Dapatkan Uang, klik link ini http://projects.id/uangberkah

Selasa, 02 Oktober 2018

KECERDASAN MANUSIA, NILAI KESANGGUPAN HIDUP MANUSIA (NKHM)


KECERDASAN MANUSIA,
NILAI KESANGGUPAN HIDUP MANUSIA
(NKHM)

Oleh : SR.Pakpahan,SST


Manusia adalah sebagai mahluk pribadi juga sekaligus sebagai mahluk social. Manusia mahluk agung yang diciptakan oleh Tuhan Allah pada hari keenam merupakan ciptaanNya yang urutan terakhir dari semua yang diciptakan dihari penciptaan bumi dan segala isinya, dengan maksud dan tujuan Allah agar segala sesuatunya telah tersedia semuanya segala kebutuhan hidup manusia, baik yang ada dibawah permukaan tanah, dibawah air/laut, diatas tanah, maupun di langit, semua kebutuhan hidup manusia itu dapat berbentuk dalam wujud benda cair, padat, zat dan gas, harus menjadi tanggung jawab manusia dalam mempergunakannya (menguasainya) dan menaklukkannya untuk kesejahteraan hidupnya. Tinggal sekarang dan selanjutnya bagaimana caranya manusia mempergunakan akal pikirannya (IQ), emosinya (EQ), Spirituilnya (SQ) dan perilakunya (VQ) untuk memperoleh segala kebutuhan hidupnya tersebut untuk hidup sehari hari (dalam skope kecil) dan untuk menguasai dan menaklukkannya (dalam skope besar).
            Kebutuhan hidup manusian itu pada dasarnya ada 5 jenis kebutuhan, yaitu:
  1. Kebutuhan akan sandang (pakaian) sebagai pelindung tubuh.
  2. Kebutuhan akan pangan (makanan)
  3. Kebutuhan akan papan (perumahan tempat berteduh/berlindung)
  4. Kebutuhan akan kemewahan (kekayaan)
  5. Kebutuhan akan ketentraman (kenyamanan hidup)
Manusia sebagai mahluk pribadi disebut “Homo Sapiens” yang mempunyai kepribadian tersendiri yang unique yang seorang berbeda dengan kepribadian orang lain (tidak akan pernah dijumpai manusia yang satu memiliki kepribadian yang sama dengan orang lain sebab manusia secara pribadi masing-masing adalah unique sesuai dengan DNA masing masing yang ada padanya)
Manusia secara pribadi mempunyai hubungan langsung vertical dengan penciptanya Tuhan Allah sesuai dengan adanya suatu rencana, maksud dan tujuan Allah terhadap masing-masing ciptaanNya demi kemuliaan namaNya. Kita tidak tahu apa rencana, maksud dan tujuan Allah tersebut berkarya bagi segala ciptaanNya, tetapi yang jelas semuanya ciptaan
Tuhan Alllah (termasuk manusia secara pribadi) diciptakan hanya demi kemuliaan Allah semata-mata.
Manusia sebagai mahluk social disebut “social personal” yang mempunyai kemampuan beradaptasi dengan alam lingkungan sekitarnya dan orang lain serta masyarakat luas. Beradaptasi disini maksudnya adalah manusia seberapa cepat mampu dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan membawa dirinya pada alam lingkungan sekitarnya dan orang-orang lain sesuai habitatnya dalam suatu populasi yang ada sebagai komunitas social (social community).
Manusia sebagai mahluk pribadi dan ia sebagai mahluk social harus saling terpadu keduanya dalam mencari dan memenuhi kebutuhan/nafkah hidupnya sehari-hari, keterpaduan ini harus saling progress, keduanya tidak boleh terpisah berdiri sendiri seperti tidak hanya mementingkan diri sendiri (ego) atau tidak hanya mementingkan sosialnya (sosialis). Bila terlalu mementingkan diri sendiri dikatakan egois yang tidak akan dapat bertahan hidup (survive life) dengan layak sebab ibarat batang bambu (bulu) yang tumbuh hanya 1 batang saja akan mudah tumbang ditiup angin  kencang, demikian juga bila terlalu mementingkan sosialnya dikatakan very socialis yang juga tidak akan dapat bertahan hidup dengan semestinya (survive life) dengan seutuhnya, sebab ibarat hewan zerapah yang kakinya panjang lehernya pendek menggunakannya untuk mengambil makanan daun-daunan yang ada diatas tetapi tidak dapat mengambil makanan yang ada dibagian bawah diatas permukaan tanah.
Lain halnya bila adanya keterpaduan keduanya antara manusia sebagai pribadi dan sebagai mahluk social yang merupakan satu kesatuan tidak terlalu mementingkan yang satu dan melupakan yang lain, ini diibaratkan pohon bambu tersebut yang tumbuh bersama batang-batang lainnya tumbuh serumpun bila ditiup angin kencang tidak akan tumbang, dan diibaratkan seperti hewan zerapah yang dapat hidup sesuai aturan dalam habitatnya.
Tingkat kehidupan manusia untuk sanggup memenuhi kebutuhannya, seseorang dengan orang lain berbeda nilainya sesuai dengan tingkat IQ, EQ, SQ dan VQ masing-masing. Nilai Kesanggupan Hidup Manusia (NKHM) ini dilihat dari sisi tingkat kecerdasannya.
Penggolongan manusia normal menurut tingkat kecerdasannya dapat dibagi dalam 5 (lima) golongan yaitu:
1.      Tingkat kecerdasan Bodoh
2.      Tingkat kecerdasan Biasa (normal)
3.      Tingkat kecerdasan Pintar
4.      Tingkat kecerdasan berhikmat (bijaksana)
5.      Tingkat kecerdasan super/instant.
Ada satu lagi tingkat kecerdasan dibawah kecerdasan bodoh yang umumnya terdapat pada manusia abnormal (cacad mental), hal ini tidak kita bahas disini sebab tulisan ini hanya mencakup manusia yang normal saja.
Penentuan tingkat kecerdasan manusia normal ini dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan IQ, EQ, SQ dan VQ dimasing-masing tingkatannya.

      1. Manusia normal dengan tingkat kecerdasan Bodoh.
Seseorang manusia normal dikatakan bodoh karena ia kurang pintar bila dibandingkan dengan orang orang lain yang pintar dalam satu populasi. Bila tidak ada orang orang yang lebih pintar dari dia maka ia dikatakan tidak bodoh. Seseorang manusia normal yang mempunyai tingkat kecerdasan bodoh, nilai IQ-nya berada dibawah range 74,1, nilai EQ-nya berada antara range 0 – 298, nilai SQ-nya berada antara range 0-54,72 dan nilai VQ-nya berada antara 23.94-31.92.

2.  Manusia Normal dengan tingkat kecerdasan biasa (normal)
Seseorang manusia normal yang mempunyai tingkat kecerdasan biasa (normal), nilai IQ-nya berada antara range 74.1 108.3, nilai EQ-nya berada antara range 113 – 287, nilai SQ-nya berada antara range 71,8282,08 dan nilai VQ-nya ada dua yaitu berada antara 0 – 15.96 dan 31.92 – 47.88. Tingkat kecerdasan biasa (normal) ini banyak ditemui pada manusia umumnya.

3. Manusia Normal dengan tingkat Kecerdasan Pintar
Seseorang manusia normal yang mempunyai tingkat kecerdasan pintar, nilai IQ-nya berada antara range 108.3 – 131.1, nilai EQ-nya berada diatas range 92,3, nilai SQ-nya berada antara range 91,2 – 100,32 dan nilai VQ ada dua yaitu berada antara range 15.96 – 23.94 dan diatas range 47.88. Tingkat kecerdasan pintar ini tidak banyak ditemui pada manusia umumnya dibanding tingkat kecerdasan biasa (normal).

4. Manusia Normal dengan tingkat Kecerdasan Berhikmat (Bijaksana)
Seseorang manusia normal yang mempunyai tingkat kecerdasan berhikmat (bijaksana), nilai IQ-nya berada antara range 131.1 – 142.5, nilai EQ-nya berada antara range 82,1 – 298, nilai SQ-nya berada antara  range 100,32 – 109,44 dan nilai VQ-nya berada antara range 31.92 – 39.9.
Tingkat kecerdasan berhikmat (bijaksana) ini malah lebih sedikit ditemui pada manusia umumnya.

5.  Manusia Normal dengan tingkat Kecerdasan Super/instant
Seseorang manusia normal yang mempunyai tingkat kecerdasan super/instant nilai IQ-nya berada diatas range 142.5, nilai EQ-nya antara range 205 – 277, nilai SQ-nya ada dua berada dibawah range 0 atau diatas range 109,44 dan nilai VQ-nya berada antara range 39.9 – 47.88.
Tingkat kecerdasan super ini jarang (langka) ditemui pada manusia umumnya.
Bila keempat unsur pembentuk kecerdasan pada manusia normal tersebut dibuat dalam suatu table maka akan diperoleh sebagai berikut:




Bila dibuat dalam bentuk skala range keempat unsur pembentuk tingkat kecerdasan seseorang manusia normal tersebut adalah sebagai berikut:





1.       Tingkat Kecerdasan intelektuil (IQ) manusia normal
Tingkat kecerdasan inteletuil (IQ) manusia normal adalah sebagai penentu/penanda pertama dalam menentukan tingkat kesanggupan hidup manusia.
Manusia normal pada tingkat kecerdasan IQ-nya, semakin tinggi tingkat kecerdasan intelektualnya (IQ) maka makin rendah tingkat kecerdasan emosionalnya (EQ) lalu pada point akhir kembali tinggi lagi, makin tinggi tingkat kecerdasan spirituilnya (SQ) sedangkan tingkat kecerdasan perilakunya (VQ) dari tinggi ke rendah dan kembali lagi ke tinggi (membentuk seperti huruf W). Terlebih lebih pada tingkat kecerdasan IQ yang nilainya berada antara range 91.2 102.6 (berada dalam garis grafik tingkat kecerdasan biasa/normal) ada suatu range nilai tingkat emosional (EQ) yang terlompati, hal ini dapat kita hidupkan pada manusia normal yang memiliki tingkat kecerdasan IQ biasa/normal 74.1 108.3 dimana bila mereka bertambah ilmu pengetahuannya (lebih berpendidikan lagi) maka emosi dirinya akan makin tinggi (mudah naik darah) dan bila ditambah IQ sedikit lagi berupa ilmu pengetahuannya dari yang telah diperolehnya itu maka saat itu juga akan tiba tiba kolaps turun emosi dirinya.
      Berbeda dengan manusia normal yang kecerdasannya bodoh (kurang berpendidikan) yang nilai IQ-nya berada antara range 0 – 74.1 yang bila ia salah lalu ditegor atau dinasehati malah ia akan marah-marah dan melampiaskan emosi dirinya, sedangkan orang yang berpendidikan bila ia salah lalu ditegor atau dinasehati atau dikritik ia akan introspeksi diri dan menerima kesalahannya tersebut dan memperbaikinya agar tidak terulang kembali.
      Pada tingkat kecerdasan intelektual manusia normal, semakin tinggi kecerdasan IQ-nya maka kecerdasan emosionalnya (EQ) akan semakin berkurang dan berhati-hatilah bila IQ ini ditambah sedikit lagi maka emosional (EQ) akan tiba-tiba mencuat meningkat tajam, hal ini dapat kita hidupkan pada manusia normal kecerdasan super/instant yang nilai IQ-nya berada diatas range 142.5, seseorang yang merasa dirinya super merasa paling hebat dari orang lain merasa lebih pintar dari orang lain merasa lebih berkuasa dan lebih punya segala hak dari orang lain, bila ia disinggung dan dikatakan bodoh dan telah berbuat salah maka ia akan langsung berdiam diri meyendiri dan mengunakan ilmunya untuk menghindari konflik.
Berikut diberikan Grafik Tingkat Kecerdasan Intelektuil (IQ) menurut tingkat kecerdasan bodoh, biasa/normal, pintar, berhikmat/bijaksana dan kecerdasan super/instant.




2.      Tingkat Kecerdasan Emosional (EQ) manusia normal.
Sebelumnya telah dijelaskan sedikit mengenai hubungan antar kecerdasan intelektuil (IQ) dengan kecerdasan emosional (EQ) dimana semakin tinggi kecerdasan IQ menyebabkan kecerdasan EQ yang semakin rendah dan pada point akhir EQ-nya tinggi mencuat.
Manusia normal yang mempunyai tingkat kecerdasan emosional EQ normal/biasa nilainya berada antara range 112,86 – 287,28, yang dapat dirinci lagi yaitu untuk kecerdasan EQ range 143,64 287,28 berada pada IQ range 74.1 85.5, untuk tingkat EQ range 133,38 277,02 berada pada IQ range 85.5 96.9 dan untuk EQ range 112,86 256,5 berada pada IQ range 96.9 108.3.
Bila diperhatikan suatu nilai kecerdasan EQ pada rangenya dimasing masing tingkat kecerdasannya nilai EQ tersebut adalah sesuai dengan masing-masing tingkat kecerdasan IQ. Hal ini dapat kita hidupkan pada beberapa manusia normal yang mempunyai masing masing tingkat kecerdasan biasa (normal) tetapi nilai IQ masing masing berbeda maka emosional mereka dapat dikatakan sama.
Manusia normal yang mempunyai tingkat kecerdasan pintar (EQ pintar) nilainya berada diatas range 92,34 yang dapat dirinci lagi sebagai berikut untuk EQ range 102,6 318,06 berada pada IQ range 108.3 – 119.7 dan untuk EQ range 92,34 307,8 berada pada IQ range 119.7 – 131.1.
Sama halnya dengan pada tingkat kecerdasan EQ normal, pada tingkat kecerdasan EQ pintar suatu nilai EQ pada rangenya dimasing masing tingkat kecerdasan EQ-nya, nilai EQ tersebut adalah sesuai dengan masing masing tingkat kecerdasan IQ. Hal ini dapat kita hidupkan pada beberapa manusia normal yang mempunyai tingkat kecerdasan berbeda antara kecerdasan biasa/normal dan kecerdasan pintar yang memiliki masing masing nilai IQ  yang berbeda juga maka pada mereka dapat ditemui tingkat emosional yang sama.
Manusia normal tingkat kecerdasan berhikmat (bijaksana) (EQ hikmat) nilainya adalah antara range 82,08 297,548 yang sesuai dengan IQ range 131.1 – 142.5. Sama halnya juga dengan pada tingkat kecerdasan EQ pintar dan EQ biasa (normal), pada tingkat kecerdasan EQ hikmat ini, suatu nilai EQ pada rangenya, nilai EQ tersebut adalah sesuai dengan nilai kecerdasan IQ, hal ini dapat kita hidupkan pada beberapa manusia normal yang mempunyai tingkat kecerdasan yang berbeda kecerdasan biasa (normal), kecerdasan pintar dan kecerdasan berhikmat yang memiliki masing masing nilai IQ yang berbeda, maka pada mereka masih dapat ditemui kecerdasan emosional (EQ) yang sama.
Tingkat kecerdasan super/instant (EQ super) pada manusia normal nilainya berada pada range 205,2 277,02 yang sesuai dengan IQ nilai diatas range 142.5. Sama juga halnya dengan pada tingkat kecerdasan EQ hikmat, EQ pintar dan EQ biasa, pada tingkat kecerdasan EQ super/instant ini suatu nilai EQ pada rangenya nilai EQ tersebut adalah sesuai dengan nilai kecerdasan IQ, hal ini dapat kita hidupkan pada beberapa  manusia normal yang mempunyai tingkat kecerdasan berbeda antara kecerdasan biasa, kecerdasan pintar, kecerdasan berhikmat dan kecerdasan super yang memiliki kecerdasan IQ nilai yang berbeda, pada mereka masih juga dapat ditemui kecerdasan emosional (EQ) yang sama.. Cuma besarnya luapan emosi itu yang berbeda dibanding luapan emosi pada kecerdasan biasa, pintar dan kecerdasan hikmat.
Berikut diberikan Grafik Tingkat Kecerdasan emosinal (EQ) menurut tingkat kecerdasan bodoh, biasa, pintar, hikmat dan kecerdasan super.


                

Bila diperhatikan grafik tersebut diatas, semakin tinggi tingkat kecerdasan seseorang manusia normal dari bodoh hingga berhikmat maka tingkat kecerdasan emosional (EQ) akan semakin rendah. Tetapi pada tingkat kecerdasan super yang dapat ditemui pada manusia super (yang merasa dirinya super) tingkat emosionalnya  (EQ) awalnya paling tingi tetapi pendek (manusia super tidak mudah tersinggung dan tidak cepat emosi dan bila emosi hanya sebentar saja lalu emosinya reda).
Sedangkan tingkat kecerdasan bodoh, biasa, pintar dan berhikmat tingkat kecerdasan emosionalnya lebih rendah dari tingkat kecerdasan super dan lama berlangsung (mereka lebih mudah tersinggung dan emosinya lebih tinggi dibanding manusia super tetapi bila emosi baru reda emosinya setelah sekian lama). Berhati-hatilah terhadap orang yang biasa/normal, pintar dan berhikmat terlebih lebih terhadap orang bodoh sebab bila mereka punya dendam maka dendam itu akan selalu diingat dan lama berlanjut).

3.      Tingkat Kecerdasan Spirituil (SQ) manusia normal
Tingkat kecerdasan spiritual (SQ) manusia normal adalah sebagai penentu/penanda juga dalam menentukan tingkat kesanggupan hidup manusia setelah tingkat kecerdasan inteletuil (IQ).
            Tingkat kecerdasan spiritual (SQ) ini berbanding lurus dengan tingkat kecederdasan intelektuil (IQ) dalam arti jika kecerdasan IQ bertambah maka kecerdasan SQ akan bertambah, demikian sebaliknya. Dan kecerdasan SQ berbanding terbalik dengan kecerdasan EQ dalam arti jika kecerdesan emosional (EQ) bertambah maka kecederdasan SQ akan berkurang atau sebaliknya, tetapi pada saat mencapai titik tingkat kecerdasan super/instant pertambahan sedikit lagi SQ maka akan menyebabkan EQ yang tinggi. Hal ini dapat kita hidupkan pada beberapa manusia normal pada seseorang yang fanatic pada agamanya (yang merasa agamanya dan ibadahnyalah yang paling super paling hebat), bila orang tersebut merasa orang lain tidak cocok karena tidak sepaham dengan dirinya tentang segala sesuatu yang baik untuk kebaikan bersama dalam lintas agama maka ia akan segera marah (mudah emosi dan akan memuncak dan tiba tiba meledak) walaupun hanya pendek sebentar saja.. Berhati hatilah bila anda seorang tokoh agama (rohaniawan) janganlah merasa diri seorang super, peganglah hikmat yang dari Allah yang murni yang dapat menambah atau mengurangi kepintaran diri, seorang hamba Tuhan yang memiliki ilmu pengetahuan lebih diantara golongannya harus menjadi panutan contoh teladan bagi para kaumnya, hendaknya ia panjang sabar, tidak cepat marah dan tidak gampang emosi sebab orang yang cepat marah akan menimbulkan pertengkaran.
Berikut ini diberikan grafik tingkat kecerdasan Spirituil (SQ) menurut kecerdasan bodoh, biasa/normal, pintar, berhikmat/bijaksana dan kecerdasan super/instant.





Manusia normal yang lahir hidup, begitu ia lahir sebenarnya sudah memiliki kecerdasan spiritual (SQ) yang sesuai dengan tingkatan intelektuilnya (IQ) yang paling minimum yang diwariskan dari orang tuanya (parents). Dengan bertambahnya usianya maka tingkat kecerdasannya bertambah juga dari kurang pintar menjadi ke normal lalu ke pintar lalu menjadi berhikmat hingga menjadi orang super (tersohor).
            Perkembangan tingkat kecerdasan spiritual SQ ini pada manusia normal yang diikuti seiring oleh kecerdasan intelektuil IQ mempunyai hubungan searah berbentuk garis lurus (linear) dengan kecondongan positip terhadap tingkat kecerdasan spiritual (SQ). Bila IQ meningkat maka akan diikuti juga SQ yang meningkat dengan pertambahan nilai masing masing kecerdasan proporsinya yang sama sehingga membentuk grafik seperti garis lurus.
            Kecerdasan intelektuil (IQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) harus bertumbuh berkembang seiring bersama, sebab bila pada diri seorang manusia normal hanya ada kecerdasan intelektuil IQ saja tanpa ada kecerdasan spiritual SQ maka ia akan sama seperti pincang dan bila hanya ada kecerdasan spiritual SQ saja tanpa ada kecerdasan intelektuil IQ maka ia akan sama seperti buta. Jadi ilmu tanpa iman adalah pincang dan iman tanpa ilmu adalah buta, kedua duanya harus seiring bertumbuh berkembang.
            Bila diperhatikan kembali grafik tingkat kecerdasan intelektuil (IQ) yang berbentuk garis lurus yang menuju makin keatas, begitu juga grafik tingkat kecerdasan spirituil (SQ) yang berbentuk garis lurus yang menuju makin keatas, hal ini dapat menjelaskan keterangan diatas bahwa dapat terlihat jelas iman dan ilmu harus hidup bertumbuh berkembang seiring, atau tingkat kecerdasan spiritual (SQ) dan kecerdasan intelektuil (IQ) harus hidup tumbuh berkembang seiring.
            Lain halnya dengan tingkat kecerdasan emosional (EQ) yang bila dikaitkan dengan tingkat kecerdasan spiritual SQ dimana kecerdasan EQ yang menurun sesuai dengan meningkatnya kecerdasan intelektuil IQ, maka kecerdasan spiritual SQ akan meningkat. Jadi antar kecerdasan SQ dan EQ mempunyai hubungan terbalik, bila SQ meningkat maka EQ akan menurun atau sebaliknya. Tetapi pada saat mencapai titik tingkat kecerdasan super/instant pada manusia normal dengan tingkat kecerdasan IQ yang meningkat, EQ-nya bukan lagi menurun tetapi meningkat melonjak tajam pada suatu point yang bila dihubungkan dengan tingkat kecerdasan SQ bisa menjadi meningkat lagi atau bisa menjadi dropdown menurun pada titik 0 (nol). Meningkatnya lagi atau menurun dropdown (kolaps) tingkat kecerdasan spiritual SQ ini pada kecerdasan super seorang manusia normal, ini tergantung pada diri manusianya sendiri. Perhatikanlah grafiknya pada titik tingkat kecerdasan super dengan tingkat kecerdasan IQ nilai diatas range 142.5, EQ meningkat melonjak taham (EQ bernilai antara range 205,2 277,02) sedangkan kecerdasan SQ-nya ada 2 (dua) kemungkinan yaitu bisa meningkat lagi (SQ >= 114) atau bisa menjadi kolaps (drop down) (SQ = 0 seterusnya). Hal ini bisa kita ilustrasikan pada para malaikat, dari semuanya malaikat Allah (7 malaikat) yang berbakti menyembah kepada Tuhan Allah hanya 6 malaikat yang terus tetap setia berbakti menyembah Tuhan Allah yang merasa dirinya tidak dapat sama dengan Allah. Tetapi hanya malaikat Lucifer sebagai malaikat yang paling ahli beribadah menyembah Tuhan Allah telah menyombongkan dirinya menganggap dirinya sama dengan Tuhan Allah, menganggap dirinya paling ahli ibadah yang memiliki tingkat kecerdasan yang paling tertinggi diantara para Malaikat, maka dengan seketika itu juga Tuhan Allah menurunkan derajat malaikat Lucifer sampai ke permukaan bumi terbawah sehingga ia menjadi penggoda umat manusia dimuka bumi ini sehingga kecerdasan spirituilnya (SQ) nya menjadi (nol).
            Waspadalah terhadap alam lingkungan sekitarnya dan terhadap orang orang lain yang dapat mempengaruhi ikutnya kita dalam suatu penyesatan, memang penyesatan selalu ada dalam dunia ini tetapi selalulah waspada terlebih lebih yang merasa dirinya yang paling super yang merasa paling terhebat diantara orang lain, kendalikanlah emosi dalam menyaring atau menerima semua yang masuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi , tetaplah berproduksi menghasilkan sesuatu yang berguna bagi sesama dan orang lain terlebih lebih bagi kemuliaan Tuhan Allah. Anggaplah diri seorang hamba yang tidak berguna bagi seorang tuannya, seorang hamba Tuhan yang tidak fasih dan tidak layak yang hanya dapat mengerjakan dan melaksanakan sesuatu hanya atas perintah tuannya saja.
            Jadilah kita sebagai manusia normal cukup sebagai manusia yang berhikmat (bijaksana) saja tidak ingin menjadi seorang manusia super tetapi menjadi orang bijaksana itu sudah cukup, bila ingin menjadi seorang manusia super waspadalah, ujilah diri sendiri dan ujilah segala sesuatu dengan kecerdasan intelektiuil IQ yang tinggi yang dimiliki, jangan terlalu mementingkan diri sendiri dan jangan terlalu mementingkan social, jangan gampang marah tetapi kendalikan emosi, tingkatkan berperilaku yang lebih baik, tetaplah jadikan Tuhan Alllah selalu bersama dan sebagai sandaran hidup, semua perkara dan pekerjaan lakukanlah dalam Tuhan, tingkatkan kecerdasan spiritual dengan rajin berdoa dan berpuasa, beribadah dan membaca kitab suci sesering mungkin, jangan menyombongkan diri, harus tahu diri dan takut akan Tuhan sebab takut akan Tuhan adalah awal sumber dari segala hikmat dan pengetahuan dan segala berkat. Dan katakanlah sekiranya dan seijin Tuhan aku esok hari akan mengerjakan ini atau pergi kesana dengan menempuh jalan ini, milikilah daya tahan hidup yang kuat..

4.      Tingkat Kecerdasan Perilaku (VQ) manusia normal.
Tingkat kecerdasan perilaku (VQ) adalah tingkat kecerdasan yang paling bawah dibanding kecerdasan IQ, EQ dan SQ dalam menentukan nilai kesanggupan hidup manusia.
Kecerdasan perilaku (VQ) adalah kecerdasan yang dapat berubah atau dirubah dengan seketika dan dapat juga hilang. Sifat atau tabiat perilaku manusia normal yang buruk dapat dirubah dengan waktu yang singkat menjadi berperilaku yang baik atau sebaliknya dengan cepat seseorang  yang bersifat perilaku baik dapat menjadi berperilaku yang jahat (buruk). Berbeda dengan kecerdasan IQ, EQ dan SQ membutuhkan proses waktu yang lama dalam perubahannya. Lawanlah yang jahat (buruk) dengan kebaikan maka perbuatan itu adalah mulia. Jika yang jahat (buruk) dilawan dengan kejahatan maka perbuatan itu sama dengan balas dendam.
            Kecerdasan perilaku (VQ) adalah yang menentukan kebiasaan hidup seseorang manusia normal, apakah disaat tidur, bangun, duduk, bekerja, berdiri maupun saat berjalan. Kebiasaan hidup yang sesuai dengan perilaku baik dapat berubah dengan seketika itu juga, tetapi kecerdasan IQ, EQ dan SQ tidak demikian, perubahan IQ, EQ dan SQ membutuhkan proses yang panjang sebab kecerdasan IQ akan tertanam lama berakar dalam pikiran/ memori otak manusia, kecerdasan EQ akan lama tertanam berakar dalam lubuk hati seorang manusia, dan kecerdasan SQ akan lama tertanam berakar dalam tubuh/diri seorang manusia.
            Meskipun kecerdasan perilaku VQ ini dapat berubah dengan mudah, kecerdasan VQ inilah kecerdasan yang paling dahulu dibentuk dari seluruh unsur pembentuk kecerdasan pada manusia normal sehingga terbentuk suatu nilai kesanggupan hidup seseorang manusia normal dan kecerdasan VQ inilah kecerdasan yang paling sulit dibentuk dalam diri manusia normal meskipun pembentukan kecerdasan dalam diri manusia normal dimulai dari VQ  kecerdasan perilakunya. Maksud pembentukan VQ disini adalah membentuk agar berubah sifat/tabiat/perilaku dari yang jahat/buruk menjadi berperilaku yang baik itulah yang paling sulit karena dalam proses menjadikan seorang manusia normal yang berperilaku baik dibutuhkan juga kecerdasan IQ, EQ dan SQ untuk membentuknya juga. Disamping itu disebabkan juga oleh karena kecerdasan perilaku ini ada 2 bagian yaitu kecerdasan perilaku (VQ) biasa dan kecerdasan perilaku (VQ) yang aneh.
            Bila diukur dalam besarnya nilai kecerdasan perilaku (VQ) ini maka kecerdasan perilaku (VQ) yang aneh nilainya lebih besar dibanding nilai kecerdasan perilaku VQ yang biasa sesuai dengan penentu/penanda tingkat kecerdasan spiritual (SQ) yang digunakan pada tingkat kecerdasan (kesanggupan) hidup manusia normal.
Dari sekian banyak perilaku hidup manusia normal, dapat dipilih perilaku-perilaku yang baik yang cocok dengan kecerdasan emosional seseorang dan membuang segala perilaku yang jahat (buruk).
Janganlah merasa diri sudah berperilaku baik sebab mungkin saja bila esok hari anda tidak sengaja berperilaku jahat akan menyebabkan orang lain yang tidak mengenal anda menduga anda sebagai seorang yang jahat sebab perilaku yang jahat/buruk  itu selalu disimpan (dingat oleh orang lain). Dan janganlah anda merasa diri seorang yang berperilaku buruk/jahat sebab mungkin saja bila esok hari ada keanehan terjadi suatu mujijat hidup anda dapat bertobat dan tidak sengaja berperilaku baik menolong seseorang yang mengakibatkan orang lain yang tidak mengenal anda itu menduga bahwa anda adalah seorang yang baik budi sebab perilaku yang baik yang anda beri itu akan selalu dikenang oleh orang lain.
            Kecenderungan kecerdasan prilaku VQ ini  grafiknya berbentuk trend sesuai dengan masing-masing tingkatan kecerdasan manusia normal. Adapun grafik kecerdasan VQ tersebut adalah sebagai berikut yang berbentuk seperti huruf W.




Tingkat kecerdasan perilaku (VQ) yang sesuai dengan tingkat kecerdasan spiritual (SQ) dan atau kecerdasan intelektuil (IQ) dapat ditingkatkan pada manusia normal yang dari berperilaku buruk/jahat menjadi berperilaku baik, dari berperilaku kurang baik menjadi berperilaku baik dan dari berperilaku yang baik menjadi berperilaku lebih baik. Dari semua perilaku-perilaku dalam diri manusia normal dapat dipilih perilaku-perilaku yang baik yang dimunculkan sesuai dengan tingkat kecerdasan spirituilnya (SQ) dan atau kecerdasan intelektuilnya (IQ). Dan semua perilaku-perilaku yang buruk yang tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman dapat dihilangkan (dilenyapkan) agar dengan mudah seorang manusia normal dengan tingkat kecerdasan perilaku (VQ) yang terpilih tadi mempunyai kesanggupan hidup menghadapi tantangan zaman dan teknologi, mempunyai kesanggupan untuk hidup lebih bagus dimasa yang akan datang yang lebih bersinar lebih cemerlang sesuai dengan berkembangnya tingkat kecerdasan spiritual (SQ) dan atau kecerdasan intelektuil (IQ) sedangkan kecerdasan EQ menyesuaikan terhadap kecerdasan IQ dan SQ.
Dua sifat/tabiat perilaku tadi yaitu perilaku buruk dan prilaku baik yang dalam satu kesatuan membawa bentuk kecerdasan perilaku (VQ) sebenarnya mempunyai hubugan yang terputus tersambung yang artinya jika kita menghilangkan perilaku yang buruk dalam diri seorang manusia normal maka perilaku yang baik akan tinggal tidak ikut lenyap, selanjutnya perilaku yang baik ini juga mempunyai hubungan terputus tersambung dengan kecerdasan SQ, EQ dan IQ yang artinya antara VQ dan SQ, EQ dan IQ merupakan satu kesatuan dalam membentuk kepribadian, nilai kecerdasan dan nilai kesanggupan hidup manusia, bila kecerdasan VQ yang baik tadi dihilangkan maka kecerdasan SQ akan ikut hilang sehingga pembentukan kepribadian, nilai kecerdasan dan nilai kesanggupan hidup seorang manusia normal tidak akan terwujud. Begitu juga hubungan antar VQ dengan kecerdasan spiritual (SQ) adalah sejajar dalam arti kecerdasan VQ cukup berpengaruh terhadap kecerdasan SQ, bila kecerdasan VQ yang baik dihilangkan maka kecerdasan SQ akan ikut lenyap, atau bila kecerdasan SQ dihilangkan maka kecerdasan VQ akan ikut lenyap dalam pembentukan kepribadian, nilai kecerdasan dan nilai kesanggupan hidup manusia normal dengan kepribadian utuh, hal demikian juga berlaku sama antara hubungan EQ dan IQ.
Pada grafik VQ yang ditampilkan pada gambar yang berbentuk seperti hurf W tadi dapat terlihat dengan jelas bahwa dengan adanya angka trend (naik turunnya) tingkat kecerdasan perilaku VQ mengikuti meningkatnya tingkat kecerdasan spiritual SQ dan kecerdasan intelektuil (IQ), sementara pada kecerdasan emosional (EQ) tingkatannya adalah menurun dan pada titik akhirnya akan meningkat melonjak tajam dalam membentuk tingkat kecerdasan manusia normal dari kecerdasan bodoh ke biasa lalu ke pintar terus meningkat lagi ke kecerdasan berhikmat (bijaksana) dan meningkat lagi ke kecerdasan super.


Nilai Kemampuan Hidup Manusia (NHKM) Untuk Dapat Bertahan Hidup

            Dari paparan yang panjang lebar yang telah diberikan tersebut diatas, tingkat kecerdasan manusia normal dan komponen komponen pembentuk kecerdasan tersebut dapat menentukan suatu nilai kemampuan manusia normal untuk dapat bertahan hidup dalam memenuhi segala kebutuhan hidup yang diperlukannya. Ini kita sebut dengan NKHM (Nilai Kesanggupan Hidup Manusia).
Dari seluruh komponen pembentuk kecerdasan manusia yaitu kecerdasan IQ, EQ, SQ dan kecerdasan VQ yang selanjutnya menentukan nilai kemampuan hidup manusia (NKHM) untuk dapat bertahan hidup pada seorang manusia normal dapat dilihat dengan jelas pada table berikut ini.




Dari table tersebut dapat terlihat bahwa NKHM untuk manusia normal dengan kecerdasan bodoh adalah nilainya 39,3370,05 untuk IQ nilai dibawah range 68.4 dengan daya tahan hidupnya lemah. Nilai NKHM pada tingkat kecerdasan bodoh ini dapat dibagi lagi dalam 2 bagian yaitu untuk kecerdasan VQ biasa nilai NKHM-nya adalah  39,3364,74 dan untuk kecerdasan VQ yang aneh nilai NKHM-nya adalah 41,2370,05.
NKHM untuk manusia normal dengan kecerdasan biasa (normal) adalah nilainya 74,4890,27 untuk IQ nilai antara range 74.1 85.5 dengan daya tahan hidupnya lemah, Nilai NKHM pada tingkat kecerdasan biasa/normal ini dapat dibagi lagi dalam 2 bagian yaitu untuk kecerdasan VQ biasa nilai NKHM-nya adalah  74,4885,65 dan untuk kecerdasan VQ yang aneh nilai NKHM-nya adalah 77,9490,27. Nilai NKHM 54,4265,59 pada tingkat kecerdasan biasa/normal untuk IQ nilai antara range 85.5 96.9 dengan daya tahan hidupnya lemah ini dapat dibagi lagi dalam 2 bagian yaitu untuk kecerdasan VQ biasa nilai NKHM-nya adalah  54,4260,10 dan untuk kecerdasan VQ yang aneh nilai NKHM-nya adalah 58,8865,59, dan nilai NHKM 74,5591,05 pada tingkat kecerdasan biasa/normal untuk IQ nilai antara range 96.9 108.3 dengan daya tahan hidupnya kuat ini dapat dibagi lagi dalam 2 bagian yaitu untuk kecerdasan VQ biasa nilai NKHM-nya adalah  74,5586,53 dan untuk kecerdasan VQ yang aneh nilai NKHM-nya adalah 77,8991,05.
NKHM untuk manusia normal dengan kecerdasan pintar adalah nilainya 75,80109,72. Untuk IQ nilai antara range 108.3 - 119.7 dengan daya tahan hidupnya kuat, nilai NKHM pada tingkat kecerdasan pintar ini dapat dibagi lagi dalam 2 bagian yaitu untuk kecerdasan VQ biasa nilai NKHM-nya adalah  84,70105,21 dan untuk kecerdasan VQ yang aneh nilai NKHM-nya adalah 87,59109,72, dan untuk IQ nilai antara range 119.7 – 131.1 dengan daya tahan hidup lemah ini dapat dibagi lagi dalam 2 bagian yaitu untuk kecerdasan VQ biasa nilai NKHM-nya adalah  75,8091,67 dan untuk kecerdasan VQ yang aneh nilai NKHM-nya adalah 79,1196,56.
NKHM manusia normal dengan kecerdasan berhikmat (bijaksana) adalah nilainya 85,89 -111,13 untuk IQ nilai range 131.1 – 142.5 dengan daya tahan hidupnya kuat.
Dan untuk manusia normal kecerdasan super dengan nilai IQ diatas range 148.2 nilai NKHM-nya ada 2 kemungkinan yang tergantung dari nilai range kecerdasan SQ-nya yaitu bila nilai kecerdasan SQ-nya bagus diatas range 109,44 maka NKHM-nya bagus bernilai 104,98 – 114,83  dan daya tahan untuk hidupnya adalah kuat,  NHKM dengan kecerdasan SQ yang bagus pada tingkat kecerdasan super/instant ini dapat dibagi lagi dalam 2 bagian yaitu untuk kecerdasan VQ biasa nilai NKHM-nya adalah  104,98 – 110,52 dan untuk kecerdasan VQ yang aneh nilai NKHM-nya adalah 108,86 – 114,83. bila nilai kecerdasan SQ-nya buruk  (SQ=0) maka NKHM-nya buruk bernilai 35.8543,03  dan daya tahan untuk hidupnya adalah lemah,  NHKM dengan kecerdasan SQ yang buruk pada tingkat kecerdasan super/instant ini dapat dibagi lagi dalam 2 bagian yaitu untuk kecerdasan VQ biasa nilai NKHM-nya adalah  35,85 – 36.48 dan untuk kecerdasan VQ yang aneh nilai NKHM-nya adalah 42,1743,03.
Dari tabel unsur/komponen pembentuk kecerdasan pada manusia normal dan nilai kemampuan hidup manusia (NKHM) untuk hidup dapat menjadi alat untuk mengukur keadaaan NKHM seseorang manusia yang normal pada suatu point  nilai kecerdasan IQ, EQ, SQ dan VQ yang belum diketahui.
Contohnya bila seseorang mempunyai IQ nilai 114, maka dari tabel tersebut dapat diperoleh NKHM-nya sama dengan 86.82113.23. Tetapi ada kemungkinan angka-angka yang diperoleh untuk menentukan NKHM sesorang tidak tepat persis sama dengan angka yang tertera pada table baik untuk angka IQ, EQ, SQ maupun VQ, misalnya seseorang yang mempunyai IQ nilai 95 maka nilai NKHM nya harus dihitung kembali, atau bila seseorang nilai EQ nya = 100 maka nilai NKHM nya harus dihitung kembali sesuai dengan tingkat kecerdasan intelektuil IQ-nya, apakah dengan nilai EQ 100 tadi ia mempunyai nilai IQ 90 atau nilai IQ 100 atau nilai IQ 110 atau nilai IQ 120. Untuk mengatasi hal ini harus dihitung juga nilai kecerdasan spiritual SQ-nya, maka untuk itu perlu diadakan semacam test pengujian untuk menentukan tingkat kecerdasan seseorang manusia normal yaitu berupa test kecerdasan IQ, EQ, SQ dan test kecerdasan VQ.
Dari test pengujian tingkat kecerdasan dimasing masing unsur pembentuk nilai kecerdasan dapat diperoleh masing masing nilainya. Selanjutnya dari suatu nilai masing masing tingkat kecerdasan IQ, EQ, SQ dan VQ dapat dihitung nilai NKHM-nya yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
(1 / NKHM) = (1 / (VQ + SQ )) + (1 / (EQ + IQ)) atau
NKHM = [{(VQ + SQ) * (EQ + IQ)} / {(VQ + SQ) + (EQ + IQ)}]

