebih sedikit dibanding seorang laki-laki.
Seorang perempuan kurang menjaga mulutnya, kurang mengekang lidahnya, ‘mulutmu adalah harimaumu’, pada seekor
kuda yang dipegang adalah tali kekangnya agar dapat berjalan dan dalam hidup
manusia kekang yang dipegang adalah perkataannya.
Dalam bertutur, mengeluarkan
perkataan/kalimat dalam keseharian rutinitas inilah kualitas cinta dan kualitas
kasih seseorang akan diuji. Tidak sedikit 2 orang sejoli yang berpacaran
akhirnya putus cinta karena salah memberi kata-kata kepada pacarnya, tidak
sedikit suasana di tempat kerja menjadi tidak kondusif gara-gara 2 orang rekan
kerja yang bertengkar mulut, tidak sedikit pembangunan infra struktur terhenti
gara-gara pihak yang berwewenang/pemerintah salah menuliskan kata-kata/kalimat
di undang-undang atau peraturannya. Tidak banyak orang memberi kata-kata yang
manis dilidah dan sedap pada langit-langit bagi lawan bicaranya, perkataan yang
manis dilidah dan sedap pada langit-langit itulah yang menyenangkan hati banyak
orang, sehingga perkataan yang terdengar bagaikan Sabda dari Sorga Allah. Seni
bertutur yang baik dan indah membuat cinta dan kasih dapat bertumbuh di hati.
Tidak sedikit suami istri cekcok bertengkar sengit gara-gara salah mengeluarkan
perkataan sehingga mereka berpisah masing-masing mengikuti jalannya sendiri.
Gambar: Identitas
diri saya berKTP penduduk Kabupaten Pelalawan, Riau.
Tragedi, gelombang badai dalam
rumah tangga inilah yang saya alami saat ini, sudah lama sejak akhir tahun 2006
saya ditinggalkan seorang diri oleh istri tercinta. Ia melarikan diri kembali
ke rumah orang tuanya mertuaku sang misterius dengan membawa semua
barang-barangnya dan kedua anak buah hati tersayang kami. Kami berpisah sudah
lama hingga sekarang sudah ada hampir 10 tahun atau 0,4 generasi manusia atau
0,1 generasi Allah kami sudah berjauh-jauhan. (masa satu generasi manusia sama dengan 25 tahun, masa satu generasi
Allah sama dengan 100 tahun). Perpisahan kami disebabkan bukan karena perbuatan
selingkuh, bukan karena ekonomi rumah tangga yang kurang, bukan karena adu
domba dari pihak keluarga masing-masing, bukan karena iming-imingan harta
duniawi, bukan karena pihak ketiga OPT (Orang Pengganggu Tatanan rumah tangga),
bukan karena tidak ada lagi cinta, bukan karena tidak ada lagi kasih di hati,
tetapi disebabkan persoalan sepele saja, gara-gara saya mengeluarkan perkataan
yang salah mungkin menyebabkan istri sakit hati, saat kami lagi sedang
membangun rumah, saat rumah idaman mau selesai kubangun sendiri emosi saya
tidak baik lagi saat itu. Rumah yang kubangun dengan tenaga sendiri apakah
kurang cocok baginya, apakah saya pantas atau tidak mendapatkan pujian dari
istri oleh karena saya sudah capek mengeluarkan keringat membangun rumah
sendiri demi tempat berteduh tempat berbagi kebahagian bagi penghuni rumah
tangga kami sendiri.
Foto: anak dan
istri saya yang tercinta sudah hampir 10 tahun pergi meninggalkan saya seoran
diri.
Sumber: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=106685572807314 & set=t.100006528692389 & type=3 & theater
Di kota Sarolangun-Jambi, saya
enam tahun saja hidup sendiri di gedung rumah meksipun belum sempurna betul
yang kubangun itu, saya harus pindah tugas ke kota Pangkalan Kerinci-Riau
mengabdi sebagai seorang PNS di kantor BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten
Pelalawan. Akhirnya rumah di Sarolangun itu tertinggal kosong tak berpenghuni
dan saya di Pangkalan Kerinci hidup tinggal di salah satu perumahan yang satu rumahnya saya kredit. Enam tahun di
Sarolangun tanpa keluarga ditambah 4 tahun di Pangkalan kerinci juga tanpa
keluarga rasanya sangat kesepian, entah kekuatan apa yang ada pada diri hingga
aku bisa bertahan hidup, untung saja Kasih Allah masih dapat kurasakan meskipun
cinta dari istri dan kasih dari anak-anak tidak kurasakan lagi. Kasih Allah
memang sungguh luar biasa, Kasih setiaNya tak berkesudahan.
Foto: Kedua anak
saya masih balita dibawa pergi istri sewaktu meniggalkan saya, kini sudah besar
anak yang tertua kelas 2 SMP dan si bungsu kela 1 SMP.
Sumber: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=106685572807314 & set=t.100006528692389 & type=3 & theater
Harapanku kiranya Kuasa Kasih
Allah ini dapat mengalir dalam hati kami masing-masing, Kuasa Kasih Allah yang
membuat keadaan berbalik setiap jiwa kami kembali ke jalan benar dekat pada
Allah, menuruti Sabda Firman Allah: suami istri yang sudah disatukan Allah
tidak dapat dipisahkan oleh siapapun, suami istri adalah sudah menjadi satu
daging dalam kehidupan rohani Sorgawi. Seorang istri yang memberi hormat pada
suaminya dan seorang suami yang memberi cinta pada istrinya dan orang tua
(ayah-ibu) yang memberi kasih sayang kepada anak-anaknya, mengajar dan mendidik
mereka dalam ajaran kebenaran Firman Tuhan, anak-anak yang taat dan patuh pada perintah orang tua,
anak-anak yang menghormati orang tuanya. Anak-anak, ibu dan ayah yang hidup
dalam satu rumah tangga yang bahagia, hidup rukun dan damai seperti minyak yang
turun dari kepala hingga ke jambang hingga ke janggut dan hingga ke jubahnya
Harun. Rumah tangga yang diberkati Tuhan seperti berkat Allah yang turun pada
gunung Hermon, sebab kepala rumah tangga idaman adalah Kristus Yesus Tuhan Sang
Juru Selamat. Alangkah baiknya rumah tangga dan seisinya beribadah dan
menyembah pada Tuhan Allah saja, bukan seperti orang asing di seberang sungai Efrat yang beribadah
kepada allah lain.
Foto: Mertuaku yang
misterius.
Sumber: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=106685572807314 & set=t.100006528692389 & type=3 & theater
Hati Tuhan dan seluruh hati
penghuni Sorga akan sangat bersuka cita bila seorang fasik kembali dari
jalannya yang menyimpang kembali ke jalan terang Tuhan, hati semua
keluarga/famili dan hati semua orang yang mencintaimu akan bersuka cita bila
engkau wahai istri tercinta kembali ke rumah tanggamu, kembali ke sisi suamimu.
Kembalilah wahai istriku yang tercinta, rumah tanggamu telah lama merindukan
kehadiranmu, kembalilah segera kita gapai hidup bahagia, hidup abadi panjang
umur tanda penuh diberkati Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar