Dapatkan Uang, klik link ini http://projects.id/uangberkah

Rabu, 19 Juli 2017

JARIMATIKA PMD (PEDANG MATA DUA) TINGKAT SEDANG
HITUNGAN PERKALIAN ANGKA
Oleh: SR.Pakpahan,SST

            Hitungan PMD tentang matematika perkalian tingkat dasar harus telah dipahami dan dikuasai untuk lebih lanjut dengan mudah mempelajari tingkatan berikutnya yaitu tingkat sedang. Teknik metode dan rumus formula yang diberikan pada tingkat dasar tersebut harus sudah dikuasai dan bukan untuk di hafal, sebab kalau menghafal pelajaran apapun itu di hari yang akan datang akan mudah terlupakan, tetapi bila dipahami dan dimengerti teknik metodenya, maka akan diingat selamanya.
            Pada matematika perkalian menggunakan jari-jari tangan sebagai Jarimatika tingkat sedang ini, maka hal yang perlu ditonjolkan disini adalah sistem pinjam meminjam angka bilangan. Sebagai ilustrasi atau intermezzo kita sebelum memasuki topik sebenarnya, penulis ingin mengajukan suatu pertanyaan matematika, sebagai berikut:
Adalah seseorang katakanlah si A mempunyai 17 ekor lembu, Ketika ia akan mau mati (meninggal dunia) ia membuat suatu surat wasiat warisan tentang pembagian hartanya (17 ekor lembu tersebut) kepada 3 orang anaknya katakanlah si B, C, dan si D yang sangat memerlukan lembu tersebut bagi perayaan Paskah yang akan datang di tanggal 14 Januari 2018. Ia (si A) tersebut membuat pembagian harta secara merata dan adil menurut proporsi dan andil masing-masing anaknya terhadap ia selama ia hidup, sebagai berikut:
-       Si B memperoleh 1/2  bagian dari harta yang diwariskan (17 ekor lembu)
-       Si C memperoleh 1/3 bagian dari harta yang diwariskan
-       Si D memperoleh 1/9 bagian dari harta yang diwariskan.
Untuk merealisasikan niat tersebut, ia (Si A) lalu menemui seorang Notaris ahli pembuat surat warisan katakanlah si E untuk segera membantunya sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya.
Memang seorang Notaris haruslah seorang yang pintar berhitung, jika seandainya anda adalah sebagai Notaris tersebut dan anda akan membuat surat wasiat warisan tersebut, maka sebenarnya berapa ekorkah lembu yang dibagikan untuk masing-masing si B, C, dan si D agar mereka dapat merayakan Paskah Allah?
Selamat mencoba menjawab sebagai anda seorang Notaris.
Pertanyaan ini penulis sampaikan disini sebab hal ini ada kaitannya dengan pelajaran yang akan segera kita mulai dalam mempelajari Jarimatika Tingkat Sedang. Jawabannya ada di akhir setelah pembelajaran Jarimatika tingkat sedang ini selesai.


Bilangan-bilangan pada operasi perkalian ini terbagi dalam kelas-kelas atau kelompok besar, yaitu: Kelas 1 s/d  5, 6 s/d 10, 11 s/d 15, 16 s/d 20, dan seterusnya, namun bilangan yang diperkalikan adalah tidak sama angka nilai puluhannya atau ratusannya atau ribuannya, atau dan seterusnya. Atau, penyebutan bilangan pada masing-masing jari tidak selalu sama, tetapi disesuaikan dengan kelas-kelasnya :
-       Pada kelas 1 s/d 5 jari kelingking mempunyai nilai 1, jari manis mempunyai nilai 2, jari tengah punya nilai 3, jari telunjuk punya nilai 4 dan ibu jari punya nilai 5.
-       Pada kelas 6 s/d 10 jari kelingking mempunyai nilai 6, jari manis mempunyai nilai 7, jari tengah punya nilai 8, jari telunjuk punya nilai 9 dan ibu jari punya nilai 10.
Metode penghitungan dan rumus penerapan bergantung pada kelas di mana operasi itu berlangsung, ada 4 metode penghitungannya sebagai berikut:
1.    Metode I : Perkalian angka _1 s/d _5  dengan _1 s/d _5 
Perkalian angka yang berada di bawah jari-jari tangan kiri dan kanan
2.    Metode II : Perkalian angka _6 s/d _0 dengan _6 s/d _0 
Perkalian angka yang berada di atas jari-jari tangan kiri dan kanan
3.    Metode III : Perkalian angka _1 s/d _5  dengan _6 s/d _0
Perkalian angka yang berada di bawah jari-jari tangan kiri dengan angka yang berada di atas jari-jari tangan kanan
4.    Metode IV : Perkalian angka _6 s/d _0  dengan _1 s/d _5
Perkalian angka yang berada di atas jari-jari tangan kiri dengan angka yang berada di bawah jari-jari tangan kanan

            Pada masing-masing metode perkalian, tidak ada rumus formula baku yang diberikan untuk setiap kelas yang sama maupun kelas yang berbeda karena angka-angka yang diperkalikan bukanlah angka-angka yang berpasangan, tetapi rumus formula dari  metode perkalian pada pembelajaran Jarimatika tingkat dasar tetap dapat dipakai sesuai dengan kelasnya. Metode perkalian Jarimatika tingkat dasar tersebut adalah :

Metode Awal: Perkalian angka 1 – 5
Rumus Formula AwaI :         0( B1 + B2 ) + ( B1 x B2)       
Metode I: Perkalian angka 6 – 10
Rumus Formula I :         10( B1 + B2 ) + ( A1 x A2)       
Metode II: Perkalian angka 11 – 15
Rumus Formula II :         100 + 10( B1 + B2 ) + ( B1 x B2)       
Metode III: Perkalian angka 16 – 20
Rumus Formula III :         2(100) + 2{10( B1 + B2 )}+ ( A1 x A2)       
Metode IV: Perkalian angka 21 – 25
Rumus Formula IV :         4(100) + 2{10( B1 + B2 )}+ ( B1 x B2)       
Metode V: Perkalian angka 26 – 30
Rumus Formula V :         6(100) + 3{10( B1 + B2 )}+ ( A1 x A2)       
Metode VI: Perkalian angka 31 – 35
Rumus Formula VI :         9(100) + 3{10( B1 + B2 )}+ ( B1 x B2)       
Metode VII: Perkalian angka 36 – 40
Rumus Formula VII :         12(100) + 4{10( B1 + B2 )}+ ( A1 x A2)       
Metode VIII: Perkalian angka 41 – 45
Rumus Formula VIII :         16(100) + 4{10( B1 + B2 )}+ ( B1 x B2)       
Metode IX: Perkalian angka 46 – 50
Rumus Formula IX :         20(100) + 5{10( B1 + B2 )}+ ( A1 x A2)       
Metode X: Perkalian angka 51 – 55
Rumus Formula X :         25(100) + 5{10( B1 + B2 )}+ ( B1 x B2)       

Dan seterusnya.

Rumus formula Metode perkalian Jarimatika tingkat dasar diatas hanya berlaku pada perkalian bilangan-bilangan berpasangan serasi yang dalam proses penghitungan jarimatikanya tidak memerlukan sistem pinjam-meminjam angka. Bila ada 2 (dua) hal apapun itu dalam berpasangan serasi, maka proses hidup akan mudah dan praktis bagi kehidupan. Tapi bila 2 (dua) hal itu tidak serasi, tidak cocok berpasangan, maka akan mengalami kesulitan bagi paraktisnya hidup, demikian hal itu diilustrasikan dari perhitungan perkalian metode jarimatika tingkat sedang ini yang bilangan-bilangannya saling tidak berpasangan akan agak menemui kesulitan dalam proses penghitungannya.
Dalam melakukan penghitungan perkalian bilangan, cara mana yang lebih mudah dilakukan itulah yang harus dikerjakan. Dan pengerjaannya akan mencapai beberapa tahapan (lebih dari satu tahapan jarimatika) tergantung pada besarnya angka-angka yang akan dihitung dan berpasangan atau tidaknya angka-angka tersebut. Pandai-pandailah memilih suatu angka pasangan bagi angka perkaliannya dari hasil angka yang dipinjamkan atau angka yang meminjamkan agar proses jarimatika cepat dan tepat benar. Pasangan angka (jodohnya angka) ada di tangan anda selaku penghitung.
Dan pada proses penghitungan akhir, akan ditemui jarimatika di bagian akhir yang akan selalu ada 2 (dua) proses (ingat bahwa bagi PMD Sawi-AK, hal apapun itu dibagian akhir akan selalu ada 2 (dua)). Perkalian bilangan dipraktiskan prosesnya dalam 2 (dua) tahap akhir sebagai kedua bilangan tersebut tidak berpasangan, sehingga angka hasil untuk puluhan (10) akan terbagi 2 menjadi setengah puluhan (5) untuk penjumlahan kedua nilai satuan di angka puluhan pertama dan setengah puluhan (5) untuk di angka puluhan kedua.

Apa kata nats Alkitab tentang pinjam-meminjam, ini dia:

Mujur orang yang menaruh belas kasihan dan yang memberi pinjaman,  yang melakukan urusannya dengan sewajarnya.

tetapi engkau harus membuka tangan lebar-lebar baginya dan memberi pinjaman kepadanya dengan limpahnya, cukup untuk keperluannya, seberapa ia perlukan.

Apabila engkau meminjamkan sesuatu kepada sesamamu,  janganlah engkau masuk ke rumahnya untuk mengambil gadai  dari padanya.

Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu?  Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak.

Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjamdari padamu. 

TUHAN akan membuka bagimu perbendaharaan-Nya  yang melimpah,  yakni langit, untuk memberi hujan   bagi tanahmu pada masanya dan memberkati   segala pekerjaanmu, sehingga engkau memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri tidak meminta  pinjaman.

Apabila TUHAN, Allahmu, memberkati engkau, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, maka engkau akan memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri tidak akan meminta pinjaman; engkau akan menguasai banyak bangsa, tetapi mereka tidak akan menguasai engkau.



Apabila seseorang meminjam seekor binatang dari temannya, dan binatang itu patah kakinya atau mati, ketika pemiliknya tidak ada di situ, maka ia harus membayar ganti kerugian  sepenuhnya.

yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba  dan tidak menerima suap d  melawan orang yang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah  selama-lamanya.

Jika engkau meminjamkan uang  kepada salah seorang dari umat-Ku, orang yang miskin di antaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih hutang terhadap dia: janganlah kamu bebankan bunga uang  kepadanya.


Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka   dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak i  Allah Yang Mahatinggi, j  sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.

Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN ,  yang akan membalas perbuatannya  itu.

Mari kita bahas satu-persatu metode perkalian pada angka angka yang tidak berpasangan dengan jarimatika yang diberikan:

Metode I : Perkalian angka _1 s/d _5 dengan _1 s/d _5
               Perkalian angka yang berada di bawah jari-jari tangan kiri dan kanan

Rumus Formula :    
{4(100) + 2{10(B1 + B2)} + (B1 x B2)} – {1(100) + 1{10(B’1 + B’2)} + (B’1 x B’2)} –   {1(100) + 1{10(B’’1 + B’’2)} + (B’’1 x B’’2)} 

Keterangan:  
Jari-jari Atas (A1 dan A2) tidak dipakai dalam hitungan.
B1, B’1, B’’1  = Puluhan (jari tangan kiri yang dibuka)
      → B  = bawah.
B2, B’2, B’’2  = Puluhan (jari tangan kanan yang dibuka).
B1, B’1, B’’1   = Satuan (jari tangan kiri yang dibuka, tapi bernilai satuan)
           → B  = bawah.
B2, B’2, B’’2   = Satuan (jari tangan kanan yang dibuka, tapi bernilai satuan).

Formasi dasar perkalian:
1.        Jari kelilingking              nilai  = 11 atau 21
2.        Jari manis                     nilai  = 12 atau 22
3.        Jari tengah                    nilai  = 13 atau 23
4.        Jari telunjuk                  nilai  = 14 atau 24
5.        Jari jempol ( ibu jari)     nilai  = 15 atau 25

Atau Rumus Formula :    
:    
{1(100) + 1{10(B1 + B2)} + (B1 x B2)} + {1(100) + 1{10(B’1 + B’2)} + (B’1 x B’2)}

Keterangan:  
Jari-jari Atas (A1 dan A2) tidak dipakai dalam hitungan.
B1, B’1, = Puluhan (jari tangan kiri yang dibuka)
      → B  = bawah.
B2, B’2  = Puluhan (jari tangan kanan yang dibuka).
B1, B’1  = Satuan (jari tangan kiri yang dibuka, tapi bernilai satuan)
           → B  = bawah.
B2, B’2  = Satuan (jari tangan kanan yang dibuka, tapi bernilai satuan).

Formasi dasar perkalian:
1.        Jari kelilingking              nilai  = 11
2.        Jari manis                     nilai  = 12
3.        Jari tengah                    nilai  = 13
4.        Jari telunjuk                  nilai  = 14
5.        Jari jempol ( ibu jari)     nilai  = 15


Contoh1: Hitung 11x22= ...
Jawab:


Dalam contoh ilustrasi tersebut, nilai perkalian 11 dan 22, maka format perhitungannya berdasarkan ketentuan:
-       Angka 11 dan 21 adalah angka yang tidak berpasangan
-       Agar berpasangan, maka angka 11 harus mendapat pinjaman angka lain yang puluhannya berangka 1 (misalnya 11) agar ia serasi berpasangan dengan 21.
-       Format perkaliannya 11x22 bisa kita buat menjadi:
11x22 = (22-11)x22 = (22x22) – (11x22)
                              = (22x22) – {11(11+11)}
                              = (22x22) – (11x11) – (11x11)
-       Format perhitungannya menjadi 3 tahap yaitu pada 22x22, pada 11x11 dan pada 11x11 sebagai berikut:
Rumus Formula :    
{4(100) + 2{10(B1 + B2)} + (B1 x B2)} – {1(100) + 1{10(B’1 + B’2)} + (B’1 x B’2)} –   {1(100) + 1{10(B’’1 + B’’2)} + (B’’1 x B’’2)} 

Keterangan:  
Jari-jari Atas (A1 dan A2) tidak dipakai dalam hitungan.
B1, B’1, B’’1  = Puluhan (jari tangan kiri yang dibuka)
      → B  = bawah.
B2, B’2, B’’2  = Puluhan (jari tangan kanan yang dibuka).
B1, B’1, B’’1   = Satuan (jari tangan kiri yang dibuka, tapi bernilai satuan)
           → B  = bawah.
B2, B’2, B’’2   = Satuan (jari tangan kanan yang dibuka, tapi bernilai satuan).

Formasi dasar perkalian:
1.        Jari kelilingking              nilai  = 11 atau 21
2.        Jari manis                     nilai  = 12 atau 22
3.        Jari tengah                    nilai  = 13 atau 23
4.        Jari telunjuk                  nilai  = 14 atau 24
5.        Jari jempol ( ibu jari)     nilai  = 15 atau 25

Formula :
= {4(100) + 2{10(B1 + B2)} + (B1 x B2)} – {1(100) + 1{10(B’1 + B’2)} + (B’1 x B’2)} –   {1(100) + 1{10(B’’1 + B’’2)} + (B’’1 x B’’2)}
= {4(100) + 2(10)(2+2) + (2x2)} – {1(100) + 1(10)(1+1) + (1x1)} - {1(100) + 1(10)(1+1) + (1x1)}
= {(400 + 80 +4) – (100 + 20 + 1) – (100 + 20 + 1)}
= 484 – 121 – 121
= 484 – 242
= 242

Atau 11x22 dengan cara lain,
-       Agar berpasangan, maka angka 22 harus memberi pinjaman angka yang nilai puluhannya berangka 1 (misalnya 11) agar ia serasi berpasangan dengan 11.
-       Format perkaliannya 11x22 bisa kita buat menjadi:
11x22 = 11(11+11) = (11x11) + (11x11)
-       Format perhitungannya menjadi 2 tahap yaitu pada 11x11, dan pada 11x11 sebagai berikut:
Rumus Formula :    
{1(100) + 1{10(B1 + B2)} + (B1 x B2)} + {1(100) + 1{10(B’1 + B’2)} + (B’1 x B’2)}

Keterangan:  
Jari-jari Atas (A1 dan A2) tidak dipakai dalam hitungan.
B1, B’1, = Puluhan (jari tangan kiri yang dibuka)
      → B  = bawah.
B2, B’2  = Puluhan (jari tangan kanan yang dibuka).
B1, B’1  = Satuan (jari tangan kiri yang dibuka, tapi bernilai satuan)
           → B  = bawah.
B2, B’2  = Satuan (jari tangan kanan yang dibuka, tapi bernilai satuan).

Formasi dasar perkalian:
1.        Jari kelilingking              nilai  = 11
2.        Jari manis                     nilai  = 12
3.        Jari tengah                    nilai  = 13
4.        Jari telunjuk                  nilai  = 14
5.        Jari jempol ( ibu jari)     nilai  = 15

Formula :
{1(100) + 1{10(B1 + B2)} + (B1 x B2)} + {1(100) + 1{10(B‘1 + B’2)} + (B’1 x B’2)}
= {1(100) + 1(10)(1+1) + (1x1)} + {1(100) + 1(10)(1+1) + (1x1)}
= {(100 + 20 +1) + (100 + 20 + 1)}
= 121 + 121
= 242

Cara mana yang paling mudah menurut anda, itulah yang dikerjakan.


Metode II : Perkalian angka _6 s/d _0 dengan _6 s/d _0 
     Perkalian angka yang berada di atas jari-jari tangan kiri dan kanan

Rumus Formula :    
{30(100) + 6{10(B1 + B2)} + (A1 x A2)} – {6(100) + 3{10(B’1 + B’2)} + (A’1 x A’2)} –   {6(100) + 3{10(B’’1 + B’’2)} + (A’’1 x A’’2)}

Keterangan:  
B1, B’1, B’’1  = Puluhan (jari tangan kiri yang dibuka)
      → B  = bawah.
B2, B’2, B’’2  = Puluhan (jari tangan kanan yang dibuka).
A1, A’1, A’’1   = Satuan (jari tangan kiri yang ditutup)
           → A  = atas.
A2, A’2, A’’2   = Satuan (jari tangan kanan yang ditutup).

Formasi dasar perkalian:
1.        Jari kelilingking              nilai  = 26 atau 56
2.        Jari manis                     nilai  = 27 atau 57
3.        Jari tengah                    nilai  = 28 atau 58
4.        Jari telunjuk                  nilai  = 29 atau 59
5.        Jari jempol ( ibu jari)     nilai  = 30 atau 60

Atau Rumus Formula :    
{9(100) + 3{10(B1 + B2)} + (B1 x B2)} + {5(100) + 5{10(B’1 + B’2)} + (B’1 x B’2)}

Keterangan:  
Jari-jari Atas (A1 dan A2) tidak dipakai dalam hitungan.
B1, B’1, = Puluhan (jari tangan kiri yang dibuka)
      → B  = bawah.
B2, B’2  = Puluhan (jari tangan kanan yang dibuka).
B1, B’1  = Satuan (jari tangan kiri yang dibuka, tapi bernilai satuan)
           → B  = bawah.
B2, B’2  = Satuan (jari tangan kanan yang dibuka, tapi bernilai satuan).

Formasi dasar perkalian:
1.        Jari kelilingking              nilai  = 21 dan 31
2.        Jari manis                     nilai  = 22 dan 32
3.        Jari tengah                    nilai  = 23 dan 33
4.        Jari telunjuk                  nilai  = 24 dan 34
5.        Jari jempol ( ibu jari)     nilai  = 25 dan 35


Contoh 2: Hitung 32 x 57 = ....
Format perhitungannya berdasarkan ketentuan:
-       Angka 32 dan 57 adalah angka yang tidak berpasangan
-       Agar berpasangan, maka angka 32 harus mendapat pinjaman angka lain yang puluhannya berangka 5 (misalnya 59) agar ia serasi berpasangan dengan 57.
-       Format perkalian 32x57 bisa kita buat menjadi:
32x57 = (59-27)x57 = (59x57) – (27x57)
                              = (59x57) – {27(29+28)}
                              = (59x57) – (27x29) – (27x28)
-       Format perhitungannya menjadi 3 tahap yaitu pada 59x57, pada 27x29 dan pada 27x28 sebagai berikut:
Rumus Formula :    
{30(100) + 6{10(B1 + B2)} + (A1 x A2)} – {6(100) + 3{10(B’1 + B’2)} + (A’1 x A’2)} –   {6(100) + 3{10(B’’1 + B’’2)} + (A’’1 x A’’2)}

Keterangan:  
B1, B’1, B’’1  = Puluhan (jari tangan kiri yang dibuka)
      → B  = bawah.
B2, B’2, B’’2  = Puluhan (jari tangan kanan yang dibuka).
A1, A’1, A’’1   = Satuan (jari tangan kiri yang ditutup)
           → A  = atas.
A2, A’2, A’’2   = Satuan (jari tangan kanan yang ditutup).

Formasi dasar perkalian:
1.        Jari kelilingking              nilai  = 26 atau 56
2.        Jari manis                     nilai  = 27 atau 57
3.        Jari tengah                    nilai  = 28 atau 58
4.        Jari telunjuk                  nilai  = 29 atau 59
5.        Jari jempol ( ibu jari)     nilai  = 30 atau 60

Formula :
= {30(100) + 6{10(B1 + B2)} + (A1 x A2)} – {6(100) + 3{10(B’1 + B’2)} + (A’1 x A’2)} –   {6(100) + 3{10(B’’1 + B’’2)} + (A’’1 x A’’2)}
= {30(100) + 6(10)(4+2) + (1x3)} – {6(100) + 3(10)(2+4) + (3x1)} - {6(100) + 3(10)(2+3) + (3x2)}
= {(3000 + 360 +3) – (600 + 180 + 3) – (600 + 150 + 6)}
= 3363 – 783 – 756
= 3363 – 1539
= 1824

Atau 32x57 dengan cara lain,
-       Agar berpasangan, maka angka 57 harus memberi pinjaman angka yang puluhannya berangka 3 (misalnya 35) agar ia serasi berpasangan dengan 32.
-       Format perkalian 32x57 bisa kita buat menjadi:
32x57 = 32(35+22) = (32x35) + (32x22)
-       Format perhitungannya menjadi 2 tahap yaitu pada 32x35, dan pada 32x22 sebagai berikut:
Rumus Formula :    
{9(100) + 3{10(B1 + B2)} + (B1 x B2)} + {6(100) + (3(5)(B’1 + B’2)) + (2(5)(B’1 + B’2)) + (B’1 x B’2)}

Keterangan:  
Jari-jari Atas (A1 dan A2) tidak dipakai dalam hitungan.
B1, B’1, = Puluhan (jari tangan kiri yang dibuka)
      → B  = bawah.
B2, B’2  = Puluhan (jari tangan kanan yang dibuka).
B1, B’1  = Satuan (jari tangan kiri yang dibuka, tapi bernilai satuan)
           → B  = bawah.
B2, B’2  = Satuan (jari tangan kanan yang dibuka, tapi bernilai satuan).

Formasi dasar perkalian:
1.        Jari kelilingking              nilai  = 21 dan 31
2.        Jari manis                     nilai  = 22 dan 32
3.        Jari tengah                    nilai  = 23 dan 33
4.        Jari telunjuk                  nilai  = 24 dan 34
5.        Jari jempol ( ibu jari)     nilai  = 25 dan 35

Formula :
{9(100) + 3{10(B1 + B2)} + (B1 x B2)} + {6(100) + {(3(5)(B’1 + B’2)) +
(2(5)(B’1 + B’2)) + (B’1 x B’2)}
= {9(100) + 3(10)(2+5) + (2x5)} + {6(100) + {3(5)(2+2) + 2(5)(2+2)} + (2x2)}
= {9(100) + 3(10)(2+5) + (2x5)} + {600 + 15(2+2) + 10(2+2)} + (2x2)}
= {(900 + 210 +10) + (600 + 60 +40) + 4}
= 1120 + 700 + 4
= 1824

Pada cara kedua ini, bila diperhatikan bahwa ada perkalian 32x22 sebagai proses akhir, dan karena di bagian akhir maka akan selalu ada 2 (dua) proses (ingat bahwa bagi PMD Sawi-AK, hal apapun itu dibagian akhir akan selalu ada 2 (dua)).
Perkalian 32x22 dipraktiskan prosesnya dalam 2 (dua) tahap sebagai dua bilangan tersebut tidak berpasangan, sehingga angka hasil untuk puluhan (10) akan terbagi 2 menjadi setengah puluhan (5) untuk (2+2) di angka puluhan 3 dari 32 dan setengah puluhan (5) untuk (2+2) di angka puluhan 2 dari 22.

Cara mana menurut anda yang paling mudah, itulah yang dikerjakan.


Metode III : Perkalian angka _1 s/d _5  dengan _6 s/d _0
 Perkalian angka yang berada di bawah jari-jari tangan kiri dengan  angka yang berada di atas jari-jari tangan kanan

Rumus formula:
{25(100) + 5{10(B1 + B2)} + (B1 x B2)} – {2(100) + 2{10(B’1 + B’2)} + (A’1 x A’2)} – {2(100) + 2{10(B’’1 + B’’2)} + (A’’1 x A’’2)} – {(1(50)+2(50)) + {2(5)(B’’’1 + B’’’2) + 1(5)(A’’’1 + A’’’2)} + (B’’’1 x B’’’2)}

Keterangan:
B1, B’1, B’’1, B’’’1 = Puluhan (jari tangan kiri yang dibuka)
      → B  = bawah.
B2, B’2, B’’2, B’’’2  = Puluhan (jari tangan kanan yang dibuka).
B1, B’’’1 = Puluhan (jari tangan kiri yang dibuka, tapi bernilai satuan)
B2, B’’’2  = Puluhan (jari tangan kanan yang dibuka, tapi bernilai satuan).
A’1, A’’1, A’’’1   = Satuan (jari tangan kiri yang ditutup)
           → A  = atas.
A’2, A’’2, A’’’2   = Satuan (jari tangan kanan yang ditutup).

Formasi dasar perkalian:
1.        Jari kelilingking              nilai  = 16 atau 51
2.        Jari manis                     nilai  = 17 atau 52
3.        Jari tengah                    nilai  = 18 atau 53
4.        Jari telunjuk                  nilai  = 19 atau 54
5.        Jari jempol ( ibu jari)     nilai  = 20 atau 55

Atau Rumus Formula :    

{12(100) + 4{10(B1 + B2)} + (A1 x A2)} + {1(100) + 1{10(B’1 + B’2)} + (B’1 x B’2)} + {2(100) + (1(5)(B’’1 + B’’2)) + (2(5)(B’’1 + B’’2)) + (B’’1 x B’’2)}

Keterangan:  
B1, B’1, B’’1= Puluhan (jari tangan kiri yang dibuka)
      → B  = bawah.
B2, B’2, B’’2  = Puluhan (jari tangan kanan yang dibuka).
A1, = Satuan (jari tangan kiri yang ditutup)
A2, = Satuan (jari tangan kanan yang ditutup)
B1, B’1, B’’1  = Satuan (jari tangan kiri yang dibuka, tapi bernilai satuan)
           → B  = bawah.
B2, B’2, B’’2  = Satuan (jari tangan kanan yang dibuka, tapi bernilai satuan).

Formasi dasar perkalian:
1.        Jari kelilingking              nilai  = 11 dan 36
2.        Jari manis                     nilai  = 12 dan 37
3.        Jari tengah                    nilai  = 13 dan 38
4.        Jari telunjuk                  nilai  = 14 dan 39
5.        Jari jempol ( ibu jari)     nilai  = 15 dan 40


Contoh 3: Hitung 52 x 37 = ....
Format perhitungannya berdasarkan ketentuan:
-       Angka 52 dan 37 adalah angka yang tidak berpasangan
-       Agar berpasangan, maka angka 37 harus mendapat pinjaman angka lain yang puluhannya berangka 5 (misalnya 54) agar ia serasi berpasangan dengan 52.
-       Format perkalian 52x37 bisa kita buat menjadi:
52x37 = 52(54-17) = (52x54) – (52x17)
-       Selanjutnya, agar berpasangan, maka angka 52 harus memberi pinjaman angka lain yang puluhannya berangka 1 (misalnya 19) agar ia serasi berpasangan dengan 17,
Sehingga 52(54-17) = (52x54) – (52x17)
                              = (52x54) – {(19+33)17}
                              = (52x54) – (19x17) – (33x17)
-       Selanjutnya, agar berpasangan, maka angka 33 harus memberi pinjaman angka lain yang puluhannya berangka 1 (misalnya 19) agar ia serasi berpasangan dengan 17
Sehingga 52(54-17) = (52x54) – (19x17) – (33x17)
                              = (52x54) – (19x17) – {(19+14)17)}
                              = (52x54) – (19x17) – (19x17) – (14x17)

-       Format perhitungannya menjadi 4 tahap yaitu pada 52x54, pada 19x17, pada 19x17 dan pada 14x17 sebagai berikut:
Rumus Formula :    
{25(100) + 5{10(B1 + B2)} + (B1 x B2)} – {2(100) + 2{10(B’1 + B’2)} + (A’1 x A’2)} – {2(100) + 2{10(B’’1 + B’’2)} + (A’’1 x A’’2)} – {(1(50)+2(50)) + {2(5)(B’’’1 + B’’’2) + 1(5)(A’’’1 + A’’’2)} + (B’’’1 x B’’’2)}

Keterangan:
B1, B’1, B’’1, B’’’1 = Puluhan (jari tangan kiri yang dibuka)
      → B  = bawah.
B2, B’2, B’’2, B’’’2  = Puluhan (jari tangan kanan yang dibuka).
B1, B’’’1 = Puluhan (jari tangan kiri yang dibuka, tapi bernilai satuan)
B2, B’’’2  = Puluhan (jari tangan kanan yang dibuka, tapi bernilai satuan).
A’1, A’’1, A’’’1   = Satuan (jari tangan kiri yang ditutup)
           → A  = atas.
A’2, A’’2, A’’’2   = Satuan (jari tangan kanan yang ditutup).

Formasi dasar perkalian:
1.        Jari kelilingking              nilai  = 16 atau 51
2.        Jari manis                     nilai  = 17 atau 52
3.        Jari tengah                    nilai  = 18 atau 53
4.        Jari telunjuk                  nilai  = 19 atau 54
5.        Jari jempol ( ibu jari)     nilai  = 20 atau 55

Formula :
{25(100) + 5{10(B1 + B2)} + (B1 x B2)} – {2(100) + 2{10(B’1 + B’2)} + (A’1 x A’2)} – {2(100) + 2{10(B’’1 + B’’2)} + (A’’1 x A’’2)} – {(1(50)+2(50)) + {2(5)(B’’’1 + B’’’2) + 1(5)(A’’’1 + A’’’2)} + (B’’’1 x B’’’2)}
= {25(100) + 5(10)(2+4) + (2x4)} – {2(100) + 2(10)(4+2) + (1x3)} –
{2(100) + 2(10)(4+2) + (1x3)} - {(50+100) + {2(5)(4+2) + 1(5)(1+3)} + (4x2)}
= (2500 + 300 +8) – (200 + 120 + 3) – (200 + 120 + 3) – {150 + (60+20) + 8}
= 2808 – 323 – 323 – (150+80+8)
= 2162 – 238
= 1924

Pada cara ini, bila diperhatikan bahwa ada perkalian 14x17 sebagai proses akhir, dan karena di bagian akhir maka akan selalu ada 2 (dua) proses (ingat bahwa bagi PMD Sawi-AK, hal apapun itu dibagian akhir akan selalu ada 2 (dua)).
Perkalian 14x17 dipraktiskan prosesnya dalam 2 (dua) tahap sebagai dua bilangan tersebut tidak berpasangan, sehingga angka hasil untuk puluhan (10) akan terbagi 2 menjadi setengah puluhan (5) untuk (4+2) di angka puluhan 1 dari 17 (disesuaikan dengan rumus tingkat dasar formula III), dan setengah puluhan (5) untuk (1+3) di angka puluhan 1 dari 14.

Atau 52x37 dengan cara lain,
-       Agar berpasangan, maka angka 52 harus memberi pinjaman angka yang puluhannya berangka 4 (misalnya 40) agar ia serasi berpasangan dengan 37.
-       Format perkalian 32x57 bisa kita buat menjadi:
52x37 = (40+12)37 = (40x37) + (12x37)
-       Selanjutnya, agar berpasangan, maka angka 37 harus memberi pinjaman angka lain yang puluhannya berangka 1 (misalnya 15) agar ia serasi berpasangan dengan 12,
Sehingga 52x37 = (40+12)37 = (40x37) + (12x37)
                                            = (40x37) + 12(15+22)
                                            = (40x37) + (12x15) + (12x22)
                                            = (40x37) + (12x15) + (12x22)
-       Format perhitungannya menjadi 3 tahap yaitu pada 40x37, pada 12x15, dan pada 12x22 sebagai berikut:
Rumus Formula :    
{12(100) + 4{10(B1 + B2)} + (A1 x A2)} + {1(100) + 1{10(B’1 + B’2)} + (B’1 x B’2)} + {2(100) + (1(5)(B’’1 + B’’2)) + (2(5)(B’’1 + B’’2)) + (B’’1 x B’’2)}

Keterangan:  
B1, B’1, B’’1= Puluhan (jari tangan kiri yang dibuka)
      → B  = bawah.
B2, B’2, B’’2  = Puluhan (jari tangan kanan yang dibuka).
A1, = Satuan (jari tangan kiri yang ditutup)
A2, = Satuan (jari tangan kanan yang ditutup)
B1, B’1, B’’1  = Satuan (jari tangan kiri yang dibuka, tapi bernilai satuan)
           → B  = bawah.
B2, B’2, B’’2  = Satuan (jari tangan kanan yang dibuka, tapi bernilai satuan).

Formasi dasar perkalian:
1.        Jari kelilingking              nilai  = 11 dan 36
2.        Jari manis                     nilai  = 12 dan 37
3.        Jari tengah                    nilai  = 13 dan 38
4.        Jari telunjuk                  nilai  = 14 dan 39
5.        Jari jempol ( ibu jari)     nilai  = 15 dan 40

Formula :
{12(100) + 4{10(B1 + B2)} + (A1 x A2)} + {1(100) + 1{10(B’1 + B’2)} + (B’1 x B’2)} + {2(100) + (1(5)(B’’1 + B’’2)) + (2(5)(B’’1 + B’’2)) + (B’’1 x B’’2)}
= {12(100) + 4(10)(5+2) + (0x3)} + {1(100) + 1(10)(2+5) + (2x5)} +
{2(100) + {1(5)(2+2) + 2(5)(2+2)} + (2x2)}
= {1200 + 40(5+2) + (0x3)} + {100 + 10(2+5) + (2x5)} + {200 + 5(2+2) + 10(2+2)} + (2x2)}
= {(1200 + 280 + 0) + (100 + 70 + 10) + {200 + (20 + 40) + 4}
= 1480 + 180 + 264
= 1924

Pada cara kedua ini, bila diperhatikan bahwa ada perkalian 12x22 sebagai proses akhir, dan karena di bagian akhir maka akan selalu ada 2 (dua) proses (ingat bahwa bagi PMD Sawi-AK, hal apapun itu dibagian akhir akan selalu ada 2 (dua)).
Perkalian 12x22 dipraktiskan prosesnya dalam 2 (dua) tahap sebagai dua bilangan tersebut tidak berpasangan, sehingga angka hasil untuk puluhan (10) akan terbagi 2 menjadi setengah puluhan (5) untuk (2+2) di angka puluhan 1 dari 12 dan setengah puluhan (5) untuk (2+2) di angka puluhan 2 dari 22.

Cara mana menurut anda yang paling mudah, itulah yang dikerjakan.










Rumus Formula II : 100 + 10(B1 + B2) + (B1 x B2)
                            = 100 + 10(2 + 4) + (2 x 4)
                  = 100 + 10(6) + 8
                  = 168
Model peragaan jarimatikanya:


Contoh 4: Hitung 15 x 15 = ...
Rumus Formula II  = 100 + 10(B1 + B2) + (B1 x B2)
                   = 100 + 10(5 + 5) + (5 x 5)
                        = 100 + 100 + 25
                        = 225
Model peragaan jarimatikanya:

1.    Metode III: Perkalian angka 16 – 20
Rumus Formula III :         2{100 + 10( B1 + B2 )}+ ( A1 x A2)       
atau :                              2(100) + 2{10( B1 + B2 )}+ ( A1 x A2)       

Keterangan:  
B1  = Puluhan (jari tangan kiri yang dibuka)
      → B  = bawah.
B2  = Puluhan (jari tangan kanan yang dibuka).
A1  = Satuan (jari tangan kiri yang dibuka)
           → B  = bawah.
A2  = Satuan (jari tangan kanan yang dibuka).

Formasi dasar perkalian:
1.        Jari kelilingking              nilai  = 16
2.        Jari manis                     nilai  = 17
3.        Jari tengah                    nilai  = 18
4.        Jari telunjuk                  nilai  = 19
5.        Jari jempol ( ibu jari)     nilai  = 20

Contoh1: Hitung 16x17= ...
Jawab:

Dalam contoh ilustrasi tersebut, nilai perkalian 16 dan 17, maka format perhitungannya berdasarkan rumus sebagai berikut:
Formula III : 2{100 + 10(B1 + B2)} + (A1 x A2)
       = 2(100)+2{10(1 + 2)} + (4 x 3)
       = 200 + 20{1 + 2} + 12
       = 200 + 60 + 12
       = 272  

Contoh 2:  Hitung 16 x 18 = ....
Jawab : Formula III:  2{100 + 10(B1 + B2)} + (A1 x A2)
                             = 2(100) + 2{10(B1 + B2)} + (A1 x A2)
                             = 200 + 20(1 + 3) + (4 x 2)
                             = 200 + 20(4) + 8
                   = 288
Lihat hasil peragaan berikut ini:

Contoh 3: Hitung 17 x 19 = ....
 Rumus Formula III : 2{100 + 10(B1 + B2)} + (A1 x A2)
                             = 2(100) + 2{10(B1 + B2)} + (A1 x A2)
                             = 200 + 20(2 + 4) + (3 x 1)
                   = 200 + 20(6) + 3
                   = 323
Model peragaan jarimatikanya:


Contoh 4: Hitung 20 x 20 = ...
Rumus Formula III  = 2{100 + 10(B1 + B2)} + (A1 x A2)
                              = 2(100) + 2{10(B1 + B2)} + (A1 x A2)
                    = 200 + 20(5 + 5) + (0 x 0)
                         = 200 + 200 + 0
                         = 400
Model peragaan jarimatikanya:

2.    Metode IV: Perkalian angka 21 – 25
Rumus Formula IV :         4(100) + 2{10( B1 + B2 )}+ ( B1 x B2)       

Keterangan:  
Jari-jari Atas (A1 dan A2) tidak dipakai dalam hitungan
B1  = Puluhan (jari tangan kiri yang dibuka)
      → B  = bawah.
B2  = Puluhan (jari tangan kanan yang dibuka).
B1  = Satuan (jari tangan kiri yang dibuka, tapi bernilai satuan)
           → B  = bawah.
B2  = Satuan (jari tangan kanan yang dibuka, tapi bernilai satuan).

Formasi dasar perkalian:
1.        Jari kelilingking              nilai  = 21
2.        Jari manis                     nilai  = 22
3.        Jari tengah                    nilai  = 23
4.        Jari telunjuk                  nilai  = 24
5.        Jari jempol ( ibu jari)     nilai  = 25

Contoh1: Hitung 21x22 = ...
Jawab:

Dalam contoh ilustrasi tersebut, nilai perkalian 21 dan 22, maka format perhitungannya berdasarkan rumus sebagai berikut:
Formula IV : 4(100) + 2{10(B1 + B2)} + (B1 x B2)
       = 400 + 2{10(1 + 2)} + (1 x 2)
       = 400 + 20(1 + 2} + 2
       = 400 + 20(3) + 2
       = 460 + 60 + 2
       = 462  

Contoh 2:  Hitung 21 x 23 = ....
Jawab : Formula IV:  4(100) + 2{10(B1 + B2)} + (B1 x B2)
                             = 400 + 20(B1 + B2) + (B1 x B2)
                             = 400 + 20(1 + 3) + (1 x 3)
                             = 400 + 20(4) + 3
                             = 400 + 80 + 3
                   = 483
Lihat hasil peragaan berikut ini:


Contoh 3: Hitung 22 x 24 = ....
 Rumus Formula IV : 4(100) + 2{10(B1 + B2)} + (B1 x B2)
                             = 400 + 20(B1 + B2) + (B1 x B2)
                             = 400 + 20(2 + 4) + (2 x 4)
                   = 400 + 20(6) + 8
                   = 400 + 120 + 8
                   = 528
Model peragaan jarimatikanya:


Contoh 4: Hitung 25 x 25 = ...
Rumus Formula IV  = 4(100) + 2{10(B1 + B2)} + (B1 x B2)
                              = 400 + 20(B1 + B2) + (B1 x B2)
                    = 400 + 20(5 + 5) + (5 x 5)
                    = 400 + 20(10) + 25
                         = 400 + 200 + 25
                         = 625
Model peragaan jarimatikanya:

3.    Metode V: Perkalian angka 26 – 30
Rumus Formula V :         6(100) + 3{10( B1 + B2 )}+ ( A1 x A2)       

Keterangan:  
B1  = Puluhan (jari tangan kiri yang dibuka)
      → B  = bawah.
B2  = Puluhan (jari tangan kanan yang dibuka).
A1  = Satuan (jari tangan kiri yang dibuka)
           → A  = atas.
A2  = Satuan (jari tangan kanan yang dibuka).

Formasi dasar perkalian:
1.        Jari kelilingking              nilai  = 26
2.        Jari manis                     nilai  = 27
3.        Jari tengah                    nilai  = 28
4.        Jari telunjuk                  nilai  = 29
5.        Jari jempol ( ibu jari)     nilai  = 30

Contoh1: Hitung 26x27 = ...
Jawab:

Dalam contoh ilustrasi tersebut, nilai perkalian 26 dan 27, maka format perhitungannya berdasarkan rumus sebagai berikut:
Formula V : 6(100) + 3{10(B1 + B2)} + (A1 x A2)
       = 6(100) + 30(1 + 2)} + (4 x 3)
       = 600 + 30(1+2) + 12
       = 600 + 90 +12
       = 690 + 12
       = 702 

Contoh 2:  Hitung 26 x 28 = ....
Jawab : Formula V:   6(100) + 3{10(B1 + B2)} + (A1 x A2)
                             = 600 + 30(B1 + B2) + (A1 x A2)
                             = 600 + 30(1 + 3) + (4 x 2)
                             = 600 + 30(4) + 8
                             = 600 + 120 + 8
                   = 728
Lihat hasil peragaan berikut ini:


Contoh 3: Hitung 27 x 29 = ....
 Rumus Formula V : 6(100) + 3(10(B1 + B2)} + (A1 x A2)
                             = 600 + 30(B1 + B2) + (A1 x A2)
                             = 600 + 30(2 + 4) + (3 x 1)
                   = 600 + 30(6) + 3
                   = 600 + 180 + 3
                   = 783
Model peragaan jarimatikanya:


Contoh 4: Hitung 30 x 30 = ...
Rumus Formula V   = 6(100) + 3{10(B1 + B2)} + (A1 x A2)
                              = 600 + 30(B1 + B2) + (A1 x A2)
                    = 600 + 30(5 + 5) + (0 x 0)
                    = 600 + 30(10) + 0
                         = 600 + 300 + 0
                         = 900
Model peragaan jarimatikanya:

4.    Metode VI: Perkalian angka 31 – 35
Rumus Formula VI :         9(100) + 3{10( B1 + B2 )}+ ( B1 x B2)       

Keterangan:  
Jari-jari Atas (A1 dan A2) tidak dipakai dalam hitungan
B1  = Puluhan (jari tangan kiri yang dibuka)
      → B  = bawah.
B2  = Puluhan (jari tangan kanan yang dibuka).
B1  = Satuan (jari tangan kiri yang dibuka, tapi bernilai satuan)
           → B  = bawah.
B2  = Satuan (jari tangan kanan yang dibuka, tapi bernilai satuan).

Formasi dasar perkalian:
1.        Jari kelilingking              nilai  = 31
2.        Jari manis                     nilai  = 32
3.        Jari tengah                    nilai  = 33
4.        Jari telunjuk                  nilai  = 34
5.        Jari jempol ( ibu jari)     nilai  = 35

Contoh1: Hitung 31x32 = ...
Jawab:

Dalam contoh ilustrasi tersebut, nilai perkalian 31 dan 32, maka format perhitungannya berdasarkan rumus sebagai berikut:
Formula VI : 9(100) + 3{10(B1 + B2)} + (B1 x B2)
       = 900 + 3{10(1 + 2)} + (1 x 2)
       = 900 + 30(1 + 2} + 2
       = 900 + 30(3) + 2
       = 900 + 90 + 2
       = 992  

Contoh 2:  Hitung 31 x 33 = ....
Jawab : Formula VI:  9(100) + 3{10(B1 + B2)} + (B1 x B2)
                             = 900 + 30(B1 + B2) + (B1 x B2)
                             = 900 + 30(1 + 3) + (1 x 3)
                             = 900 + 30(4) + 3
                             = 900 + 120 + 3
                   = 1023
Lihat hasil peragaan berikut ini:


Contoh 3: Hitung 32 x 34 = ....
 Rumus Formula VI : 9(100) + 3{10(B1 + B2)} + (B1 x B2)
                             = 900 + 30(B1 + B2) + (B1 x B2)
                             = 900 + 30(2 + 4) + (2 x 4)
                   = 900 + 30(6) + 8
                   = 900 + 180 + 8
                   = 1088
Model peragaan jarimatikanya:


Contoh 4: Hitung 35 x 35 = ...
Rumus Formula VI  = 9(100) + 3{10(B1 + B2)} + (B1 x B2)
                              = 900 + 30(B1 + B2) + (B1 x B2)
                    = 900 + 30(5 + 5) + (5 x 5)
                    = 900 + 30(10) + 25
                         = 900 + 300 + 25
                         = 1225
Model peragaan jarimatikanya:

5.    Metode VII: Perkalian angka 36 – 40
Rumus Formula VII :         12(100) + 4{10( B1 + B2 )}+ ( A1 x A2)       

Keterangan:  
B1  = Puluhan (jari tangan kiri yang dibuka)
      → B  = bawah.
B2  = Puluhan (jari tangan kanan yang dibuka).
A1  = Satuan (jari tangan kiri yang dibuka)
           → A  = atas.
A2  = Satuan (jari tangan kanan yang dibuka).