Dalam dabukunya Taufik Bahaudin, berjudul Brainware  Leadership Mastery menuliskan tentang perbedaan antara Pimpinan dan Pemimpin, demikian tertulis: "atasan" sudah pasti seorang pimpinan, namun tidak dengan sendirinya menjadi seorang Pemimpin. Posisi sebagai pimpinan diperoleh seseorang karena diberikan kewenangan (authority) oleh seorang atau pihak yang lebih tinggi hirarkinya, sedangkan seorang Pemimpin memperoleh akseptasi atas kepemimpinannya karena usaha dan kerja kerasnya. Singkatnya secara sederhana saya mengatakan bahwa seorang pimpinan diangkat oleh yang berkuasa, sedangkan seorang Pemimpin "diangkat" oleh Yang Maha Kuasa".
Sudah sepantasnya seseorang yang memiliki nilai tinggi akan 4 kecerdasan manusianya menjadi seorang Pemimpin, apalagi menjadi seorang Pimpinan. Nah bagaimana bila seseorang yang telah "diangkat" Allah menjadi Pemimpin, tetapi orang itu tidak diberi wewenang oleh yang berkuasa katakanlah di suatu kumpulan/lembaga/negara untuk menjadi Pimpinan ?, apa dan siapakah yang salah dalam hal ini, yang salah ya si bukankahpenguasa wewenang si antek antek setan si pembawa petaka. Dalam hal ini orang tersebut dapat dikatakan "Yang Terkucil" seperti Yefta Pahlawan Tuhan, link 
Siapapun yang ingin mau menjadi seorang Pimpinan atau Pemimpin, harus gigih berusaha meningkatkan nilai kecerdasan manusianya, berikut ini penulis pada tulisan ini memberikan contoh test pengujian tingkat kecerdasan IQ, EQ, SQ dan VQ yang dapat anda pakai untuk menghitung tingkat nilai NKHM anda.
Test pengujiannya adalah sebagai berikut: (lihat postingan penulis berikutnya). Selamat mencoba.


1 komentar:

  1. Pmd Sesawi-Ak: Kecerdasan Manusia, Nilai Kesanggupan Hidup Manusia (Nkhm) >>>>> Download Now

    >>>>> Download Full

    Pmd Sesawi-Ak: Kecerdasan Manusia, Nilai Kesanggupan Hidup Manusia (Nkhm) >>>>> Download LINK

    >>>>> Download Now

    Pmd Sesawi-Ak: Kecerdasan Manusia, Nilai Kesanggupan Hidup Manusia (Nkhm) >>>>> Download Full

    >>>>> Download LINK uc

    BalasHapus