Dapatkan Uang, klik link ini http://projects.id/uangberkah

Sabtu, 24 November 2018

Jodoh Buatan Surga

Jodoh Buatan Surga


Middle Eastern CoupleYahuwah menciptakan umat manusia untuk menyatakan karakter kasih-Nya di dalam cara yang istimewa. Alkitab menyatakan: “Maka Elohim menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Elohim diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. . . . sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” (Lihat Kejadian 1:27 & 2:24).
Pasangan yang bersatu di dalam pengabdian mereka kepada Yahuwah dapat menjadi pengaruh yang luar biasa bagi kebaikan di dunia. Rumah penyatuan tersebut dapat menjadi sebuah surga kecil di dunia yang bertujuan untuk mempersiapkan Kanaan Sorgawi. Untuk memiliki sebuah pernikahan yang sukses dan memenuhi rencana Yahuwah untuk hubungan-hubungan yang paling intim ini, yang terpenting adalah memilih pasangan hidup yang tepat.
Setan tahu pentingnya menikahi orang yang tepat dan telah berupaya untuk mengacaukan rencana Bapa yang bijaksana dengan menikahkan orang-orang yang seharusnya tidak pernah menikah satu sama lain. Sebagian besar orang-orang muda tidak memiliki pemahaman yang benar tentang bagaimana memilih pasangan. Buku-buku, musik dan film-film populer semuanya memberikan ide-ide cinta dan pernikahan yang palsu. “Jatuh cinta” diperlukan untuk meraih kebahagiaan sejati dan kepuasan emosional di dalam kehidupan.
Namun, “cinta” yang ditunjukkan oleh dunia adalah membingungkan dan bertentangan. Ketika dibingungkan dengan versi “cinta” dunia, orang-orang muda sering bertanya, “Bagaimana cara saya bisa mengetahui jika saya benar-benar jatuh cinta?” jawaban standarnya adalah tidak membantu dan menghina, “Jika anda masih bertanya, anda belum jatuh cinta!”
Setan bekerja keras untuk menuntun orang-orang ke dalam penyatuan-penyatuan yang membawa malapetaka. Sebagian besar Setan berhasil dengan memberikan orang-orang sebuah pemahaman yang tidak benar tentang bagaimana memilih pasangan. Tingkat kesuksesan dalam memilih pasangan dengan pacaran, terlihat dalam statistik perceraian yang menyedihkan. Di Amerika Serikat sendiri, 50% pernikahan berakhir dengan perceraian. Dari 50% yang tidak bercerai, banyak pernikahan yang tidak bahagia.
unhappy coupleStandar dunia untuk menikah adalah “jatuh cinta” dengan orang lain. Tidak ada persyaratan lain yang dipertimbangkan. Banyak orang beranggapan bahwa jika mereka mencintai orang lain tersebut, dan orang lain tersebut mencintai mereka, hanya itulah yang mereka perlukan untuk sebuah pernikahan yang baik. Realitas dan ketidakcocokan di dalam kepribadian-kepribadian dan tujuan-tujuan hidup diabaikan dengan desakan bahwa “Cinta mengalahkan segalanya!” dan “Cinta akan menemukan jalannya sendiri!” Cara memilih pasangan ini selalu menemui kegagalan karena didasarkan pada 1) emosi-emosi wanita; dan, 2) gairah seks pria.
Jika pria dapat meyakinkan wanita bahwa ia mengagumi wanita tersebut di atas semua wanita lainnya, wanita tersebut akan menikah dengan pria itu dan memberikan apa yang pria tersebut inginkan dari dirinya: yaitu seks. Dengan demikian, di dalam kepalsuan Setan, baik pria maupun wanita tidak melatih kekuatan akal budi mereka yang diberikan Yahuwah. Tanpa disadari, mereka menggunakan pikiran dangkal mereka untuk membuat keputusan-keputusan yang mengubah hidup.
Ini bukanlah cara Yahuwah dalam memilih pasangan hidup. Jika sebuah pernikahan pada akhirnya berhasil terbentuk menurut pola dunia, pasangan tersebut harus melanjutkan untuk membentuk sebuah dasar yang lebih tegas, salah satunya yaitu memiliki tujuan yang sama untuk melayani Yahuwah secara pribadi dan satu sama lain tanpa pamrih. Perilaku pacaran masa kini adalah pemalsuan Setan dari yang aslinya; perkenalan kudus. Semua orang yang ingin menghormati Yahuwah di dalam hidup dan pernikahan mereka akan menyingkirkan standar-standar palsu dari pacaran duniawi dan memilih pasangan di dalam cara yang menghormati Yahuwah.
Ada beberapa langkah yang seseorang harus ambil di dalam menemukan pasangan yang akan diberkati Surga:
  1. Gunakan kepala anda, analisis terbaik anda.
  2. Carilah garis keturunan yang saleh.
  3. Berkenalan lebih dalam, jangan pacaran.
  4. Wawancara!
  5. Carilah nasihat yang saleh.

Gunakan kepala anda

Thoroughbred HorseHal ini tampaknya sangat sederhana, tapi sebenarnya tidak. Adalah sangat penting bahwa pasangan hidup dipilih secara rasional, logis dan dengan standar-standar Surga. Tertarik secara seksual kepada orang lain, dalam hal ini, adalah menyimpang. Sekarang adalah waktu untuk menganalisis dan menentukan apakah orang lain tersebut akan menjadi pasangan yang cocok.
Sebaliknya, dunia menegaskan bahwa seorang wanita harus membuat dirinya menarik secara fisik bagi seorang pria sehingga pria tersebut akan menginginkannya secara seksual. Ada pernyataan yang menyatakan bahwa jika tidak ada daya tarik seksual, tidak akan ada hubungan yang dapat bertahan lama. Hal ini menghilangkan proses dari kekuatan pikiran yang lebih besar hingga dipengaruhi oleh sesuatu yang tidak lebih berarti dari nafsu binatang yang lemah, labil dan yang dimiliki oleh semua primata. Itu bukanlah sebuah dasar untuk sebuah hubungan pernikahan yang langgeng dan memuaskan.

Carilah garis keturunan yang saleh

Peternak kuda mengetahui bahwa jika anda mengawinkan seekor kuda keturunan asli dengan seekor kuda tua, itu tidak akan menghasilkan anak kuda keturunan asli. Namun, manusia seharusnya jauh lebih berhati-hati dalam Pensive young African manmemilih pasangan hidup mereka! Sebuah fakta ilmiah menyatakan bahwa bentuk fisik dan rohani cenderung diwariskan dari generasi ke generasi. Seseorang yang berasal dari orang-orang dengan garis keturunan yang memiliki sejarah panjang sebagai pemabuk berat dan kehidupan yang berat akan memiliki godaan-godaan dan kecenderungan yang diwariskan yang tidak didapati pada mereka yang tidak memiliki warisan pemabuk seperti itu. Demikian juga, seseorang yang orang tuanya, kakek-nenek dan kakek-nenek buyutnya memiliki prinsip hidup mengikuti kebenaran,apapun harganya, akan memiliki warisan rohani yang terbaik yang akan memberikan mereka kekuatan di dalam menghadapi semua perjuangan kehidupan.
Saat mempertimbangkan siapa yang akan dipilih sebagai pasangan hidup anda, carilah seseorang dari garis keturunan yang saleh. Seringkali kebiasaan-kebiasaan perilaku yang terbentuk pada usia dini tersembunyi di dalam seorang anak muda tetapi akan muncul pada usia paruh baya. Hal ini dapat menyebabkan ketidakbahagiaan besar dan penderitaan jika salah seorang berusaha mengikuti Yahuwah dan seorang yang lain kembali kepada pengaruh-pengaruh pada saat usia dini dan kelemahan-kelemahan yang mereka telah warisi.

Berkenalan lebih dalam lebih baik daripada pacaran

Pacaran, ketika didefinisikan sebagai berganti-ganti dari satu hubungan ke hubungan yang lain di dalam harapan untuk menemukan "yang satu itu", adalah bentuk palsu dari masa perkenalan yang diberkati Surga. Cara itu tidak akan pernah berhasil mendapatkan satu pasangan yang cocok, tetapi dengan cara berkenalan lebih dalam itu dapat diperoleh. Di dalam masa berkenalan yang benar, seorang pria mempertimbangkan para wanita muda kenalannya. Ia kemudian menganalisis yang mana dari mereka yang paling rohani, yang paling berdedikasi melayani Yahuwah. Ia akan menentukan apakah kepercayaan-kepercayaan agama wanita tersebut cocok dengan kepercayaan-kepercayaannya. Hal ini sangatlah penting karena istri biasanya merupakan satu-satunya orang yang akan menanggung tugas-tugas terbesar di dalam melatih anak-anak dari hari ke hari yang merupakan hasil dari penyatuan mereka.
Ujilah dengan hati-hati wanita-wanita kenalan anda. Jangan pilih terburu-buru juga jangan menetapkan pikiran anda secara tiba-tiba, pada pilihan anda yang tepat bergantung kepuasan, sukacita, dan kesejahteraan anak-anak anda di masa depan. (“Wife”, The Book of Morals & Precepts, Book III, Bab 16).
Seorang pria bijak juga akan mempertimbangkan watak wanita. Apakah ia kuat secara emosional? Akankah dia menjadi seorang penolong baginya, dan tetap berada disampingnya untuk menghadapi cobaan-cobaan hidup dan kemenangan-kemenangan? Apakah dia memiliki jiwa yang tenang, penuh kedamaian yang akan menjamin keharmonisan di dalam rumah dan jiwa anak-anak dapat dipercayakan padanya? Apakah dia memiliki kebijaksanaan untuk menjadi pasangan yang terpercaya?
Hanya ada satu pilihan istri yang ditujukan untuk pria yang bijak: wanita terbaik yang ia kenal. . . . yang akan menjadi istri anda, jika pilihannya benar, penderitaan-penderitaan anda berkurang dan sukacita anda bertambah. Jika pilihannya salah, wanita tersebut akan menambah penderitaan anda dan mengurangi sukacita anda dengan kepahitan. (“Wife,” The Book of Morals & Precepts, Buku III, Bab 59).
Semua ini dilakukan sebelum dia mendekati wanita muda. Seorang istri yang diandalkan dapat menjadi berkat yang luar biasa untuk seorang pria. Ia tidak mencari seorang istri yang hanya sekedar anak perempuan orang lain, meminta izin dan membimbing dalam setiap hal-hal yang kecil. Sebagaimana waktu dan tenaganya sering digunakan dengan memberikan penghasilan, seorang pria bijak akan mencari seorang istri yang dapat menjadi teman sejati dan rekan kerja di dalam usaha keluarga.
Istri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata. Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya.
Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan. Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya. Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya.
Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia.
Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan Yahuwah, dipuji-puji. (Lihat Amsal 31:10-12, 25-28, 30).
young woman deciding which path to chooseDemikian juga seorang wanita muda, harus menganalisa setiap calon pelamar. Dia tidak boleh hanya duduk tenang, menunggu lamaran pernikahan untuk “melengkapi” hidupnya. Paulus memperingatkan: “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?” (2 Korintus 6:14, KJV). Sebuah rumah di mana suami dan isteri tidak bersama-sama berkomitmen untuk dengan setia melayani Yahuwah di dalam segala hal adalah sebuah rumah yang tidak akan pernah terbangun.
Pertimbangkan Pria yang Sejati, pria yang saleh. Dia adalah pria yang [Yahuwah] telah tunjukkan. Dia adalah orang pilihan [Yahuwah] . . . .
Wanita yang berkata, “saya tidak akan menjadi milik pria kecuali jika dia menjadi seorang Pria Sejati,” adalah seorang pencipta Pria Sejati dan melayani [Yahuwah]. . . .
Ada dua jenis wanita, wanita sejati dan wanita biasa. Wanita biasa adalah pasangan yang cocok untuk orang yang lemah dan wanita sejati adalah pasangan yang cocok untuk Pria Sejati. Namun takdir hidup yang sedemikian rupa, di mana wanita biasa menginginkan Pria Sejati untuk dijadikan suami, dan pria lemah akan menipu wanita sejati. Oleh karena itu, Pria Sejati harus cukup bijak untuk mengetahui perbedaan antara wanita biasa dan wanita sejati, dan wanita sejati harus mengetahui perbedaan antara Pria Sejati dan pria lemah. (Dikutip dari buku yang luar biasa “Sons of Fire”).
Seorang wanita muda memiliki tanggung jawab kepada Yahuwah untuk memastikan bahwa ia tidak akan menggabungkan hidupnya kepada orang yang berpotensi akan menghancurkan latihan-latihan rohani yang dia akan berikan kepada anak-anaknya. Ia harus menganalisa jika pria yang akan menikahinya akan menjadi pasangan untuknya, sama seperti dia berusaha menjadi pasangan untuk pria tersebut.
Seringkali, dalam sistem dunia zaman sekarang, wanita dipaksa untuk bekerja di luar rumah untuk membantu menunjang nafkah keluarga. Namun, hal ini biasanya menambah pekerjaan wanita karena dia juga masih harus mengutamakan tanggung jawab untuk rumah dan anak-anak. Sangat sering, suami memberikan isteri tanggung jawab memasak, membersihkan, berbelanja dan membesarkan anak, bahkan ketika isteri melakukan pekerjaan tambahan untuk mendapatkan penghasilan. Jika suami berkontribusi terhadap pekerjaan rumah tangga, itu karena permintaan isterinya bukan karena sebuah keinginan untuk berbagi tugas-tugas rumah yang sebenarnya. Seorang wanita muda harus memastikan apakah pria yang ingin menikahinya akan setia di dalam menjadi seorang pasangan penolong baginya, berusaha melindunginya dan meringankan pekerjaannya dengan kekuatannya yang lebih besar, sama seperti dia berencana untuk membantunya dan menjadi pasangan hidup. Dapatkah suami menunjang isteri dan anak-anak di masa depan sehingga isteri dapat mendedikasikan dirinya untuk rumah dan anak-anak?

Wawancara!

interview your potential mateMemilih seorang pasangan hidup adalah salah satu keputusan yang paling penting yang anda akan buat. Pilihan anda akan memiliki konsekuensi yang besar untuk sisa hidup anda. Penentuan kecocokan adalah sangat penting pada tahap ini. Selain mencocokkan apakah kepercayaan-kepercayaan agama anda dan praktek-prakteknya cocok, penting juga untuk mempelajari karakter kepribadian orang lain, tingkat pujian dan kritikannya, sikap-sikap terhadap lawan jenis, orang tua, anak-anak, uang, kehidupan keluarga, dan sebagainya.
Rahasia terbaik setelah pernikahan adalah TIDAK ADA rahasia. Dengan berkat Yahuwah, kenali orang tersebut dengan sangat baik sehingga tidak akan ada “kejutan-kejutan yang tidak menyenangkan” setelah anda berkata “Saya bersedia”. Setelah menganalisa secara rasional calon pasangan tentang kemampuan-kemampuan terbaiknya, masa berkenalan lebih dalam adalah waktu terbaik untuk mewawancarai orang lain. Hal ini dapat dilakukan dengan cara yang ramah, melalui kunjungan. Tetapi buatlah percakapan yang bermakna; pelajari semua tentang orang lain tersebut. Tanyakan pertanyaan-pertanyaan! Tanyakan beberapa pertanyaan yang tidak dapat dijawab dengan “ya” atau “tidak”. Tanyakan dengan nada netral. Anda tidak perlu mempengaruhi respon orang lain tersebut. Tujuan anda pada saat ini adalah untuk mempelajari tentang orang tersebut. Anda tidak bisa melakukannya jika anda menghabiskan semua waktu untuk membicarakan tentang diri anda sendiri.
Hal ini sangat penting untuk memahami ambisi-ambisi anda sendiri. Ambisi-ambisi yang lebih dari harapan-harapan, mimpi-mimpi dan rencana-rencana. Ambisi-ambisi adalah tujuan-tujuan yang tidak dapat diabaikan atau bahkan dikompromikan kesuksesannya. Jika ambisi-ambisi anda bertentangan, orang tersebut bukanlah untuk anda. Bahkan jika keduanya merupakan pasangan yang mengasihi Yahuwah, tetapi jika mereka tidak memiliki tujuan-tujuan yang cocok, pernikahan seharusnya tidak terjadi. Hal itu bukan berarti bahwa seseorang benar dan yang lain salah. Yahuwah mungkin telah memanggil anda untuk tugas yang berbeda bagi Dia.
Anda juga harus mempelajari hal-hal yang tidak disukai orang lain, apapun yang dia sangat tidak sukai. Anda tidak harus memiliki hal-hal yang tidak disukai yang sama, namun anda harus memastikan bahwa hal-hal yang anda tidak sukai tidak bertentangan dengan ambisi-ambisi orang lain tersebut. Hal-hal yang tidak disukai dan ambisi-ambisi harus memiliki kesamaan termasuk kepercayaan-kepercayaan agama, uang, gaya hidup, dan pengasuhan anak.

Carilah nasihat yang saleh

Pernikahan Ishak dan Ribka adalah contoh yang baik tentang pacaran (kenalan yang lebih dalam) dan sebuah pernikahan yang diberkati Sorga. Di dalam mencari seorang isteri, Ishak memiliki nasihat yang saleh dalam membantu ayahnya dan hamba kepercayaan ayahnya. Syarat pertama adalah bahwa Ribka memiliki garis keturunan yang saleh. Ada banyak gadis-gadis cantik di dekat tempat tinggal Abraham dan Ishak, namun lebih dari kecantikan fisik yang dicari. Kecantikan karakter yang hanya berasal dari sebuah perubahan hati menjadi gambar Ilahi yang mereka cari bagi Ishak.
Ketika hambanya melakukan perjalanan dari Kanaan kembali ke Mesopotamia, ke kerabat Abraham, dia berdoa dan meminta kepada Yahuwah untuk menuntunnya di dalam pemilihan seorang isteri bagi Ishak. Yahuwah mendengar dan menghargai permintaan tersebut. Ketika dia kembali ke Kanaan bersama Ribka, “ kemudian hamba itu menceritakan kepada Ishak segala yang dilakukannya. Lalu Ishak membawa Ribka ke dalam kemah Sara, ibunya, dan mengambil dia menjadi isterinya. Ishak mencintainya dan demikian ia dihiburkan setelah ibunya meninggal.” (Kejadian 24:66, 67, KJV).
Getting godly Advice from DadJika anda diberkati memiliki orang tua saleh yang dapat dipercaya, jangan ragu meminta nasihat mereka. Hikmat yang diperoleh melalui pengalaman-pengalaman hidup dapat menjadi sebuah bantuan dan berkat yang luar biasa untuk anda saat mencari seorang pasangan. Tidak semua orang memiliki orang tua yang dapat dipercaya untuk cara ini. Jika anda tidak memiliki orang tua yang sepenuh hati berserah kepada kehendak Yahuwah, anda tidak dipaksa untuk menikah dengan seseorang dari pilihan mereka. Tanggung jawab anda yang pertama dan terpenting adalah kepada Yahuwah dan melayani Dia. Semua hubungan harus menjadi yang kedua.
Apabila anda tidak memiliki orang tua yang dapat memberikan nasihat saleh, anda dapat mencarinya dari seorang teman yang lebih tua, jika ada. Seorang pembimbing yang takut akan Yahuwah dapat memberikan pemahaman yang berharga tentang mencari pasangan hidup.
Bahkan jika anda sendirian dan tidak memiliki teman duniawi untuk meminta nasihat, anda dapat selalu meminta nasihat dari Yahuwah. Dia akan menjadi ibu anda, ayah anda, penuntun paling bijak dan sahabat terdekat anda. “Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun Yahuwah menyambut aku.” (Lihat Mazmur 27:10). Anda dapat selalu meminta nasihat Bapa Sorgawi. “Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah dia memintakannya kepada Yahuwah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit, maka hal itu akan diberikan kepadanya.” (Yakobus 1:5).
Yahuwah senang menjawab doa yang penuh iman. Dia tidak akan meninggalkan anda sendirian dalam masalah penting seperti ini. Jika anda akan menetapkan untuk menyerahkan segalanya kepada kehendak-Nya, Ia akan menuntun anda di dalam jalan yang aman. Di dalam mendorong anda memiliki iman untuk meminta, Yahushua berkata:
Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapatkan; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya!” (Matius 7:7-11, NKJV).
Apabila anda ingin menikah, anda tidak perlu takut bahwa Yahuwah dengan sewenang-wenang membuat anda tetap sendiri. Satu-satunya alasan Dia belum memberikan seseorang kepada anda adalah jika tidak ada orang yang dapat diberkati untuk bersatu dengan anda.
Yahuwah membuat keinginan untuk memiliki pasangan hidup di dalam setiap pribadi. Anda dapat mempercayai Yahuwah untuk memberikan anda pasangan hidup, jika ada yang cocok. Kerinduan anda untuk memiliki pasangan hidup akan diberkati dengan seseorang yang Yahuwah bawa kepada anda atau, sampai pada waktu, Ia akan melengkapi dan memenuhi hidup anda. Dia tahu apa yang terbaik yang dapat membawa anda kepada kebahagiaan dan Ia menginginkan hal itu terjadi pada anda. “'Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Yahuwah, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.'” (Yeremia 29:11).
Serahkan segalanya kepada Yahuwah. Dia akan menuntun anda di dalam jalan-jalan yang aman, dan hidup anda, pernikahan anda, yang didedikasikan bagi Dia, akan memuliakan nama-Nya.
praying couple
“Dan bergembiralah karena Yahuwah; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.
Serahkanlah hidupmu kepada Yahuwah dan percayalah kepada-Nya dan Ia akan bertindak.”
(Mazmur 37:4, 5)

Matematika Pernikahan

Matematika Pernikahan


Pernikahan adalah karunia terpenting yang diberikan kepada umat manusia selama seminggu masa Penciptaan. Setelah menciptakan dunia yang sempurna, dilengkapi dengan segala yang diperlukan untuk kesehatan, kesenangan panca indera dan mempesona pikiran-pikiran manusia, Yahuwah berkata, “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” (Kejadian 2:18, NKJV).
Karunia hubungan yang intim dengan seseorang yang adalah “tulang dari tulangku dan daging dari dagingku”1 merupakan karunia yang unik bagi umat manusia. Itu tidak diberikan kepada malaikat-malaikat juga kepada setiap makhluk baik lainnya. Itu diberikan karena dua alasan: 1) untuk memberkati umat manusia dengan membentuk manusia ke dalam gambar ilahi; 2) untuk menyatakan kepada semua mahkluk ciptaan karakter kasih Yahuwah.
Karena alasan-alasan inilah maka Yahuwah menciptakan umat manusia sebagai dua bagian dari satu kesatuan. Baik laki-laki maupun perempuan diciptakan menurut gambar Elohim: “Maka . . . [Elohim] menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar . . . [Elohim] diiptakan-Nya dia; lak-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” (Kejadian 1:27, KJV).
holding handsPenyatuan laki-laki dan perempuan menyatakan sisi karakter Yahuwah yang tidak akan dipahami dengan cara lain. “Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanyaitu menjadi satu daging.” (Efesus 5:31).
Pernikahan dua manusia yang berkomitmen untuk menghormati Pencipta mereka adalah saksi yang kuat di dunia. Pernikahan-pernikahan harus terpusat pada Yahuwah baik untuk memuliakan Elohim maupun menjadi berkat bagi orang lain. Setan mengetahui hal ini dan telah berfokus dengan penuh perhatian pada penghancuran setiap pernikahan dan pernikahan itu sendiri sebagai sebuah institusi.
Ada banyak alasan mengapa orang menikah. Alasan-alasan ini bervariasi sebanyak individu-individu itu sendiri. Beberapa karena alasan keromantisan: Dia adalah belahan jiwa sayaSaya jatuh cinta kepadanya. Yang lain karena alasan praktis: Pernikahan akan memberikan saya jaminan.Dia akan menjadi seorang penyedia yang baik. Terkadang tekanan sosial mempengaruhi keputusan untuk menikah: Saya hamilSaya semakin tuajika saya tidak menikah sekarang saya mungkin tidak akan pernah menikah.
Pernikahan anda hanya akan sekuat alasan utama mengapa anda menikah.
Karena itu, “tujuan anda untuk menikah menentukan perjalanan pernikahan anda.”2
Semakin kuat alasan anda untuk menikah, maka akan semakin kuat pernikahan anda dan semakin banyak kenikmatan yang anda dapatkan dari pernikahan tersebut. Demikian juga, semakin lemah alasan anda untuk menikah, semakin besar peluang-peluang ketidakbahagiaan anda, dan pada akhirnya, bercerai. Untuk memiliki pernikahan yang langgeng yang merupakan sebuah berkat bagi kedua belah pihak, anda harus memiliki alasan yang baik untuk menikah. Alkitab mengajarkan bahwa hanya Yahuwah yang “baik.” Oleh karena itu, segala sesuatu yang baik harus sejalan dengan Yahuwah.
Satu-satunya alasan yang “baik” untuk menikah, adalah bahwa keduanya masing-masing mempercayai alasan tersebut merupakan kehendak Yahuwah bagi hidup mereka. Hal ini bukan berarti bahwa anda dapat menikah dengan seseorang yang anda inginkan dan kemudian meminta Yahuwah memberkati pilihan anda. Hal ini berarti menyerahkan kehendak anda kepada Pencipta anda dan membiarkan Dia menuntun anda di dalam memilih pasangan hidup.
Percayalah kepada Yahuwah dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka ia akan meluruskan jalanmu. Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan Yahuwah dan jauhilah kejahatan. Itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan tulang-tulangmu. (Lihat Amsal 3:5-8.)
older couple in a flower gardenTujuan utama dari penyatuan bersama di dalam pernikahan adalah supaya keduanya menjadi “satu daging.” Bahkan jika alasan anda untuk menikah sebenarnya bukanlah alasan yang baik, dengan berkat Yahuwah, adalah mungkin untuk bertumbuh melewati itu, dengan mendasarkan pernikahan anda pada landasan yang kokoh. Sebagaimana kalian berdua mendedikasikan pernikahan anda kepada Yahuwah, Dia akan memberkati upaya-upaya anda dan penyatuan anda dapat memuliakan Dia.
Dasar prinsip pada pernikahan tercakup dalam firman: “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” (Kejadian 2:24, NKJV). Pasangan yang mengalami sukacita di dalam pernikahan sebanding dengan bagaimana mereka disatukan bersama di dalam “satu daging” dengan berkat Yahuwah. Demikian juga, rasa sakit dan ketidakbahagiaan yang dialami adalah sebanding dengan perpecahan yang dialami di dalam pernikahan.
Setan memahami prinsip ini dan telah berusaha untuk menghancurkan kebahagiaan banyak orang dengan menuntun pasangan-pasangan untuk menjadi “satu” di dalam cara-cara yang tidak sehat atau yang mudah disalahgunakan. Gregory L. Jackson telah melakukan riset mendalam mengenai apa yang disebut prinsip-prinsip pernikahan Alkitabiah yang sebenarnya. Risetnya mengungkapkan tiga metode dasar yang banyak digunakan oleh pasangan-pasangan yang berusaha untuk menjadi “satu”. Berbagai macam metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan serta kekuatan dan kelemahan, tetapi tidak ada yang ideal. Hanya satu metode, yaitu metode ke-empat, yang sejalan dengan prinsip-prinsip ilahi lainnya dan akan mendatangkan kebahagiaan sejati dan bertahan lama.
Metode-metode ini sangat penting untuk diketahui dan dipahami, karena cara anda berusaha untuk menjadi “satu” akan membuat atau menghancurkan pernikahan anda. Jika metode yang digunakan adalah benar, pernikahan anda akan semakin kuat dan kalian berdua akan semakin dekat. Jika metode yang digunakan adalah salah, anda dan pasangan anda akan semakin jauh dan lebih jauh terpisah karena pernikahan anda semakin melemah dan melemah dan melemah.
Jackson menggambarkan tiga metode salah yang digunakan oleh pasangan-pasangan untuk menjadi “satu” dengan menggunakan tiga metode matematika yang berbeda untuk mendapatkan angka satu. Metode-metode tersebut adalah: penambahan, pengurangan dan pembagian.

Metode Penambahan

Karena seseorang tidak dapat diwakili dengan angka nol, maka metode penambahan menggunakan pecahan untuk menambah hingga sama dengan satu: ½ + ½ = 1. Model young oriental couplepernikahan ini digunakan oleh orang-orang yang percaya bahwa mereka tidak lengkap kecuali jika mereka memiliki seseorang yang lain di dalam hidup mereka. Mereka percaya bahwa untuk merasa benar-benar dicintai dan terpenuhi di dalam hidup, mereka harus memiliki pasangan hidup. (Meskipun ini mungkin kepercayaan mereka, tetapi hal itu didasarkan pada sebuah alasan yang salah karena hanya Yahuwah yang dapat memberikan pemenuhan yang mereka inginkan.)
Mereka yang menggunakan metode penambahan adalah orang-orang yang romantis yang mengatakan hal-hal seperti: Bagaimanakah aku dapat hidup tanpa kamu?Kamu melengkapiku. Aku tidak tahu apa yang aku akan lakukan tanpa kamu. Kamu adalah segalanya bagiku. Meskipun ini mungkin terdengar seperti “cinta sejati,” tetapi itu tidak dapat mencapai “kesatuan” sejati yang Alkitabiah, yang hanya merupakan keinginan hati manusia – dan keinginan Yahuwah bagi anak-anak-Nya.
Jackson memberikan tiga alasan mengapa metode penambahan tidak dapat membawa pasangan hingga menjadi kesatuan yang sempurna:
Pertama, metode penambahan menyebabkan seseorang bergantung pada sumber yang salah untuk merasa lengkap. Firman . . . [Yahuwah] berkata:
Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut . . . [Yahushua].Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan keilahian. Dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia [Yahushua], Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa.(Kolose 2:8-10)
Metode penambahan merusak kita karena metode tersebut mengajarkan kita untuk bergantung pada seseorang dari pada . . . [Yahushua] untuk merasa lengkap.
Kedua, metode penambahan menyebabkan seseorang memiliki tujuan yang salah untuk menikah. . . . tujuan [Yahuwah] untuk pernikahan adalah untuk mengembangkan gambar dan rupa-Nya di dalam kita. Sebab mereka yang mengikuti metode penambahan, tujuannya untuk menikah adalah untuk merasa lengkap.
Ketiga, metode penambahan menyebabkan seseorang menggunakan jenis cinta yang salah untuk berhubungan dengan pasangannya. Mereka yang menggunakan metode ini untuk berhubungan satu sama lain dengan terpusat pada diri sendiri, disebut cinta yang egois karena tujuan mereka mendapatkan orang lain tersebut untuk melayani kebutuhan-kebutuhan mereka. . . . cinta [Yahuwah] adalah terpusat pada orang lain, disebut cinta tanpa pamrih karena tujuan-tujuan tersebut adalah untuk melayani kebutuhan-kebutuhan orang lain.3
Pasangan-pasangan yang membentuk pernikahan mereka menurut metode penambahan melakukan hal tersebut dari sebuah kebutuhan yang sama untuk merasa lengkap. Ini adalah masalah karena hanya melalui Yahuwah seseorang dapat merasa lengkap dan dicintai secara penuh. Untuk mencari hal itu pada pasangan hidup anda adalah dasar yang salah untuk pernikahan karena memfokuskan perhatian anda pada seorang manusia bukan pada Pencipta anda. Cinta semacam itu berorientasi pada diri sendiri, bukannya berorientasi pada orang lain, yang merupakan dasar karena cinta Yahuwah dan karena kesatuan sejati.