Formasi dasar perkalian:
1.        Jari kelilingking              nilai  = 36
2.        Jari manis                     nilai  = 37
3.        Jari tengah                    nilai  = 38
4.        Jari telunjuk                  nilai  = 39
5.        Jari jempol ( ibu jari)     nilai  = 40

Contoh1: Hitung 36x37 = ...
Jawab:

Dalam contoh ilustrasi tersebut, nilai perkalian 36 dan 37, maka format perhitungannya berdasarkan rumus sebagai berikut:
Formula VII : 12(100) + 4{10(B1 + B2)} + (A1 x A2)
       = 12(100) + 40(1 + 2)} + (4 x 3)
       = 1200 + 40(1+2) + 12
       = 1200 + 120 +12
       = 1320 + 12
       = 1332 

Contoh 2:  Hitung 36 x 38 = ....
Jawab : Formula VII:   12(100) + 4{10(B1 + B2)} + (A1 x A2)
                             = 1200 + 40(B1 + B2) + (A1 x A2)
                             = 1200 + 40(1 + 3) + (4 x 2)
                             = 1200 + 40(4) + 8
                             = 1200 + 160 + 8
                   = 1368
Lihat hasil peragaan berikut ini:


Contoh 3: Hitung 37 x 39 = ....
 Rumus Formula VII : 12(100) + 4(10(B1 + B2)} + (A1 x A2)
                             = 1200 + 40(B1 + B2) + (A1 x A2)
                             = 1200 + 40(2 + 4) + (3 x 1)
                   = 1200 + 40(6) + 3
                   = 1200 + 240 + 3
                   = 1443
Model peragaan jarimatikanya:

Contoh 4: Hitung 40 x 40 = ...
Rumus Formula VII   = 12(100) + 4{10(B1 + B2)} + (A1 x A2)
                              = 1200 + 40(B1 + B2) + (A1 x A2)
                    = 1200 + 40(5 + 5) + (0 x 0)
                    = 1200 + 40(10) + 0
                         = 1200 + 400 + 0
                         = 1600
Model peragaan jarimatikanya:

6.    Metode VIII: Perkalian angka 41 – 45
Rumus Formula VIII :         16(100) + 4{10( B1 + B2 )}+ ( B1 x B2)       

Keterangan:  
Jari-jari Atas (A1 dan A2) tidak dipakai dalam hitungan
B1  = Puluhan (jari tangan kiri yang dibuka)
      → B  = bawah.
B2  = Puluhan (jari tangan kanan yang dibuka).
B1  = Satuan (jari tangan kiri yang dibuka, tapi bernilai satuan)
           → B  = bawah.
B2  = Satuan (jari tangan kanan yang dibuka, tapi bernilai satuan).

Formasi dasar perkalian:
1.        Jari kelilingking              nilai  = 41
2.        Jari manis                     nilai  = 42
3.        Jari tengah                    nilai  = 43
4.        Jari telunjuk                  nilai  = 44
5.        Jari jempol ( ibu jari)     nilai  = 45

Contoh1: Hitung 41x42 = ...
Jawab:
Dalam contoh ilustrasi tersebut, nilai perkalian 41 dan 42, maka format perhitungannya berdasarkan rumus sebagai berikut:
Formula VIII : 16(100) + 4{10(B1 + B2)} + (B1 x B2)
       = 1600 + 4{10(1 + 2)} + (1 x 2)
       = 1600 + 40(1 + 2} + 2
       = 1600 + 40(3) + 2
       = 1600 + 120 + 2
       = 1722  

Contoh 2:  Hitung 41 x 43 = ....
Jawab : Formula VIII:  16(100) + 4{10(B1 + B2)} + (B1 x B2)
                             = 1600 + 40(B1 + B2) + (B1 x B2)
                             = 1600 + 40(1 + 3) + (1 x 3)
                             = 1600 + 40(4) + 3
                             = 1600 + 160 + 3
                   = 1763
Lihat hasil peragaan berikut ini:

Contoh 3: Hitung 42 x 44 = ....
 Rumus Formula VIII : 16(100) + 4{10(B1 + B2)} + (B1 x B2)
                             = 1600 + 40(B1 + B2) + (B1 x B2)
                             = 1600 + 40(2 + 4) + (2 x 4)
                   = 1600 + 40(6) + 8
                   = 1600 + 240 + 8
                   = 1848
Model peragaan jarimatikanya:

Contoh 4: Hitung 45 x 45 = ...
Rumus Formula VIII  = 16(100) + 4{10(B1 + B2)} + (B1 x B2)
                              = 1600 + 40(B1 + B2) + (B1 x B2)
                    = 1600 + 40(5 + 5) + (5 x 5)
                    = 1600 + 40(10) + 25
                         = 1600 + 400 + 25
                         = 2025
Model peragaan jarimatikanya:

7.    Metode IX: Perkalian angka 46 – 50
Rumus Formula IX :         20(100) + 5{10( B1 + B2 )}+ ( A1 x A2)       

Keterangan:  
B1  = Puluhan (jari tangan kiri yang dibuka)
      → B  = bawah.
B2  = Puluhan (jari tangan kanan yang dibuka).
A1  = Satuan (jari tangan kiri yang dibuka)
           → A  = atas.
A2  = Satuan (jari tangan kanan yang dibuka).

Formasi dasar perkalian:
1.        Jari kelilingking              nilai  = 46
2.        Jari manis                     nilai  = 47
3.        Jari tengah                    nilai  = 48
4.        Jari telunjuk                  nilai  = 49
5.        Jari jempol ( ibu jari)     nilai  = 50

Contoh1: Hitung 46x47 = ...
Jawab:
Dalam contoh ilustrasi tersebut, nilai perkalian 46 dan 47, maka format perhitungannya berdasarkan rumus sebagai berikut:
Formula IX : 20(100) + 5{10(B1 + B2)} + (A1 x A2)
       = 20(100) + 50(1 + 2)} + (4 x 3)
       = 2000 + 50(1+2) + 12
       = 2000 + 150 +12
       = 2150 + 12
       = 2162 

Contoh 2:  Hitung 46 x 48 = ....
Jawab : Formula IX:   20(100) + 5{10(B1 + B2)} + (A1 x A2)
                             = 2000 + 50(B1 + B2) + (A1 x A2)
                             = 2000 + 50(1 + 3) + (4 x 2)
                             = 2000 + 50(4) + 8
                             = 2000 + 200 + 8
                   = 2208
Lihat hasil peragaan berikut ini:
Contoh 3: Hitung 47 x 49 = ....
 Rumus Formula VII : 20(100) + 5(10(B1 + B2)} + (A1 x A2)
                             = 2000 + 50(B1 + B2) + (A1 x A2)
                             = 2000 + 50(2 + 4) + (3 x 1)
                   = 2000 + 50(6) + 3
                   = 2000 + 300 + 3
                   = 2303
Model peragaan jarimatikanya:
Contoh 4: Hitung 50 x 50 = ...
Rumus Formula IX   = 20(100) + 5{10(B1 + B2)} + (A1 x A2)
                              = 2000 + 50(B1 + B2) + (A1 x A2)
                    = 2000 + 50(5 + 5) + (0 x 0)
                    = 2000 + 50(10) + 0
                         = 2000 + 500 + 0
                         = 2500
Model peragaan jarimatikanya:
8.    Metode X: Perkalian angka 51 – 55
Rumus Formula X :         25(100) + 5{10( B1 + B2 )}+ ( B1 x B2)       

Keterangan:  
Jari-jari Atas (A1 dan A2) tidak dipakai dalam hitungan
B1  = Puluhan (jari tangan kiri yang dibuka)
      → B  = bawah.
B2  = Puluhan (jari tangan kanan yang dibuka).
B1  = Satuan (jari tangan kiri yang dibuka, tapi bernilai satuan)
           → B  = bawah.
B2  = Satuan (jari tangan kanan yang dibuka, tapi bernilai satuan).

Formasi dasar perkalian:
1.        Jari kelilingking              nilai  = 51
2.        Jari manis                     nilai  = 52
3.        Jari tengah                    nilai  = 53
4.        Jari telunjuk                  nilai  = 54
5.        Jari jempol ( ibu jari)     nilai  = 55

Contoh1: Hitung 51x52 = ...
Jawab:
Dalam contoh ilustrasi tersebut, nilai perkalian 51 dan 52, maka format perhitungannya berdasarkan rumus sebagai berikut:
Formula X : 25(100) + 5{10(B1 + B2)} + (B1 x B2)
       = 2500 + 5{10(1 + 2)} + (1 x 2)
       = 2500 + 50(1 + 2} + 2
       = 2500 + 50(3) + 2
       = 2500 + 150 + 2
       = 2652  

Contoh 2:  Hitung 51 x 53 = ....
Jawab : Formula X :  25(100) + 5{10(B1 + B2)} + (B1 x B2)
                             = 2500 + 50(B1 + B2) + (B1 x B2)
                             = 2500 + 50(1 + 3) + (1 x 3)
                             = 2500 + 50(4) + 3
                             = 2500 + 200 + 3
                   = 2703
Lihat hasil peragaan berikut ini:
Contoh 3: Hitung 52 x 54 = ....
 Rumus Formula X : 25(100) + 5{10(B1 + B2)} + (B1 x B2)
                             = 2500 + 50(B1 + B2) + (B1 x B2)
                             = 2500 + 50(2 + 4) + (2 x 4)
                   = 2500 + 50(6) + 8
                   = 2500 + 300 + 8
                   = 2808
Model peragaan jarimatikanya:
Contoh 4: Hitung 55 x 55 = ...
Rumus Formula X  = 25(100) + 5{10(B1 + B2)} + (B1 x B2)
                              = 2500 + 50(B1 + B2) + (B1 x B2)
                    = 2500 + 50(5 + 5) + (5 x 5)
                    = 2500 + 50(10) + 25
                         = 2500 + 500 + 25
                         = 3025
Model peragaan jarimatikanya:

Bagaimana kalau hitungan perkalian antara ratusan dengan puluhan dengan memakai jari-jari tangan sebagai Matematka PMD (Pedang Mata Dua) ?
Nantikan tayangan berikutnya..

Bersambung .....    Next soon.




            Dari pembelajaran Jarimatika tingkat dasar diatas, dapat dibuat rangkuman teknik metode penghitungan yang tepat, sebagai berikut:
1.    Bila angka yang dihitung ≤ 5, maka angka yang dibawah jari-jari tangan yang mendapat penghitungan, sedangkan yang diatas jari tidak diikutkan.
Operasi hitungannya adalah operasi lemah (hanya ada operasi penjumlahan pada puluhan).
2.    Bila angka yang dihitung ≥ 6 maka angka yang dibawah maupun diatas jari-jari tangan, kedua-duanya mendapat penghitungan, Operasi hitungannya adalah:
-       Operasi lemah hanya pada angka di bagian bawah jari (hanya ada operasi penjumlahan pada puluhan)
-       Operasi kuat pada angka di bagian atas dan bawah jari (hanya ada operasi perkalian pada satuan)
3.    Perolehan Angka hasil dari perkalian harus memenuhi urutan besaran angka yang diperoleh bahwa satuan didahului oleh puluhan, puluhan didahului oleh ratusan, ratusan didahului oleh ribuan, dan seterusnya. Seperti pada contoh 7.2, perhitungan perkalian dari 36x38 diperoleh hasil 1368, bahwa:
Angka perolehan 8 sebagai satuan
                          6 sebagai puluhan
                          3 sebagai ratusan
                          1 sebagai ribuan
Perolehan masing-masing angka ini harus memenuhi rumus formula yang diberikan, cara mengingatnya:
-       Hasil angka satuan atau puluhan, sebagai hasil dari operasi kuat A1xA2 (perkalian angka-angka yang ada di atas jari-jari tangan) atau B1xB2 (perkalian angka-angka yang ada di bawah jari-jari tangan)
-       Selanjutnya, Hasil angka puluhan/ratusan/ribuan atau sebagai angka yang lebih besar dari hasil kali A1xA2 atau B1xB2 selalu ada dibawah jari-jari tangan dengan pemakaian operasi lemah B1+B2 (penjumlahan angka-angka yang ada di bawah jari-jari tangan)
-       Perolehan Angka lemah selalu berada disusunan angka akhir sebagai angka satuan, angka yang kuat selalu berada di sebelumnya sebagai puluhan (puluhan mendahului satuan). Bila angka lemah itu berupa puluhan, maka angka kuat akan berupa ratusan, dan seterusnya mengikuti rumus formula yang diberikan, lalu dijumlahkan untuk mendapatkan hasil akhir = ... + ribuan + ratusan + puluhan + satuan.
4.    Pada masing-masing metode perkalian, diberikan rumus formula yang berlaku, sebagai berikut:
Metode Awal: Perkalian angka 1 – 5
Rumus Formula AwaI :         0( B1 + B2 ) + ( B1 x B2)       
Metode I: Perkalian angka 6 – 10
Rumus Formula I :         10( B1 + B2 ) + ( A1 x A2)       
Metode II: Perkalian angka 11 – 15
Rumus Formula II :         100 + 10( B1 + B2 ) + ( B1 x B2)       
Metode III: Perkalian angka 16 – 20
Rumus Formula III :         2(100) + 2{10( B1 + B2 )}+ ( A1 x A2)       
Metode IV: Perkalian angka 21 – 25
Rumus Formula IV :         4(100) + 2{10( B1 + B2 )}+ ( B1 x B2)       
Metode V: Perkalian angka 26 – 30
Rumus Formula V :         6(100) + 3{10( B1 + B2 )}+ ( A1 x A2)       
Metode VI: Perkalian angka 31 – 35
Rumus Formula VI :         9(100) + 3{10( B1 + B2 )}+ ( B1 x B2)       
Metode VII: Perkalian angka 36 – 40
Rumus Formula VII :         12(100) + 4{10( B1 + B2 )}+ ( A1 x A2)       
Metode VIII: Perkalian angka 41 – 45
Rumus Formula VIII :         16(100) + 4{10( B1 + B2 )}+ ( B1 x B2)       
Metode IX: Perkalian angka 46 – 50
Rumus Formula IX :         20(100) + 5{10( B1 + B2 )}+ ( A1 x A2)       
Metode X: Perkalian angka 51 – 55
Rumus Formula X :         25(100) + 5{10( B1 + B2 )}+ ( B1 x B2)