Dapatkan Uang, klik link ini http://projects.id/uangberkah

Rabu, 13 September 2017

Ada Apa dengan Hard Disk dan USB Flash Disk Pilihanku ?

Ada Apa dengan Hard Disk dan USB Flash Disk Pilihanku ?
Menyelamatkan Semua Data di Hard Disk yang Rusak Pada Operasi Windows,
Mengatasi USB Flash Disk yang Gagal Menyimpan Data

(Direview kembali oleh: SR.Pakpahan, SST)












Sumber tulisan/Review: Majalah CHIP No 01 Tahun 2008




Ada Apa dengan Hard Disk dan USB Flash Disk Pilihanku ?
Menyelamatkan Semua Data di Hard Disk yang Rusak Pada Operasi Windows,
Mengatasi USB Flash Disk yang Gagal Menyimpan Data

(Direview kembali oleh SR.Pakpahan, SST)


Cukup banyak storage jenis media penyimpan data yang kita pakai disaat mengoperasikan suatu applikasi dalam membuat file dokumen atau image di komputer, storage tersebut dapat berupa hard disk, flash disk, storage online atau cloud storage maupun google+, namun jenis storage yang sering dijadikan sebagai pilihan terbaik adalah hard disk dan flash disk untuk menyimpan data berharga kita. Karena itu berikut akan dibahas tentang cara menyelamatkan data di hard disk yang rusak pada operasi windows, dan cara mengatasi flash disk yang gagal menyimpan data.

               Sumber gambar: http://www.howtogeek.com/


1.     Menyelamatkan Semua Data di Hard Disk yang Rusak Pada Operasi Windows

Hard disk terdi­ri atas beberapa komponen, seperti spindle, cache, dan head baca. Setiap komponennya harus dirawat secara teratur agar tidak rusak. Tidak ada kerusakan komponen PC yang berakibat fatal sefatal kerusakan hard disk. Bayangkan saja, data penting hasil pekerjaan bertahun-tahun hilang dalam sekejap saat hard disk tidak lagi berfungsi. Kerusakan yang terjadi utamanya disebabkan suhu komponen yang terlalu tinggi dan kerusakan material. Tanda-tanda hard disk akan mengalami kerusakan dapat dikenali apabila hard disk mengelu­arkan bunyi-bunyi aneh.
Agar kasus kehilangan data tidak terjadi, segera lakukan pemeriksaan dan perawatan rutin. Apabila semua kompo­nen berfungsi baik dan tidak terdapat bad sector, hard disk dapat langsung di-partisi dan di-tuning. Apabila ada bagian yang rusak, jangan buru-buru membuangnya. Ada utility applikasi hard disk pilihan yang dapat digunakan untuk me­nyelamatkan data yang masih “tersisa”.
Ada tersedia beberapa utility pilihan untuk menyelamatkan dan mengelola data, serta men-tuning hard disk, seperti:
1.       Partition Manager
Partition Manager berfungsi untuk pemeriksaan awal mengecek hard disk secara instan
2.       Disk Investigator
Disk Investigator berfungsi untuk menampilkan sektor dan cluster pada hard disk
3.       HDD Health
HDD Health berfungsi untuk mengawasi fungsi-fungsi penting pada hard disk
4.       HDD_Speed
HDD Speed berfungsi untuk mengukur kecepatan hard disk
5.       Silent Drive
Silent Drive berfungsi untuk membuat hard disk tenang
6.       Drive Snapshot
Drive Snapshot berfungsi untuk membackup partisi sistem on-the-fly
7.       LXCopy
LXCpy berfungsi untuk membantu memindahkan isi PC
8.       Undelete Plus
Undelete Plus berfungsi untuk menyelamatkan file yang tidak sengaja terhapus
9.       PC Inspector File Recovery  
PC Inspectory berfungsi untuk menyelamatkan partisi FAT dan NTFS
10.    Unstoppable Copier
Unstoppable Copier berfungsi untuk membantu bila ada kerusakan fisik pada hard disk
1.     Partittion Manager
Sebelum melakukan konfi­gurasi hard disk dengan program applikasi Paragon Partition Manager, buatlah recovery CD untuk mengantisipasi akibat terburuk yang mungkin menimpa PC, seperti kerusakan pada sistem operasi. Untuk itu, jalankan program Partition dan pilih “Tools | Recovery Media Builder”. Pada wizard yang tampil, pilih opsi “CD/DVD | Typical” untuk membuat sebuah image recovery CD standar yang disertakan. Pemeriksaan awal dilakukan dengan Partition Manager, sedangkan utility lainnya digunakan untuk memantau hard disk secara kontinyu dan membunyikan alarm begitu ada tanda-tanda hard disk akan rusak.
Magnet yang ber­dekatan dengan hard disk dan guncangan dapat merusak lapisan magnetik hard disk. Akibat yang lebih buruk akan terjadi bila head baca/tulis tergeser sehingga lapisan magnetiknya terkikis. Kerusakan yang dise­but ‘Head Crash’ ini tergolong parah.
Untuk memeriksa lapisan magnetik, ja­lankan Partition Manager dan pindahlah ke tab “Disk View”. Di sini, klik kanan salah satu hard disk yang ditampilkan, misalnya ‘C:\’. Dalam context menu, pi­lih “Test Surface” dan konfirmasi dengan “Yes”. Kini tampak sebuah popup kuning yang menampilkan keterangan mengenai perubahan yang perlu dilakukan. Klik toolbar “View Change” dan pilih “Apply”. Setelah mengklik “Yes”, restart PC diper­lukan untuk memulai pemeriksaan dalam modus DOS. Apabila lapisan magnetik baik-baik saja, desktop Windows akan kembali tampil setelah restart PC.
Ta­hap selanjutnya berkaitan dengan meka­nisme penyimpan file. Sistem file FAT atau NTFS pada Windows mengatur di mana dan dalam urutan mana data disim­pan. Sebagai konsekuensi banyaknya data yang tersimpan, ada risiko terjadi kesala­han dalam mekanisme penyimpanannya. Partition Manager memang menemukan kesalahan dalam sistem file, tetapi tidak memperbaikinya. Oleh karena itu, tutup program tersebut dan jalankan Command prompt. Kini masuk­kan perintah di bawah ini.
chkdsk•x:•/

Ganti ‘x’ dengan drive letter salah satu par­tisi hard disk. Konfirmasikan dengan “Yes” bila ada permintaan untuk men-dismount drive yang sedang diakses. Selanjutnya, proses pemeriksaan dan perbaikan sistem file pun dimulai.
Faktor terpenting dalam suatu hard disk adalah data– data di dalamnya. Data-data tersebut disimpan dalam blok-blok data (sektor) yang terdiri atas cluster-cluster. Untuk mengetahui dalam cluster mana sebuah file tertentu berada, misalnya sebuah file JPEG, di­butuhkan program aplikasi Disk Investigator

2. Disk Investigator
Setelah meng-install dan menjalankan program ini, pilihlah sebuah drive untuk menampilkan sektor pertama (0). Aktif­kan option ‘Directories’ untuk melihat struktur direktori drive. Pilihlah suatu file dan klik tombol “View” untuk berpindah ke cluster yang berisi file tersebut. Apabila Anda mendapat sebuah laporan kesalahan, berarti cluster-nya rusak.
Apabila  ditemukan sektor/clu­ster rusak, sebaiknya gunakan sebuah tool reparasi yang disediakan oleh produsen hard disk. Di www.tacktech.com/display.cfm?ttid=287 tersedia daftar semua produsen hard disk yang menawarkan pro­gram semacam itu. Apabila semuanya berfungsi baik, kondisi hard disk tersebut harus selalu dijaga, pada hard disk digunakan freeware HDD Health.

3. HDD Health
Program aplikasi ini bekerja dengan bantuan fungsi SMART (Self Monitoring Analysis & Reporting Technology) dari hard disk yang memberitahukan BIOS mengenai status atau kondisinya. HDD Health menampilkan nilai-nilai tersebut pada Windows dan membunyikan alarm begitu sebuah batas kritis yang ditetapkan terlampaui. Alarm HDD Health akan memberi peringatan saat suhu kritis terlampaui.
Setelah HDD Health (www. panterasoft.com) di-install, akan terlihat sebuah icon pada taskbar. Sebuah klik akan menampilkan informasi produsen dan su­hu operasi aktual hard disk. Informasi lebih detail tersedia pada tab “Extended Info”. Pa­da data “Start/Stop Count (Power on count)”, Anda dapat mengetahui berapa kali hard disk telah dimatikan/dihidupkan.
Informasi yang lebih menarik terdapat dalam tab S.M.A.R.T. Apabila Anda men­dapat laporan peringatan pada bagian ‘Spin Up Time’, hard disk start terlalu lambat. Ini dapat disebabkan oleh rusaknya motor hard disk. Nilai yang penting (bergantung tipe hard disk) adalah “Ultra ATA CRC Er­ror Count” atau “Ultra DMA CRC Error Count”. Nilai ini menunjukkan kecepatan transfer data. Apabila kecepatan hard disk terlalu lambat, mungkin karena ada ma­salah kabel rusak, kontak yang kotor, atau driver yang cacat.
Kurang baik melakukan partisi besar pada hard disk, lebih baik gunakan beberapa partisi kecil agar bila kerusakan (crash) terjadi, tidak semua data hilang. Lakukan partisi hard disk sesuai kebutu­han Anda dan jalankan proses defrag­mentasi secara berkala.
Pembagian hard disk dalam beberapa partisi mengacu pada aturan-aturan sederhana. Sistem operasi disimpan pada sebuah partisi primer, sedang­kan data pada logical drive. Apabila Anda hanya memiliki satu partisi “C:\” yang menyimpan Windows, program-pro­gram, dan file-file data lainnya, klik ka­nan partisi tersebut dalam Paragon Parti­tion Manager untuk memilih “Move/Re­size Partition”. Selanjutnya, perkecil partisi Windows. Perha­tikan partisi sistem agar tersedia tempat yang cukup untuk meng-install berbagai program. Sisanya, buat sebagai “Exten­ded Partition” melalui “Create Partition”. Di sini, Anda dapat membuat “Logical Drive” untuk data. Beberapa drive juga dapat dibuat untuk jenis data tertentu, seperti “Film”, “Foto”, dan “Musik”.
Proses partisi akan lebih rumit bila ingin meng-install beberapa sistem operasi. Windows dapat menanga­ni maksimal 4 partisi primer (primary partition). Extended partition juga digo­longkan Windows sebagai partisi primer. Dengan kata lain dapat menggu­nakan maksimal 3 sistem operasi sekali­gus, masing-masing pada sebuah partisi primer. Extended partition dapat digunakan sebagai penyimpan data (partisi primer ke-4) yang dapat diakses oleh sistem operasi.

4. HDD Speed
Program aplikasi HDD Speed digunakan sebagai pengukur kecepatan (tachometer). Program ini menyediakan informasi mengenai jumlah data yang se­dang ditransfer oleh hard disk secara real­time. Setelah di-instal dan menjalankannya, HDD Speed akan menampilkan se­mua drive yang tersedia. Setelah memilih hard disk atau partisi, klik “Start” untuk mengukur kinerjanya.
HDD Speed dapat mengukur kecepatan baca atau tulis hard disk dengan memilih option “Read” atau “Write” pada interface-nya. Hasil pengukuran ditampilkan dalam dua bagian, yaitu “Current” dan “Average”. Current menunjukkan kecepatan saat ini, sedangkan Average menunjukkan kecepa­tan rata-rata. Menurut HDD Speed, kecepatan rata-rata hard disk yang diuji adalah sekitar 160 MB per detik.
Opsi “Test burn rate” dapat diaktifkan jika Anda ingin mengetahui ukuran data maksimum yang dapat ditransfer hard disk per detiknya. Apabila hard disk terlalu lambat, lakukan tuning dengan Partition Manager. Setelah dijalankan, klik kanan hard disk tersebut dan pilih “Defragment Partition”. Anda pun dapat melakukan de­fragmentasi MFT (Master File Table). MFT berisi informasi penting tentang file-file yang disimpan dan alokasinya. Semakin tinggi tingkat fragmentasi MFT, semakin lama waktu yang dibutuhkan Windows untuk menemukan sebuah file. Dengan melakukan proses defragmentasi Master File Table (MFT) berkala, Windows dapat mencari file yang ada dalam hard disk secara lebih cepat.

5. Silent Drive
Silent Drive merupakan software yang dapat mengatur dan membantu Anda untuk mengurangi tingkat suara dan kecepatan putar hard drive.

Setelah selesai melakukan peme­riksaan, partisi, defragmentasi, dan tuning hard disk, risiko kehilangan data masih tetap ada. Untuk itu, lakukan langkah-langkah pencegahan dengan melakukan proses backup, baik partisi sistem atau meng-copy seluruh isi data hard disk.
Backup partisi si­stem secara on-the-fly mutlak diperlukan. Untuk itu, gunakan shareware  aplikasi Drive Snap­Shot

6. Drive SnapShot
Drive Snap­Shot  adalah  sebuah applikasi dengan fungsi lengkap dapat Anda temukan di www.drivesnapshot.de. Instalasi tidak di­butuhkan. Anda dapat langsung menjalan­kannya dengan mengklik ganda pada "snapshot.exe" dan memilih “Backup Disk to File”. Pertama, masukkan drive sumber, lalu tentukan nama dan tempat untuk me­nyimpan backup tersebut. Apabila Anda ingin mem-backup semuanya, termasuk sektor yang tidak digunakan, klik ‘Advan­ced Options’ dan aktifkan fungsi ini pada bagian “Maintenance Mode”. Melalui “Start Copy”, jalankan proses backup.
Proses restore file backup juga sama mu­dahnya. Pilih “Restore Disk from File” dan masukkan path ke backup. Apabila Anda ingin me-restore seluruh hard disk, dalam jendela berikutnya klik namanya, misalnya “HD1” dan pilih “Restore Partition Struc­ture”. Partisi dapat Anda restore satu demi satu melalui “Restore” yang tampak bila Anda mengklik kanan sebuah partisi.
Seperti seo­rang cracker, di sini Anda mencoba untuk mentransfer seluruh isi hard hard, terma­suk Windows, program, dan data ke PC lain. Tentu saja hasil transfernya harus dapat di-boot, seakan Anda memasang hard disk sumber pada PC lain. Untuk tantangan ini, Anda membutuhkan utili­ty applikasi LXCopy (www.itxtools.com).

7. LXCopy
Bagi Anda yang baru pertama kali menggunakan LXCopy di­anjurkan untuk membaca buku panduan manual dalam file PDF di website-nya. Program ini lebih ditargetkan bagi peng­guna tingkat lanjut yang telah fasih dengan command line. Jadi, jangan berharap tampilan grafis yang user friendly. Setelah meng-install-nya, gunakan juga berbagai parameter command line yang dimiliki­nya, seperti perintah di bawah ini.
lxcopy·c:\*.*·f:\·-or·>c:\sicherung.log

Anda dapat memindahkan seluruh parti­si sistem “C:\” ke hard disk “E:\” dan membiarkan proses dicatat dalam sebuah file log. Hebatnya, berkat Open File Tech­nology yang dimiliki LXCopy, utility ini bekerja secara mandiri dan tidak bergan­tung pada Windows, layanan (service), proteksi file, aturan group, dan pembata­san-pembatasan lainnya.