Metode Pengurangan

couple arguingMetode pengurangan untuk menjadi satu dalam mencapai kesatuan dengan mengurangkan angka yang lebih kecil dari angka yang lebih besar: 2 – 1 = 1. Dari tiga metode yang digunakan secara luas, ini adalah metode yang paling rentan terhadap penyalahgunaan dan memanfaatkan pasangan. Pasangan-pasangan yang menggunakan metode pengurangan percaya bahwa seseorang harus mendominasi yang lain. Terkadang, pria menggunakan metode ini untuk mengontrol isteri-isteri mereka. Mereka mengatakan hal-hal seperti “Saya yang berkuasa di keluarga ini! Saya adalah kepala rumah ini dan kamu harus mematuhiku!”
Metode ini juga telah digunakan oleh wanita sebagai alasan untuk tidak berpikir (dan belajar) bagi diri mereka sendiri. Ketika kebenaran-kebenaran baru dan lebih terang diberitakan kepada wanita dalam pernikahan semacam ini, tanggapannya akan sering seperti berikut, “Suami saya jauh lebih baik dalam mencari tahu hal semacam itu. Aku akan mendengar apa yang ia katakan.”4
Orang-orang yang menggunakan metode pengurangan memiliki keinginan mengontrol untuk merasa berkuasa. Bahkan mereka yang merupakan pasangan yang dominan dalam pernikahan tersebut memiliki keinginan yang sama, itulah sebabnya mereka berpasangan dengan orang-orang yang mereka percaya berkuasa; orang yang akan memenuhi kebutuhan bagi mereka.
Seperti pasangan-pasangan yang menggunakan metode penambahan untuk memenuhi kebutuhan bersama, pasangan-pasangan yang menggunakan metode pengurangan untuk mencapai kesatuan melakukan hal yang sama untuk sebuah kebutuhan bersama untuk merasa berkuasa dan memegang kendali. Metode pengurangan gagal untuk alasan-alasan yang sama seperti pada metode penambahan: yaitu bergantung pada sumber yang salah (pasangan) untuk memenuhi kebutuhan,untuk merasa kuat dan berkuasa. Karena hal ini adalah alasan yang salah untuk menikah, jenis cinta yang salah ditunjukkan dalam mencoba untuk mencapai kasatuan.

Metode Pembagian

Metode pembagian mungkin adalah metode yang paling populer yang digunakan oleh orang-orang muda saat ini. Dari tiga metode, ini adalah metode yang terbaik, meskipun, seperti yang akan terlihat, ini juga tidak ideal.
young couple in kitchenMetode penambahan akan mendapatkan angka satu dengan menggabungkan dua pecahan, metode pengurangan mendapatkan angka satu dengan mengurangi angka yang lebih besar dengan angka yang lebih kecil, tetapi metode pembagian mendapatkan angka satu dengan menyatukan dua yang setara. Pembagian mengajarkan, angka yang dibagi dengan angka yang sama akan menghasilkan angka satu. Contohnya, 4 ÷ 4 = 1. Pasangan menikah yang menggunakan metode pembagian percaya bahwa pernikahan seharusnya menjadi kesatuan yang setara. Mereka tidak menikah untuk merasa lengkap atau berkuasa dan memegang kendali. Mereka adalah orang-orang yang percaya diri dengan sebuah konsep diri yang sehat. Mereka tidak menolak ide pernikahan, tetapi mereka merasa bahwa mereka dapat bertahan dan menemukan kebahagiaan tanpa pernikahan. Ide pernikahan menarik bagi mereka ketika pernikahan menawarkan cara untuk menjadi pasangan yang setara di dalam hidup dengan seseorang yang memiliki tujuan-tujuan ekonomi dan pendidikan yang sama (beberapa menambahkan tujuan-tujuan rohani ke daftar). Mereka percaya cara terbaik untuk mendapatkan angka satu adalah dengan membawa dua yang setara bersama-sama.5
Meskipun metode pembagian mungkin menjadi yang terbaik dari tiga jenis model pernikahan, namun metode ini masih gagal untuk tiga alasan yang sama seperti pada dua alasan sebelumnya: melihat pada sumber yang salah untuk merasa lengkap, dengan demikian hal itu memiliki alasan yang salah untuk menikah dan akibatnya, jenis cinta yang salah dinyatakan dalam pernikahan ini.

Metode Terbaik

Metode yang terbaik untuk mencapai kesatuan yang diinginkan dalam pernikahan adalah dengan menggunakan model eksponensial untuk mendapatkan satu. Dalam pernikahan eksponensial, seperti dalam matematika eksponensial, dua angka digabung bersama sedemikian rupa sehingga nilai keseluruhan dari keduanya bertambah dan meningkat.
Penambahan: ½ + ½ = 1
Pengurangan: 2 – 1 = 1
Pembagian: 2 ÷ 2 = 1
Di dalam matematika eksponensial, satu dipangkatkan dua. Di dalam setiap metode matematika lainnya angka satu akan dikurang atau dikali dengan angka yanghappy couple hikingberhubungan, tetapi di dalam matematika eksponensial angka satu dipangkatkan dengan angka yang berhubungan. Angka tersebut tidak dipangkatkan dengan nilai numerik; tetapi dipangkatkan dengan kekuatannya. Ketika anda melihatnya, anda akan melihat angka satu, tetapi ketika anda merasakan pengaruhnya, anda merasakan angka dua. Itulah seseorang yang memiliki kekuatan dari dua. Metode [Yahuwah] tentang menjadi satu adalah dua orang yang lengkap bergabung untuk membentuk kesatuan yang lebih besar. Mereka menjalani hidup sebagai kesatuan, tetapi pengaruh terhadap kehidupan memiliki kekuatan dari dua. Ketika dua menjadi satu sebagaimana yang dimaksudkan [Yahuwah], kehidupan tidak akan memburuk, juga tidak akan tetap sama; tetapi semakin lebih baik.
Agar model kesatuan eksponensial bekerja, kedua pasangan harus menjadi lengkap atau utuh sebelum mereka menjadi satu. Mereka tidak dapat menjalin hubungan hanya untuk menerima; mereka harus memberi. Masing-masing harus membawa talenta tertentu dan kekuatannya ke pernikahan. Masing-masing harus mengenali, menghargai, dan menyerahkan diri pada talenta-talenta dan kekuatan dari yang lain. Dan juga, masing-masing harus bersedia memberikan bakat-bakat dan kekuatan-kekuatan mereka demi kebaikan pernikahan apa pun pengorbanannya.
Mereka yang menggunakan model penambahan tidak memenuhi standar kesatuan [Yahuwah] karena mereka lebih fokus pada menerima dari pada memberi. Bahkan saat mereka memberi, itu karena mereka ingin menerima. Mereka yang mengikuti model pengurangan tidak memenuhi standar kesatuan [Yahuwah] karena mereka tidak mengakui, menghargai dan menyerahkan diri pada bakat-bakat dan kekuatan orang lain. Mereka yang mengikuti model pembagian tidak memenuhi standar kesatuan [Yahuwah] karena mereka tidak bersedia memberikan kekuatan dan bakat-bakat mereka dalam sebuah sikap pengorbanan dan tidak mementingkan diri sendiri. Model eksponensial adalah satu-satunya yang menyatakan unsur-unsur yang diperlukan untuk menjadi satu dengan cara yang dimaksudkan [Yahuwah]. Model tersebut memenuhi hal ini karena model tersebut adalah satu-satunya yang sesuai dengan tujuan [Yahuwah] untuk pernikahan.6
Satu ayat Alkitab yang sering digunakan untuk mendukung metode yang salah demi menjadi satu, adalah: “Hai isteri, tunduklah kepada suamimu.” (Efesus 5:22). Beberapa orang mempercayai bahwa bahkan jika suami mengharuskan isteri untuk melakukan sesuatu yang secara moral dan secara hukum salah, isteri harus taat dan suaminya akan bertanggung jawab atas dosa tersebut.
unhappy womanPenggunaan ayat ini paling banyak digunakan ditengah-tengah pasangan yang menggunakan metode pengurangan dan penambahan demi kesatuan. Mereka yang menggunakan metode pembagian biasanya menolak ayat ini karena ayat tersebut tidak lebih dari sekedar pendapat pribadi Paulus yang didasarkan pada ide-ide sosial pada zaman ia menulis ayat tersebut. Namun, menafsirkan ayat seperti ini dengan cara seperti itu tidak didukung oleh konteks dari perikop tersebut dan itu tentu tidak seharusnya ditolak berdasarkan pada kesalahan tafsir dari ayat tersebut.
Sebuah anggapan yang umum adalah bahwa Alkitab memerintahkan para isteri untuk “tunduk” kepada suami mereka, sementara para suami hanya diperintahkan untuk “mengasihi” isteri mereka. Ketidaksetaraan ini telah membuka pintu untuk pelecehan besar serta kebencian. Para isteri ingin mempercayai bahwa suami mereka mencintai mereka, sehingga mereka bekerja dengan beban pikiran yang berat bahwa mereka berdosa jika mereka marah karena harus “tunduk,” sementara suami mereka hanya harus “mengasihi.”
Pemahaman yang benar dari ayat ini hanya dapat ditemukan dengan penggunan model eksponensial untuk menjadi satu. Dua ayat yang paling membingungkan adalah:
Hai isteri, tunduklah kepada suamimu, seperti kepada Yahuwah.
Hai suami, kasihilah isterimu, sebagaimana Yahushua telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya. (Lihat Efesus 5:22 dan 25.)
Para isteri harus tunduk kepada suami mereka seperti kepada Yahuwah. Yahuwah tidak pernah meminta kepada setiap orang untuk melakukan sesuatu yang secara moral atau secara hukum salah. Bahkan, Yahuwah tidak pernah memaksa setiap orang untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan keinginan mereka. Dan ini yang dinyatakan dalam happy indian coupleperintah untuk para suami: kasihilah isterimu sebagaimana Yahushua telah mengasihi jemaat dan telah mati untuk jemaat! Sebagian besar wanita akan cepat berkata, “Suami saya cukup mencintai saya sehingga dia rela mati untuk saya!” Setiap wanita ingin mempercayai hal ini dari suaminya. Tetapi itu bukanlah yang dimaksud oleh ayat tersebut.
Yahuwah menjamin kebebasan bagi semua orang. Ketika Adam dan Hawa berdosa, sifat alami mereka yang telah dibuat seperti sifat Yahuwah, menjadi sesat dan tunduk kepada Setan. Adam dan Hawa dan semua keturunan mereka akan tetap merupakan jiwa yang tak berdaya menjadi budak Setan – JIKA Yahuwah tidak menjanjikan Anak-Nya untuk mati demi orang-orang berdosa dengan memberikan mereka kesempatan kedua untuk memilih.
Catatan: kematian Yahushua di kayu salib tidak memaksa setiap orang untuk diselamatkan diluar kehendak mereka. Kematian Yahushua membebaskan kehendak semua orang sehingga mereka dapat memilih untuk diri mereka sendiri, siapa yang mereka akan sembah: Yahuwah atau Setan. Dengan kata lain, cara Yahushua mengasihi jemaat adalah dengan menjamin kebebasan jemaat untuk memilih – meskipun kebebasan memilih tersebut memungkinkan orang-orang untuk menolak Dia lagi.
Seorang pria yang mengasihi isterinya seperti Yahushua mengasihi jemaat tidak akan pernah memaksa isterinya untuk melakukan sesuatu yang isterinya tidak ingin lakukan. Jika ia benar-benar mengasihi isterinya seperti Yahushua mengasihi jemaat, ia akan bersedia mati untuk melindungi kebebasan memilih isterinya – bahkan jika ia tidak setuju dengan pilihannya! Itulah yang dimaksud dengan mengasihi isteri “sama seperti Yahushua telah mengasihi jemaat dan menyerahkan diri-Nya bagi jemaat.”
lady sitting on a benchBerdasarkan metode eksponensial untuk menjadi satu, metode tersebut tepat bagi wanita untuk “tunduk” kepada suami mereka, memberikannya perhatian, dengan tidak egois memberikan cinta yang sama seperti cinta Sang Pencipta. Demikian juga, kasih tak bersyarat seperti yang dimiliki Yahuwah juga diberikan kepada isteri jika suami mencintainya dengan ketaatan tanpa pamrih yang Yahushua telah tunjukkan ketika Ia memberikan nyawa-Nya untuk menjamin kebebasan memilih orang-orang berdosa.
Pasangan yang menggunakan metode eksponensial untuk menjadi satu, menjalin ikatan yang sangat kuat karena kasih Yahuwah. Mereka tidak terikat oleh sebuah kebutuhan untuk merasa lengkap, atau berkuasa, atau memegang kendali atau bahkan oleh kebutuhan untuk merasa setara. Pernikahan mereka akan kuat karena didasarkan pada mereka berdua dengan tidak mementingkan diri dalam hal memberi demi kebaikan yang lain. Semakin masing-masing dari mereka memberi dengan tanpa pamrih untuk kebaikan yang lain, maka semakin “mereka menjadi satu” dan mereka berdua menjadi lebih bahagia.
Cinta yang demikian adalah yang paling kuat dari semuanya karena cinta yang terpusat pada Yahuwah. Kebahagiaan terbesarnya adalah di dalam memberi, dengan murah hati dan dengan tidak mementingkan diri sendiri, kepada yang lain. Dengan tidak membuat tuntutan-tuntutan lainnya, tetapi bersedia mengorbankan segalanya untuk kebaikan yang lain dan untuk pernikahan. Jadi, bahkan kepatuhan dianggap bermanfaat karena dilihat dari sudut pandang yang memungkinkan seorang isteri atau seorang suami untuk menggunakan talenta-talentanya yang diberikan Yahuwah demi kebaikan pernikahan yang lebih besar lagi, sehingga kebutuhan keduanya terpenuhi. Kepatuhan tidak membuat seseorang merasa kurang setara, karena didasarkan pada pilihan. Dengan demikian, masing-masing individu dapat meningkatkan pernikahan dengan menggunakan karunia dan talentanya masing-masing. Pasangan yang merupakan “kesatuan”, keduanya dapat menghargai peran yang lain di dalam pernikahan dan hubungan tersebut akan menguntungkan secara menyeluruh.
young man sitting alone on a benchHal ini harus dipahami, bahwa bahkan model pernikahan terbaik pun hanyaakan berhasil jika keduanya secara individu berkomitmen kepada Yahuwah. Hanya saat suami dan isteri, keduanya sama-sama memiliki kebutuhan-kebutuhan pribadi yang terpenuhi di dalam Pencipta mereka, saat keduanya, pada akhirnya, saling mencintai dengan tanpa pamrih, dengan cinta Yahuwah dengan mengorbankan diri sendiri, akan memiliki pernikahan yang sukses. Ini dapat dicapai hanya melalui penyerahan setiap hari kepada Yahuwah; dengan membawa keinginan, pikiran-pikiran, dan emosi-emosi, serta harapan-harapan dan mimpi-mimpi menjadi seirama dengan-Nya.
Seseorang yang berusaha mendasarkan pernikahannya pada model eksponensial, sementara pasangannya menggunakan salah satu dari tiga model yang lain akan menemukan bahwa ia sedang dimanfaatkan dan akan berakhir dengan perasaan dimanfaatkan. Hal tersebut membawa kita kembali ke perihal yang dinyatakan di awal artikel: satu-satunya alasan seseorang harus menikah adalah jika ia tahu bahwa itu adalah kehendak Yahuwah. “Ketika tujuan anda untuk menikah tidak didasarkan pada bagaimana yang anda rasakan atau apa yang anda pikirkan, tetapi sebaliknya pada keinginan untuk melakukan apa yang anda percaya untuk membiarkan kehendak [Yahuwah] yang jadi untuk hidup anda, maka keputusan anda untuk bercerai lebih mungkin didasarkan pada hal yang sama.”7
Satu-satunya yang pasti aman bagi setiap orang, yang belum menikah atau sudah menikah, adalah dengan masing-masing pribadi berusaha untuk mengikuti kehendak Yahuwah di dalam hidupnya. Entah anda telah bertunangan atau hanya berpikir tentang pernikahan, entah anda sedang dalam pernikahan yang baik atau buruk, jika anda mau menyerahkan kehendak anda kepada Pencipta anda, Ia akan menuntun anda di dalam jalan yang aman.
Percayalah kepada Yahuwah dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. (Lihat Amsal 3:5, 6).
Janji Yahuwah untuk anda dan pernikahan anda adalah:
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Yahuwah, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. (Lihat Yeremia 29:11).

Rabu, 21 November 2018

RUMAH TANGGA YANG TAAT DAN TAKUT AKAN TUHAN


RUMAH TANGGA YANG TAAT
DAN TAKUT AKAN TUHAN


PERMASALAHAN RUMAH TANGGA DIMASA PERTUNANGAN.

Kejadian 1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." 1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka:  "Beranak-cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas  ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi. "

Manusia pertama Adam dan hawa diciptakan Allah menurut gambar dan rupa-Nya, dan Allah menempatkan manusia itu di taman Eden di sebelah timur.

Kejadian 2:8 Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur ; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.  2:15 TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.

Keluarga adalah tempat di mana Tuhan dan gaya hidup Kerajaan Allah diperkenalkan. Dalam keluarga dasar karakter seseorang akan diletakkan dan keluarga merupakan batu penjuru dari masyarakat, gereja, bangsa, dan negara, jika keluarga kuat maka gereja, bangsa dan negara akan menjadi kuat. Setiap rumah tangga kristen yang merupakan bagian dari keluarga sudah seharusnya menempatkan Yesus Kristus sebagai kepala rumah tangganya.
Ukuran keberhasilan dari keluarga Kristen adalah bukan bahagia karena harta benda, kedudukan dan kekayaan yang dimiliki, tetapi kemampuan kita menggenapi rencana dan kehendak Tuhan akan jadi, sudah menjadi prioritas kita untuk membangun keluarga yang Ilahi. Kita harus fokus dan benar-benar serius dalam membangun sebuah keluarga yang kuat, oleh karena iblis dengan berbagai cara akan mencoba untuk menghancurkan sebuah keluarga, Iblis bisa menghancurkan keluarga melalui komunikasi, struktur keluarga yang tidak jelas dan keuangan. Iblis telah berhasil menggoda rumah tangga pertama di bumi yaitu rumah tangga Adam-Hawa melalui  nafsu kedagingan, sehingga mereka jatuh dalam dosa, perjanjian Allah telah mereka ingkari. Perjanjian Allah dengan manusia pertama itu awalnya adalah sangat sederhana dan mudah untuk dilakukan, yaitu:
 Kejadian 2:16 Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman  ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, 2:17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat  itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati. 
Tetapi manusia pertama itu telah melanggar perintah dan tidak menepati perjanjiannya dengan Allah, karena niat hatinya yang jahat menuruti hawa nafsu keinginan dagingnya, manusia pertama itu lebih suka mematuhi perkataan Roh setan daripada Roh Allah yang membuat manusia pertama itu jatuh ke dalam dosa ketika mereka memakan buah pohon pengetahuan, dan inilah dosa awal yang menjalar kesemua orang hingga sekarang ini, dan akibat pelanggaran janji ini maka manusia dan tanah bumi ada di bawah kuasa kutukan.

Kejadian 3:16 Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu;  namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu. " 3:17 Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya,  maka terkutuklah  tanah  karena engkau; dengan bersusah payah i  engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:  3:18 semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang  akan menjadi makananmu; 3:19 dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali  menjadi debu." 
Allah membuat dua pokok pohon kehidupan dan pengetahuan di tengah-tengah taman Eden itu dengan maksud untuk menguji kesetiaan manusia kepada Allah, kebebasan hidup bagi manusia Allah berikan dalam menentukan pilihan-pilihan yang tepat  bagi pemenuhan kebutuhan hidupnya. 
Mengambil keputusan yang salah dalam menentukan pilihan hidup akan bisa berakibat fatal bagi kesengsaraan diri,  bahkan bisa sampai mendatangkan “kutuk”.
Kutukan akibat dosa awal yang didapat perempuan adalah "Susah payah waktu mengandung akan Allah buat sangat banyak; dengan kesakitan perempuan akan melahirkan anaknya;  namun perempuan akan berahi kepada suaminya dan ia akan berkuasa atas istrinya. 

Rasa sakit disini tidak hanya sakit fisik saja saat mau bersalin, tapi yang dimaksud jauh lebih dari itu adalah perhatian dan perawatan yang tidak berkesudahan dituntut dari seorang perempuan yang ikut merasakan sakit yang dirasakan oleh anaknya. Ketika seorang anak jatuh dan terluka, ibunya akan menderita juga. Apapun yang menimbulkan rasa sakit dan kesedihan pada anaknya akan menyentuh hatinya seumur hidupnya. Bagian kedua dari kutukan bagi perempuan adalah bahwa dia akan merindukan kasih dan pemeliharaan dari suaminya, ingin diperlakukan dengan baik oleh suaminya, meski di bawah kuasa suaminya tapi suaminya akan memerintah dia karena dia begitu sangat ingin membuat suaminya bahagia  dalam pengabdian pada suaminya.
Kutukan akibat dosa awal yang didapat pria adalah tanah bumi yang tandus, dengan bersusah payah pria  akan mencari rezeki dari tanah yang diusahakan, semak duri dan rumput yang akan dihasilkan, dengan berpeluh pria akan mencari makanan bagi anggota rumah tangganya.
Hidup dengan ukuran strata sosial-kemasyarakaan pada kekayaan membuat banyak pria lebih memperhatikan pekerjaan mereka daripada keluarga atau agama mereka. Seorang ayah sangat berharap keluarganya akan mengasihi dan menghormatinya karena uang yang ia dapat bawa pulang ke rumah. Ketika kemampuan untuk mendapatkan uang itu ditantang, ini dapat mengorbankan pekerjaan dan harga diri seorang pria sebagai kepala rumah tangga. Seorang pria dalam situasi ini dituntut untuk mengandalkan Pencipta-Nya, bukan pada kemampuannya sendiri. Dengan demikian dia diarahkan masuk ke dalam hubungan yang lebih dekat dengan Allah.
Semua "kutukan-kutukan" bagi perempuan dan pria itu bertujuan untuk kebaikan kekal kita. Allah ingin membawa kita kembali ke pengembangan karakter yang Adam dan Hawa miliki sebelum mereka jatuh dalam dosa. Daripada menganggap itu sebagai badai rumah tangga, baiklah semua orang berdoa meminta peneguhan rohani untuk melihat nilai dalam mempercayai Bapa Surgawi kita untuk menyediakan semua kebutuhan kita. Kutukan akan berubah menjadi berkat karena rasa sakit tersebut merupakan sebuah kesempatan bagi keegoisan untuk dimurnikan dengan kasih kepada yang lain. Allah menyediakan kesempatan ini bagi manusia untuk memahami rasa sakit karena penyakit-dosa kita yang dirasakan Allah dan Anak-Nya yang tunggal Yesus Kristus yang turut merasakan kelemahan kita.

Ibrani 4:14 Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung ,  yang telah melintasi semua langit,  yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita4:15 Sebab Imam Besar  yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita,  Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. 4:16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian  menghampiri  takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

Sang juru selamat yaitu Allah kita telah mengambil rupa seperti manusia yang menjelma dalam diri Yesus Kristus, Yesus yang dilahirkan oleh Bunda Maria tunangan Yusuf adalah buah kandungan dari Roh Ilahi.


Rumah Tangga Yusuf-Maria SEBAGAI gambaran Keluarga yang taat dan takut akan Tuhan.

Dalam kitab Matius 1 dikisahkan gambaran rumah tangga Yusuf-Maria yang taat dan takut akan Tuhan, bahwa mereka menghadapi persoalan/badai rumah tangga sebagai ujian hidup dimasa pertunangan mereka sebelum mereka memasuki bahtera kebahagiaan rumah tangga.

Matius 1:18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. 

Dimasa pertunangan masing-masing pribadi berupaya berbuat untuk menyenangkan hati Tuhan, tapi proses kehidupan itu diluar pemikiran manusia, Maria yang tunangan Yusuf sudah hamil duluan, hati Yusuf pun tidak senang lagi berhadapan dengan permasalahan ini sebelum dia mengetahui yang sebenarnya, seolah-olah ada penyesalan dalam dirinya yang tidak mengindahkan pesan orang-orang tuanya.

 Ulangan 7:3 Janganlah juga engkau kawin-mengawin dengan mereka: anakmu perempuan janganlah kauberikan kepada anak laki-laki mereka, ataupun anak perempuan mereka jangan kauambil bagi anakmu laki-laki;
Kejadian 28:1 Kemudian Ishak memanggil Yakub, lalu memberkati dia serta memesankan kepadanya, katanya: "Janganlah mengambil isteri dari perempuan Kanaan.
 2 Korintus 6:14 Janganlah kamu merupakan pasangan  yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya .  Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?

Begitu pula dengan Maria, hatinya yang kecewa bakal ditinggalkan Yusuf calon suaminya, bagaimana ia bisa menyampaikan hal yang sebenarnya bahwa kehamilannya adalah dari Roh kudus Allah, di situasi ini banyak tuduhan yang tidak benar dari orang orang tentang kehamilannya ini, Maria mengalami kelemahan, jangan-jangan orang akan melempari dia dengan batu sampai mati.

Ulangan 22:23 Apabila ada seorang gadis yang masih perawan dan yang sudah bertunangan--jika seorang laki-laki bertemu dengan dia di kota dan tidur dengan dia, 22:24 maka haruslah mereka keduanya kamu bawa ke luar ke pintu gerbang kota dan kamu lempari dengan batu, sehingga mati: gadis itu, karena walaupun di kota, ia tidak berteriak-teriak, dan laki-laki itu, karena ia telah memperkosa isteri sesamanya manusia. Demikianlah harus kau hapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu. 

Tetapi Tuhan menguatkannya dan menghibur hati Maria karena ia mengikuti kebenaran Firman Tuhan, Janji Tuhanlah baginya sebagai anugerah yang berharga dan yang terbesar.

Lukas 1:28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai , Tuhan menyertai engkau." 1:29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. 1:30 Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut,  hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.  1:31Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.  1:32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi.  Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud,  bapa leluhur-Nya, 1:33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya  tidak akan berkesudahan." 1:34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" 1:35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus  akan turun atasmu  dan kuasa Allah Yang Mahatinggi  akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut kudus,  Anak Allah.

Dan Maria berupaya terus mencari kasih dari Yusuf calon suaminya yang tulus hati, terlebih kasih dari “Suami Ilahi”-nya yang Maha Pengasih.

Yesaya 54:5 Sebab yang menjadi suamimu  ialah Dia yang menjadikan  engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu  ialah Yang Mahakudus,  Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi.

 Begitu pula dengan Yusuf yang tidak sakit hati lagi, sebab Tuhan telah mengungkapkan tabir tentang kehamilan Maria kepada Yusuf melalui mimpi.

Matius 1:19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya  dengan diam-diam. 1:20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat r Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi  dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. 1:21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus,  karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa  mereka."1:22 Hal itu terjadi supaya genaplah  yang difirmankan Tuhan oleh nabi: 1:23 "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel " --yang berarti: Allah menyertai kita. 

Tidak sedikit mereka yang berpasangan dalam masa tunangan mengalami kekecewaan dan sakit hati seperti yang dialami Yusuf-Maria karena mereka tidak mengetahui perkara yang sebenarnya, tidak mau menggali banyak sumber informasi sebagai fakta yang sebenarnya, terlalu mudah memvonis dan memberi penilaian atas kemauan sendiri karena mendengarkan perkataan orang bukan perkataan Tuhan, antara yang berpasangan tidak adanya saling keterbukaan, cenderung bertindak secara diam-diam, semua hal demikian membuat emosional yang harus dihindari oleh setiap calon pasangan, maka Tuhan akan meluluskan apa pandangan pemikiran kita yang selaras dengan pemikiran Tuhan.

Amsal 3:5 Percayalah kepada TUHAN  dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.

Lewat keluarga, rumah tangga kristen, rencana dan kehendak Tuhan bisa tercapai, setiap rumah tangga kristen dipakai Tuhan untuk kemuliaan nama-Nya, untuk melayani Tuhan, dan menyatakan perbuatan-perbuatanNya yang sangat besar dan ajaib.
Yusuf berbuat seperti apa yang difirmankan Tuhan dan ia mengambil Maria sebagai istrinya, dan menantikan hingga kelahiran Sang bayi Kudus: Yesus Immanuel. Akhirnya Yusuf dan Maria mendapatkan kebahagiaan di dalam ketaatan dan takut akan Tuhan, sementara menunggu janji Tuhan akan tergenapi lahirnya Sang Juru Selamat.

Matius 1:24 Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat  Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya1:25 tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai  ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.



Bersama keluarga, rumah tangga yang melayani Tuhan tetap selamanya akan mengasihi Tuhan. Tiada yang dapat melebihi KasihNya Tuhan dibandingkan dengan apapun, bagi kita: Tuhan adalah segala-galanya.

WAKTUNYA TUHAN BERTINDAK MENYELESAIKAN BADAI/PERSOALAN RUMAH TANGGA.

Inilah waktunya Tuhan datang dalam badai untuk menyelesaikan setiap permasalahan/badai hidup berumah-tangga manusia, (lihat gambar 19c: Frekwensi dan tahun siklus hari BKPS (Badai Keluarga Pasti Sirna) Akibat perbatasan range waktu minggu ke-4 ke minggu ke-1 bulan berikutnya Menurut kalender Masehi WCO).

Bukti adanya hubungan antara hari ke-4  Penciptaan (Benda-benda penerang) dengan fenomena krisis/permasahan keluarga, seperti beberapa ayat yang tertulis di kitab suci:

Ams 15:7 Siapa loba akan keuntungan gelap, mengacaukan rumah tangganya, tetapi siapa membenci suap akan hidup.

Kej 39:5 Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang.

Ayb 16:7 Tetapi sekarang, Ia telah membuat aku lelah  dan mencerai-beraikan segenap rumah tanggaku,

Titus 2:3 Demikian juga perempuan-perempuan yang tua, hendaklah mereka hidup sebagai orang-orang beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur , tetapi cakap mengajarkan hal-hal yang baik 2:4 dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya , 2:5 hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya,  baik hati dan taat kepada suaminya,  agar Firman Allah  jangan dihujat orang.

1 Sam 2:31 Sesungguhnya akan datang waktunya, bahwa Aku akan mematahkan tangan kekuatanmu dan tangan kekuatan kaummu, sehingga tidak ada seorang kakek dalam keluargamu.

Yes 22:23 Aku akan memberikan dia kedudukan yang teguh seperti gantungan yang dipasang kuat-kuat pada tembok yang kokoh; maka ia akan menjadi kursi kemuliaan bagi kaum keluarganya.

Ef 2:19 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang,  melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga  Allah,

Mrk 6:4 Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati  di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya."

2 Sam 23:5 Bukankah seperti itu keluargaku di hadapan Allah? Sebab Ia menegakkan bagiku suatu perjanjian kekal, teratur dalam segala-galanya dan terjamin. Sebab segala keselamatanku dan segala kesukaanku bukankah Dia yang menumbuhkannya?.

Mrk 16:19 Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. (Yesus Kristus terangkat ke Sorga di hari ke-empat).

Membangun keluarga yang kuat membutuhkan waktu, kesabaran dan kerja keras. Kita tidak dapat memilih dikeluarga seperti apa kita dilahirkan tetapi kita dapat memilih keluarga seperti apa yang akan kita bangun. Seperti Yusuf-Maria yang membangun rumah tangganya yang taat dan takut akan Tuhan , memiliki prioritas yang benar yaitu melayani Tuhan, melayani keluarga, melayani pekerjaan Tuhan dan gereja-Nya untuk pembinaan rohani Yesus yang dari kecil hingga Ia dewasa. Pada keluarga yang taat dan takut akan Tuhan di dalamnya akan bertumbuh iman para anggota rumah tangganya yang senantiasa bertumbuh di dalam pengenalan akan Tuhan lebih dalam lagi, keluarga yang demikian memberi keuntungan dalam hal:
1.       Mampu tetap hidup dan menikmati lezatnya makanan dari “pohon kehidupan”.
2.      Mampu mengatasi setiap permasalahan/badai hidup dalam setiap situasi kondisi apapun.
3.      Mampu menerima dan memenuhi janji-janji Allah (baik janji yang tertulis di Alkitab, maupun yang tidak tertulis).
4.      Mampu menemukan dan memberi bagi orang lain tentang hal-hal Kerajaan Sorga, baik yang sudah pernah ada sebelumnya maupun yang akan ada nanti.
5.      Mampu merubah nasib yang terkutuk menjadi hidup yang berkelimpahan berkat.
SELAMAT NATAL 25 DESEMBER 2018,
PADA TUHAN ADA JAWABAN BAGI SETIAP PERMASALAHAN/BADAI RUMAH TANGGA SIAPA YANG PERCAYA PADA-NYA.