8. Undelete Plus
Applikasi Undelete PLUS portable freeware ini berfungsi untuk me­nyelamatkan banyak data-data yang dianggap telah hilang karena terhapus.
Undelete PLUS dapat menyelamatkan data pada hard disk FAT dan NTFS, serta media berbasis flash seperti, CF dan SD card. Undelete Plus dapat dijalankan dari USB flash drive, sehingga file-file yang ingin dise­lamatkan tidak "tersentuh" saat pro­gram tersebut dijalankan. Undelete Plus cocok digunakan bila PC Anda ha­nya memilki satu partisi sistem atau hard disk. 

9. PC Inspector File Recovery
PC Inspector File Recovery adalah pro­gram yang lebih gampang digunakan. Sebuah wizard mem­bantu langkah demi langkah dalam me-restore semua partisi, sektor boot yang rusak. PC Inspector harus di-install pada drive lain yang tidak terkait. 

10. Unstoppable Copier
Unstoppable Copier adalah applikasi penyelamat data pada hard disk yang rusak parah. Pada cacat fisik hard disk dan sektor yang rusak parah kedua program di atas Undelete Plus dan PC Inspector File Recovery tidak berdaya untuk mengatasinya. Apabila kondisi hard disk parah, cobalah memakai program penyelamat Unstop­pable Copier yang dapat membantu An­da. Program ini menyelamatkan semua data yang masih dapat dibaca dan beru­saha menggabungkan bagian-bagian file-nya. Apabila program ini masih be­lum berhasil, gunakan spesialis penyela­mat data profesional, seperti Kroll On­track (http://www.ontrackdatarecovery.com.au/)


 
                     Sumber gambar: https://www.google.co.id/

2.     Mengatasi USB-FLASHDISK yang gagal menyimpan data

Bagaimana mengatasi bila mentransfer data dalam jumlah besar dengan nyaman ke USB-flashdisk baru yang berkapasitas 8 GB, namun upaya meng-copy sebuah ISO-image DVD ukuran 4,37 GB selalu gagal dengan laporan kesalahan yang menye­butkan bahwa media data sudah penuh. Tentu saja Anda tahu bahwa itu tidak benar. Mengapa hal itu terjadi?
Penyebab masalahnya adalah for­mat file media penyimpan Anda. USB-flashdisk biasanya telah diformat di pabrik dengan FAT32 yang tidak dapat menyimpan file berukuran lebih dari 4 GB. Solusinya adalah format NTFS yang tidak memiliki pembatasan semacam itu. Namun, ketika Anda ingin memformat flashdisk dengan NTFS, Windows bersi­kap masa bodoh dan hanya menampilkan FAT32 dalam jendela pilihan formatting.
Windows tidak menawarkan NTFS karena sistem NTFS ini menggunakan fungsi caching yang lebih intensif dibandingkan FAT32. Bila flashdisk dicabut begitu saja dari port USB, mungkin saja belum semua data berhasil dituliskan. Oleh karena itu, Windows lebih suka menggiring pengguna ke FAT32 yang leb­ih "aman" dan lebih mudah ditangani.
Langkah cari gampangnya tersebut bisa Anda hindari. Klik kanan "My Com­puter" dan buka jendela "Properties". Dalam tab "Hardware", masuk ke "Device Manager" dan cari USB-flashdisk Anda. Dengan mengklik ganda, buka "Proper­ties" flashdisk. Di sana, pilih tab "Policies" dan aktifkan "Optimize for Performance".
Windows akan menerapkan write-cache untuk flashdisk Anda. Setelah reboot, flashdisk Anda dapat diformat ke NTFS. Sekarang, flashdisk dapat menyim­pan seluruh DVD-image. Dengan format baru ini, sebaiknya hindari menarik kelu­ar flashdisk begitu saja. Demi keamanan data, Anda harus meminta izin dulu kepada Windows. Ini dilakukan melalui applet "Safely remove hardware" di sebe­lah kiri jam dalam task-bar.


Sumber tulisan/Review: Majalah CHIP No 01 Tahun 2008



                                                           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar